Etnografi Komunikasi: Apa dan Bagaimana Sih Situasi, Peristiwa, dan Tindak Komunikatif Itu?

Hai Sobat Mijil!!!

Tentunya Kalian sudah familiar dengan kata ‘komunikasi’ bukan? Dan tentunya dalam berkomunikasi kita harus menggunakan bahasa yang komunikatif agar informasi yang kita sampaikan dapat diterima baik.

Dalam konteks analisis etnografi komunikasi terdapat ragam praktik komunikatif, meliputi situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindak komunikatif.
Kemudian, apa dan bagaimana sih situasi, peristiwa, dan tindak komunikatif itu?

Referensi:
Zakiah, K. (2008). Penelitian etnografi komunikasi : tipe dan metode. Jurnal Komunikasi. 9(1), hal. 181-188

3 Likes

Istilah etnografi berasal dari kata ethno(bangsa) dan graphy (menguraikan/menggambarkan), jadi etnografi yang dimaksud adalah usaha untuk menguraikan atau menggambarkan kebudayaan atau aspek-aspek kebudayaan (Meleong,1990: 13). Spradley (1997: 12) berpendapat bahwa Etnografi merupakan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi, dan berbagai macam deskripsi kebudayaan.

Dalam rangka untuk menggambarkan dan menganalisis komunikasi Dell Hymes sebagai pencetus teori Etnografi komunikasi, membagi ke dalam tiga unit analisis, meliputi situasi (situation), peristiwa (event), dan tindak (act).
1.) Situasi komunikatif (communicative situation) merupakan konteks di mana komunikasi terjadi seperti upacara,perkelahian, perburuan, pembelajaran di dalam ruang kelas, konferensi, pesta dan lain sebagainya.
2.) Peristiwa komunikatif (comminicative event) merupakan unit dasar untuk sebuah tujuan deskriftif komunikasi yang sama meliputi topik yang sama, peserta yang sama,ragam yang sama.
3.) Tindak komunikatif (communicative act) umumnya berbatasan dengan fungsi tunggal interaksional, seperti penyataan referensial,permintaan atau perintah, yang mungkin berupa tindak verbal dan tidak nonverbal (Muriel, 2003: 23-24).

REFERENSI:
Maryanti, D., & Salam, N. E. (2017). Etnografi Komunikasi dalam Tradisi Thugun Mandi di Desa Pelangko Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau (Doctoral dissertation, Riau University).
Rifa’i, M. (2017). Etnografi Komunikasi Ritual Tingkeban Neloni dan Mitoni Studi Etnografi Komunikasi Bagi Etnis Jawa di Desa Sumbersuko Kecamatan Gempol kabupaten Pasuruan. ETTISAL: Journal of Communication, 2(1), 27-40.

1 Like

Ibrahim (1992:267) menyatakan situasi komunikatif sebagai situasi yang dihubungkan atau ditandai dengan ketiadaan bahasa. Misalnya, upacara dan perkelahian.
Chaer (2004:47) menerangkan peristiwa komunikatif sebagai proses berlangsungnya interaksi linguistik berbentuk tuturan atau ujaran yang melibatkan penutur dan mitra tutur dalam satu pokok atau topik di waktu, tempat, dan situasi tertentu.
Tindak komunikatif merupakan kontribusi aneka jenis tingkah laku yang memiliki makna dalam sebuah percakapan. Austin (1962) berpendapat fungsi tindak komunikatif untuk menyelesaikan atau menentukan tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Contohnya, seperti ilustrasi di bawah ini

Guru : “Siapa yang menjadi seksi kebersihan di kelas kalian?”
Caca : “Adit, Pak.”

Dari percakapan singkat tersebut, terdapat beberapa data mengenai :

  1. Situasi komunikatif
    Situasi interaksi antara guru dan Caca terjadi di ruang kelas. Kondisi kelas ramai, berantakan, dan agak kotor. Beberapa murid belum menyiapkan diri untuk menerima penbelajaran, padahal waktu istirahat sudah berakhir.
  2. Peristiwa komunikatif
    Peristiwa di atas termasuk pembelajaran di ruang kelas. Partisipan yang terlibat adalah guru dan murid. Topik yang dibicarakan tentang nama murid yang bertanggung jawab untuk mengawasi kebersihan dan keindahan kelas.
  3. Tindak komunikatif
    Tindakan yang dilakukan penutur termasuk interaksi verbal dan memiliki fungsi interaksional untuk memberi tahu informasi sebagai tanggapan atau timbal balik atas pertanyaan yang dilontarkan mitra tutur.

Referensi :

Alamianti, D. 2017. Situasi Komunikatif dari Tradisi Makan Singkong pada Penganut Kepercayaan Ngaji Diri. Jurnal Dialektika. 4(1), 1-9

Dormauli, P. P., Rahayu, N., & Nimashita, H. 2017. Implikatur Percakapan sebagai Tindak Komunikatif pada Novel Hidamari No Kanojo. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 4(1), 1-12

Meirisa, Y. R dan Murtadho, F. 2017. Tindak Tutur Ilokusi dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia (Kajian Etnografi Komunikasi di SMA Ehipassiko School BSD). BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. 16(2), 1-14

Etnografi berasal dari terma Yunani Ethnos, bermakna orang, ras atau kelompok budaya (A.D Smith, 1989:13-18). Kata etno digabung dengan grafis membentuk terma etnografis,maknanya mengacu pada sub-disiplin yang dikenal sebagai antropologi deskriptif – dalam pengertian yang paling luas, ilmu pengetahuan yang memfokuskan diri pada upaya untuk menggambarkan cara-cara hidup umat manusia. Dalam masyarakat tutur terdapat perilaku yang komunikatif, sehingga perlu dikaitkan dengan interaksi-interaksi yang dinyatakan oleh Hymes dalam tiga jenjang yakni:

  1. Situasi tutur
    Situasi ini juga diartikan sebagai konteks terjadinya komunikasi. Konteks situasi tutur misalnya adalah upacara, perburuan, makan-makan, lelang,kelas di sekolah.
  2. Peristiwa tutur
    Peristiwa tutur ini senantiasa bersifat komunikatif dan diatur oleh kaidah untuk penggunaan tutur. Peristiwa tutur terjadi dalam situasi tutur dan terdiri dari satu tindak tutur atau lebih (Sumarsono, 2002:320). sepertti pesta perkawinan, atau pesta, dan acara ulang tahun sekolah.
  3. Tindak tutur
    Tindak tutur adalah kalimat atau pernyataan yang dinyatakan untuk mewadahi maksud dan tujuan tuturan. Hymes (1972:56) menyatakan bahwa tindak tutur merupakan perangkat terkecil dalam jenjang, yang merupakan derajat paling sederhana dan sekaligus paling sulit.

Sumber Referensi :

Iswatiningsih, D. (2016). Etnografi komunikasi: sebuah pendekatan dalam mengkaji perilaku masyarakat tutur perempuan jawa. PROSIDING PRASASTI, 38-45.

Kuswarno (2008:41) menjelaskan secara singkat mengenai tiga hal tersebut, yaitu:

  1. Situasi komunikatif adalah konteks terjadinya komunikasi
  2. Peristiwa komunikatif adalah keseluruhan perangkat komponen yang utuh yang meliputi tujuan umum komunikasi, topic umum yang sama, partisipan yang secara umum menggunakan varietas bahasa yang sama, dengan kaidah-kaidah yang sama dalam berinteraksi dan dalam setting yang sama.
  3. Tindak komunikatif, yaitu fungsi interaksi tungga seperti pernyataan, permohonan, perintah ataupun perilaku non verbal.

Referensi :
Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi : Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung : Widya Padjajaran.

Hymes (dalam Kuswarno, 2011:41) yang dikutip dalam Yanti, & Nurhayati (2018: 43) dalam menjelaskan dan menganalisis kegiatan komunikasi dalam etnografi komunikasi, dibutuhkan pemahaman tentang bagian-bagian terpisah kegiatan komunikasi, bagian-bagian tersebut adalah situasi komunikasi, peristiwa komunikasi, dan tindak komunikasi.

Menurut Yanti, & Nurhayati (2018: 43) “Situasi komunikatif merupakan konteks terjadinya komunikasi.” Pendapat lain menurut Ibrahim (dalam Alaminati 2017: 4) “Situasi komunikatif adalah situasi tutur sebagai situasi yang dihubungkan dengan atau ditandai dengan ketiadaan bahasa. Misalnya, upacara, perkelahian, perburuan.” Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa situasi komunikatif merupakan suasana dimana suatu peristiwa yang terjadi karena ketiadaan bahasa. Contoh dari situasi komunikatif, antara lain suasana di sekolah, suasana di rumah, suasana saat bedoa, dan lain sebagainya.

Selain situasi komunikatif, terdapat peristiwa komuikatif. Peristiwa komunikatif menurut Yanti, & Nurhayati (2018: 43) adalah semua bagian yang dimulai dengan tujuan umum komunikasi, topik umum yang sama, menggunakan bahasa yang sama, mempertahankan ritme yang sama, dan menggunakan aturan-aturan yang sama untuk interaksi dalam konteks yang sama. Pendapat tersebut diperjelas oleh pernyataan Yanti, & Nurhayati (2018: 44) “Peristiwa komunikatif merupakan peristiwa yang menggambarkan proses ritual Tumpek Wariga mulai dari tahap awal hingga akhir.” Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peristiwa komunikatif adalah suatu kejadian yang terjadi karena adanya kesengajaan untuk mencapai tujuan tertentu dengan aturan-aturan yang telah berlaku sejak lama sesuai dengan daerah dengan ciri khas masing-masing. Contoh dari peristiwa komunikatif, yaitu upacara Ngaben, upacara Tedak Sinten, ritual Tumpek Wariga, dan lain-lain.

Bagian terakhir dari kegiatan komunikasi adalah tindak komunikasi. Tindak komunikatif menurut Yanti, & Nurhayati (2018: 43) “Tindak komunikatif yaitu fungsi interaksi tunggal, seperti pernyataan, permohonan, perintah, ataupun perilaku nonverbal. Sehingga dalam tindak komunikatif termasuk di dalamnya bentuk komunikasi verbal dan nonverbal.” Pendapat tersebut dikuatkan dengan pendapat Yanti, & Nurhayati (2018: 45) yang menyatakan bahwa dalam ritual Tumpek Wariga mencakup komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal dapat berwujud doa dan nyanyian. Bentuk komunikasi nonverbal dilaksanakan dengan memukul batak pohon 3 kali yang bermakna memberikan ruang atau area untuk memasukkan bubur (kesuburan) ke dalam tubuh tumbuhan melalui batang dan untuk membangunkan tumbuhan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tindak komunikatif merupakan tindakan berupa tindakan verbal dan nonverbal yang memiliki fungsi khusus. Contoh dari tindak komunikasi adalah setiaptindakan atau kegiatan yang terdapat dalam suatu upacara adat dan ritual yang memiliki makna tersendiri.

Referensi:

Alamianti, D. (2017). Situasi Komunikatif dari Tradisi Makan Singkong pada Penganut Kepercayaan Ngaji Diri. DIALEKTIKA, 4(1).

Yanti, P. F. S., & Nurhayati, I. K. (2018). Aktivitas Komunikasi pada Ritual Keagamaan (Studi Etnografi Komunikasi dalam Ritual Tumpek Wariga Di Bali). DIALEKTIKA, 5(2).

Etnografi komunikasi awalnya disebut sebagai entnografi pertuturan atau etnografi wicara. Sumarsono (dalam Iswatiningsih: 2016) menyatakan bahwa fokus dalam etnografi komunikasi, yakni pada bahasa masyarakat maupun kelompok masyarakat. Ragam praktik komunikatif meliputi beberapa hal, sebagai berikut:

1. Situasi Komunikatif
Situasi komunikatif dapat diartikan suatu konteks dalam proses terjadinya komunikasi. Lalu situasi komunikasi tidak selalu komunikatif. Hal tersebut terjadi karena situasi tersebut mungkin terdiri dari peristiwa yang komunikatif dan peristiwa lainnya.
2. Peristiwa Komunikatif
Peristiwa komunikasi senantiasa memiliki sifat komunikatif dan juga diatur oleh kaidah dalam penggunaan tutur. Lalu Sumarsono (dalam Iswatiningsih: 2016) menyatakan bahwa peristiwa komunikasi terjadi dalam situasi tutur yang terdiri dari satu ataupun lebih tindak tuturnya. Maksudnya disini yaitu jika terdapat suatu acara maka peristiwa komunikatif terjadi akibat adanya percakapan, topik, lelucon, dan sebagainya.
3. Tindak Komunikatif
Tindak komunikasi adalah pernyataan atau kalimat yang dinyatakan sebagai wadah maksud dan tujuan tuturan. Lalu didukung Hymes (dalam Iswatiningsih: 2016) yang menyatakan bahwa tindak komunikatif merupakan kalimat ataupun pernyataan yang menyatakan bahwa tindak tutur sebagai perangkat yang terkecil dalam jenjang, yang menjadi derajat paling sederhana serta paling sulit.

Referensi:
Iswatiningsih, D. (2016). Etnografi Komunikasi: Sebuah Pendekatan dalam Mengkaji Perilaku Masyarakat Tutur Perempuan Jawa. Prosiding Prasasti , 38-45.

Situasi dalam tindak komunikatif itu merupakan konteks terjadinya komunikasi, situasinya bisa sama meski lokasi berubah atau bisa berubah dalam lokasi yang sama apabila aktivitas yang berbeda berlangsung di tempat tersebut dan pada saat yang berbeda. Situasi yang sama bisa mempertahankan pemeliharaan umum yang konsisten pada aktivitas dan ekologi yang sama dalam komunikasi yang terjadi meski tidak ada perbedaan jenis interaksi (Ibrahim,1994:36).

Peristiwa dalam tindak komunikatif itu adalah unit dasar tujuan deskriptif. suatu peristiwa tertentu yang didefinisikan sebagai seluruh perangkat komponen yang utuh.

Kemudian tindak komunikatif itu merupakan bagian dari peristiwa komunikatif. Tindak komunikatif pada umumnya bersifat koterminus dengan interaksi tunggal seperti pernyataan referensial, permintaan atau perintah, dan juga bersifat verbal maupun nonverbal.

Referensi:
Zakiah, K. (2008). Penelitian etnografi komunikasi : tipe dan metode. Jurnal Komunikasi. 9(1), hal. 181-188

Etnografi komunikasi menurut Kuswarno (2008:11) adalah pengkajian peranan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu masyarakat yaitu cara-cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya. Ragam praktik komunikatif:

1. Situasi komunikatif
Situasi komunikatif (Communicative situation) adalah konteks atau kondisi terjadinya komunikasi (Ibrahim, 1994:36). Jadi situasi komunikatif adalah konteks di mana komunikasi terlaksana, seperti upacara, di kelas, konferensi, pesta, dan sebagainya.

2. Peristiwa komunikatif
Peristiwa komunikatif adalah unit dasar untuk mendeskripsikan. Menurut Ibrahim peristiwa komunikatif atau semua komponen yang dimulai tujuan umum komunikasi, topik umum, dan peserta yang umumnya menggunakan ragam bahasa yang sama, juga mempertahankan nada yang sama, dan aturan interaksi dalam setting/latar yang sama juga. Dengan komponen komunikasi, peristiwa komunikasi dapat dipahami. Peristiwa komunikatif terdapat dari beberapa komponen yaitu: Tipe komunikatif, topik, fungsi, atau tujuan, setting, partisipan termasuk usia, bentuk pesan seperti bahasa yang digunakan, isi pesan, dan urutan tindakan, serta kaedah interaksi dan norma.

3. Tindak komunikatif
Adapun yang dimaksud dengan tindak komunikasi menurut ilmu komunikasi adalah tindakan atau kegiatan seseorang, kelompok atau kegiatan seseorang, kelompok atau khalayak ketika terlibat dalam proses komunikasi (Kuswanto, 2008:35). Menurut Hymes, tindak komunikatif merupakan bagian dari peristiwa komunikatif. Tindak komunikatif umumnya bersifat memiliki makna yang sama (konterminus), dengan fungsi interaksi tunggal, seperti pernyataan, perintah, pertanyaan, permintaan, atau tindakan nonverbal (Kuswarno, 2011:41)

Referensi:
Rifa’i, M. (2017). Etnografi Komunikasi Ritual Tingkeban Neloni dan Mitoni Studi Etnografi Komunikasi Bagi Etnis Jawa di Desa Sumbersuko () Kecamatan Gempol kabupaten Pasuruan. ETTISAL: Journal of Communication, 2(1), 27-40.

Iswatiningsih, D. (2016). Etnografi komunikasi: sebuah pendekatan dalam mengkaji perilaku masyarakat tutur perempuan jawa. PROSIDING PRASASTI, 38-45.

Estiyardi, Y. P., & Andriyanto, O. D. Komunikasi Ritual Tradisi Tingkeban di Desa Kradinan Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun (Kajian Etnografi Komunikasi).

Istilah etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan graphy (menguraikan/menggambarkan), sehingga dapat diketahui bahwa etnografi adalah usaha untuk menguraikan atau menggambarkan kebudayaan atau aspek-aspek kebudayaan (Meleong,1990:13). Etnografi merupakan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi, dan berbagai macam deskripsi kebudayaan (Spradley, 1997:12). Berikut ini terdapat 3 ragam praktik komunikatif dalam konteks etnografi komunikasi, yaitu :

1.Situasi Komunikatif : Situasi komunikasi merupakan suatu kondisi terjadinya komunikasi. Situasi biasa tetap sama walaupun lokasinya berbeda, atau bisa berubah dalam lokasi yang sama apabila kegiatan-kegiatan yang berbeda berlangsung di tempat tersebut pada saat yang berbeda pula.

2.Peristiwa Komunikatif : Peristiwa komunikasi adalah bagian dasar untuk tujuan penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci, dengan kata lain analisis peristiwa komunikasi merupakan penentuan perilaku komunikasi secara mendasar. (Ibrahim, 1994:36 dalam Helmi akbar, 2010:41).

3.Tindak Komunikatif : Tindak komunikasi adalah fungsi interaksi tunggal seperti pernyataan, perintah, permohonan, dan perilaku verbal dan non verbal. Dalam kondisi komunikasi, perilaku manusia yang tidak melakukan kegiatan apa pun termasuk ke dalam tindak komunikasi konvensional. (Ibrahim, 1994:38 dalam Helmi akbar, 2010:43)

Referensi :

Maryanti, D., & Salam, N. E. (2017). Etnografi Komunikasi dalam Tradisi Thugun Mandi di Desa Pelangko Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau (Doctoral dissertation, Riau University).

Putri, S. A., & Salam, N. E. Etnografi Komunikasi Tradisi Tolak Bala Menyiee Suku Melayu Petalangan Desa Pangkalan Bunut Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau (Doctoral dissertation, Riau University).

Menurut Kuswanto (2008:18) Etnografi komunikasi memandang perilaku yang lahir dari integrasi tiga keterampilan yang dimiliki setiap individu sebagai makhluk sosial, ketiga keterampilan linguistic, keterampilan interaksi, dan keterampilan budaya.

  1. Situasi Komunikatif
    Menurut Ibrahim (1994:36) Situasi komunikatif yaitu konteks atau kondisi terjadinya komunikasi. Kemudian situasi komunikasi tidak selalu komunikatif. Hal tersebut terjadi karena situasi tersebut mungkin terdiri dari peristiwa yang komunikatif dan peristiwa lainnya.
  2. Peristiwa komunikatif
    menurut Yanti, & Nurhayati (2018: 43) peristiwa komunikatif adalah semua bagian yang dimulai dengan tujuan umum komunikasi, topik umum yang sama, menggunakan bahasa yang sama, mempertahankan ritme yang sama, dan menggunakan aturan-aturan yang sama untuk interaksi dalam konteks yang sama.
  3. Tindak komunikatif
    Tindak komunikatif umumnya berbatasan dengan fungsi tunggal interaksional, seperti penyataan referensial,permintaan atau perintah, yang mungkin berupa tindak verbal dan tidak nonverbal (Muriel, 2003: 23-24).
    Referensi
    Rifa’i, M. (2017). Etnografi Komunikasi Ritual Tingkeban Neloni dan Mitoni Studi Etnografi Komunikasi Bagi Etnis Jawa di Desa Sumbersuko Kecamatan Gempol kabupaten Pasuruan. ETTISAL: Journal of Communication, 2(1), 27-40.
    Alamianti, D. (2017). Situasi Komunikatif dari Tradisi Makan Singkong pada Penganut Kepercayaan Ngaji Diri. DIALEKTIKA, 4(1).
1 Like

Menurut Sumarsono (2011), etnografi adalah kajian mengenai kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya adat-istiadat atau bahasa. Sedangkan yang dimaksud dengan etnografi komunikasi adalah bidang etnolinguistik atau sosiolinguistik yang mempelajari bahasa yang berhubungan dengan semua variabel di luar bahasa (Kridalaksana, 2008). Lalu, dalam etnografi komunikasi terdapat ragam praktik komunikatif yang meliputi:
1. Situasi komunikatif
Menurut Ibrahim (1994, dalam Estiyardi & Andriyanto, 2021), situasi komunikatif adalah konteks dalam terjadinya komunikasi, seperti dalam upacara, pesta, dan kegiatan-kegiatan lain.

2. Peristiwa komunikatif
Peristiwa komunikatif merupakan bagian dasar untuk mendeskripsikan. Menurut Ibrahim (1994), peristiwa komunikatif dimulai dengan tujuan umum komunikasi, topik umum, dan umumnya menggunakan ragam bahasa yang sama, selain itu juga memperhatikan nada dan aturan interaksi dalam latar yang sama juga. Peristiwa komunikasi ini dapat dipahami dengan adanya komponen komunikasi. Lalu, yang termasuk dalam komponen komunikasi di antaranya, tipe peristiwa komunikatif, topik peristiwa komunikatif, tujuan dan fungsi, setting, partisipan, bentuk pesan, isi pesan, urutan tindakan, kaidah interaksi, dan norma (Kuswarno, 2011:41-43, dalam Estiyardi & Andriyanto, 2021).

3. Tindak komunikatif
Menurut Hymes (dalam Estiyardi & Andriyanto, 2021), tindak komunikatif adalah bagian dari peristiwa komunikatif. Sedangkan menurut Kuswarno (2011, dalam Estiyardi & Andriyanto, 2021) tindak komunikatif bersifat memiliki makna yang sama dengan interaksi tunggal, seperti pernyataan, pertanyaan, permintaan, perintah, atau tindakan nonverbal.

Referensi:
Estiyardi, Y. P., & Andriyanto, O. D. (2021). Komunikasi Ritual Tradisi Tingkeban di Desa Kradinan Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun (Kajian Etnografi Komunikasi). Jurnal Baradha: Jurnal Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, 20 (04).

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik (Edisi Keempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumarsono. (2011). Sosiolinguistik cetakan ke-VII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Etnografi komunikasi menurut Littlejohn (2010: 194) adalah aplikasi metode etnografi dalam sebuah kelompok terhadap pola-pola komunikasi. Lalu apa yang dimaksud dengan situasi, peristiwa, dan tindak komunikatif?

Situasi komunikatif merupakan lokasi dimana komunikasi itu dilakukan, contohnya di Desa Sribit, di Desa Puro, dan lain sebagainya. Selanjutnya, peristiwa komunikatif yang berarti beberapa komponen yang digunakan dalam komunikasi, antara lain tipe komunikatif, topik, setting, fungsi/tujuan, dan partisipan misalnya usia, urutan tindakan, maksud pesan, dan lain-lain. Kemudian ada tindak komunikatif, yaitu sebuah aspek yang perlu diperhatikan agar komunikasi berjalan lancar, misalnya menaati norma pelaksanaan tradisi mitoni, menjalankan perintah, dan lain-lain.

Sumber referensi:

Istiyanto, S. B., & Novianti, W. (2018). Etnografi Komunikasi Komunitas yang Kehilangan Identitas Sosial dan Budaya di Kabupaten Cilacap. Jurnal Kajian Komunikasi, 6(1), 64-77.

Rifa’i, M. (2017). Etnografi Komunikasi Ritual Tingkeban Neloni dan Mitoni Studi Etnografi Komunikasi Bagi Etnis Jawa di Desa Sumbersuko Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. Ettisal: Journal of Communication, 2(1), 27-40.

Dalam rangka untuk menggambarkan dan menganalisis komunikasi, Hymes membagi ke dalam tiga unit analisis, yaitu meliputi situasi (situation), peristiwa (event), dan tindak (act).

  • Situasi komunikatif (communicative situation) merupakan konteks di komunikasi terjadi seperti upacara, perkelahian, perburuan, pembelajaran di dalam ruang kelas, konferensi, pesta, dan lain sebagainya.
  • Peristiwa komunikatif (communicative event) merupakan unit dasar untuk sebuah tujuan deskriptif komunikasi yang sama meliputi topik yang sama, peserta yang sama, ragam yang sama.
  • Tindak komunikatif (communicative act) umumnya berbatasan dengan fungsi tunggal interaksional, seperti penyataan referensial, permintaan atau perintah, yang mungkin berupa tindak verbal dan tidak non verbal (Muriel, 2003:23-24).

Referensi :
Maryanti, D., & Salam, N. E. (2017). Etnografi Komunikasi dalam Tradisi Thugun Mandi di Desa Pelangko Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau (Doctoral dissertation, Riau University).

Koentjaraningrat (2008) menyatakan definisi etnografi komunikasi secara sederhananya yaitu pengkajian peranan bahasa dalam perilaku komunikasi suatu masyarakat, dengan cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayannya.

Hymes mengemukakan dalam konteks analisis etnografi komunikasi terdapat ragam praktik komunikatif yaitu :

  1. Situasi komunikatif yaitu konteks terjadinya komunikasi
  2. Peristiwa komunikatif atau keseluruhan perangkat komponen yang utuh yang meliputi tujuan umum komunikasi, topic umum yang sama, partisipan yang secara umum menggunakan varietas bahasa yang sama, dengan kaidah-kaidah yang saya dalamberinteraksi dan dalam setting yang sama.
  3. Tindak komunikatif, yaitu fungsi interaksi tungga seperti pernyataan, permohonan, perintah ataupun perilaku non verbal.

Sumber referensi :

Adi,Tri Nugroho. 2013. “APA ITU ETNOGRAFI KOMUNIKASI” , https://sinaukomunikasi.wordpress.com/2013/10/31/apa-itu-etnografi-komunikasi/ , diakses pada 11 Desember 2021 pukul 19.06

Etnografi komunikasi merupakan ilmu yang mengkaji pernanan bahasa dalam situasi komunikatif yang terjadi di masyarakat (A’rof & Ahwan, 2018: 4).

Selanjutnya dalam etnografi komunikasi terdapat beberapa ragam praktik komunikatif, diantaranya:
1. Situasi komunikatif
Penggambaran mengenai situasi/kondisi dalam proses komunikasi (Ibrahim, 1994: 36). Seperti halnya di desa, di sekolah, di kantor, dan lain sebagainya.
2. Peristiwa komunikatif
Dalam peristiwa ini terdapat sifat komunikatif yang di dlamnya terdapat aturan dari penggunaan tutur (Sumarsono, 2002: 320). Dalam situasi tutur terdpat satu atau beberapa peristiwa tutur yang terjadi. Seperti halnya dalam suatu acara pesta ulang tahun, dalam acara tersebut pastinya terjadi percakapan dari penutur ke lawan tutur, apa yang dibahas dalam acara tersebut, dan lain sebagainya.
3. Tindak komunikatif
Pernyataan yang di dalamnya terdapat maksud dan tujuan tuturan. Hal ini sesuai pendapat Hymes (1972: 56) yang menyatakan tindak komunikatif merupakan hal paling sederhana serta paling sulit dalam jenjang perangkat terkecil.

Referensi
A’rof, N.I., & Ahwan, Z. (2018). Studi Etnografi Komunikasi Pergeseran Nama Bercirikan Identitas Jawa Tengger pada Era Generasi 2000-An Suku Tengger Di Kabupaten Pasuruan (Tinjauan Kritis Teori Determinisme Perkembangan Teknologi). Jurnal Heritage, 6(2), 1-9.

Hymes, Dell. (1972). Models in Interaction of Language an Social Life dalam Gumperz dan Hymes (eds.).

Ibrahim, Abd. Syukur. (1994). Etnografi Komunikasi. Surabaya: Usaha Nasional.

Sumarsono & Paina Partana. (2002). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Istilah etnografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ethnos” yang berarti orang, ras, atau kelompok budaya. Sedangkan etnografi mengandung makna yang mengacu pada sub disiplin antropologi deskriptif, dalam pengertian yang paling luas yaitu ilmu pengetahuan yang memfokuskan diri pada upaya untuk menggambarkan cara-cara hidup umat manusia. Etnografi mengacu pada deskripsi ilmiah sosial tentang manusia dan landasan budaya kemanusiaan.

Menurut Denzin, pengertian etnografi sangatlah beragam, sekelompok ahli berpendapat bahwa etnografi merupakan sebuah paradigma filsafat yang menuntun peneliti pada komitmen total. Sedangkan sekelompok ahli yang lain menyebutkan bahwa etnografi sebagai sebuah metode yang hanya digunakan jika memiliki relevansi dengan obyek yang diteliti sebagaimana tujuan yang dimaksud oleh peneliti.

Referensi :
Chaer. Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln. 2009. Qualiative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hudson, R.A., 1980. Sociolinguistics. London: Cambridge University Press.
Hymes, Dell. 1972. “Models in Interaction of Language an Social Life” dalam Gumperz dan Hymes (eds.)

Etnografi komunikasi selalu memandang perilaku komunikasi sebagai perilaku yang hadir dari tiga ketrampilan. Ketiga ketrampilan tersebut adalah keterampilan linguistik, keterampilan interaksi dan keterampilan budaya. Komunikasi ini juga dapat dianalisis. Salah satunya dengan analisis melalui tindak komunikatif. Lalu apa yang dimaksud tindak komunikatif itu?

Menurut Maryanti (2017) tindakan komunikatif merupakan segala bentuk perintah, pernyataan, permohonan dan perilaku nonverbal. Jadi dapat disimpulkan bahwa tindak komunikatif ini mencakup dari serangkaian tuturan yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam tindak komunikatif harus terdapat aturan agar komunikasi berjalan sesuai semestinya.

Referensi:
Maryanti, D., & Salam, N. E. (2017). Etnografi Komunikasi dalam Tradisi Thugun Mandi di Desa Pelangko Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau (Doctoral dissertation, Riau University).

Etnografi komunikasi awalnya disebut dengan etnografi wicara atau etnografi pertuturan. Menurut Sumarsono (2002:309), etnografi komunikasi memiliki fokus kajian pada bahasa masyarakat atau kelompok masyarakat.

Untuk meneliti perilaku komunikatif dalam masyarakat tutur, perlu adanya keterkaitan dengan satuan-satuan interaksi, yaitu situasi tutur (speech situation), peristiwa tutur (speech event), dan tindak tutur (speech act). Situasi tutur, menurut Ibrahim (2004:267), adalah suatu situasi yang dikaitkan dengan tutur. Selain itu, situasi tutur juga dapat dimaknai sebagai konteks terjadinya suatu komunikasi. Sedangkan peristiwa tutur merupakan suatu hal yang terjadi dalam situasi tutur dan terdiri dari satu tindak tutur atau juga bisa lebih (Sumarsono, 2002:320). Peristiwa tutur selalu bersifat komunikatif dan diatur oleh kaidah untuk penggunaan tutur. Satuan interaksi yang terakhir yaitu tindak tutur, yang memiliki arti perangkat paling kecil dalam jenjang, merupakan derajat paling sederhana dan paling sulit (Hymes, 1972:56). Tindak tutur merupakan kalimat atau pernyataan untuk mewadahi maksud dan tujuan dari tuturan.

referensi :
Iswatiningsih, D. (2016). Etnografi komunikasi: sebuah pendekatan dalam mengkaji perilaku masyarakat tutur perempuan jawa. PROSIDING PRASASTI, 38-45.

Koentjaraningrat (dalam Kuswarno, 2008:11) berpendapat bahwa Etnografi komunikasi secara sederhananya adalah pengkajian peranan bahasa dalam perilaku komunikasi suatu masyarakat, yaitu cara-cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya.

Muriel (2003:23-24) memaparkan bahwa dalam rangka menggambarkan analisis komunikasi Hymes membagi ke dalam tiga unit analisis, meliputi situasi (situation), peristiwa (event), dan tindak (act).

  • Situasi komunikatif (communicative situation) merupakan konteks di mana komunikasi terjadi seperti upacara,perkelahian, perburuan, pembelajaran di dalam ruang kelas, konferensi, pesta dan lain sebagainya. Contohnya pada acara tujuh bulanan, yaitu seluruh kegiatan yang dilakukan secara adat selalu dihadiri oleh orang-orang yang berdekatan atau kaum kerabat yang terkait oleh sistem kekerabatan.
  • Peristiwa komunikatif (comminicative event) merupakan keseluruhan perangkat komponen yang utuh yang dimulai tujuan umum komuunikasi, topik umum yang sama, dan melibatkan partisipan yang secara umum menggunakan varietas bahasa yang sama, dan setting yang sama. Contohnya topik pada acara tujuh bulanan, yaitu pelaksanaan yang dilakukan pada kehamilan ke tujuh bulan untuk anak pertama, hal ini dilakukan karena dalam kandungan yang ketujuh bulan sudah ditiupkannya ruh qodlo’dan qodar, rizki kepada anak yang di kandung oleh seorang ibu.
  • Tindak komunikatif (communicative act) umumnya berbatasan dengan fungsi tunggal interaksional, seperti penyataan referensial,permintaan atau perintah, yang mungkin berupa tindak verbal dan tidak non verbal. Contohnya harus memahami norma-norma dalam pelaksanaan tujuh bulanan.

Referensi :

Maryanti, D., & Salam, N. E. (2017). Etnografi Komunikasi dalam Tradisi Thugun Mandi di Desa Pelangko Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau (Doctoral dissertation, Riau University), 4(2), 1-15.

Najmuddin, M. (2019). Aktivitas Komunikasi Dalam Ritual Keagamaan (Studi Etnografi Komunikasi Komunitas Tolotang). Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi , 15(2), 263-283.

Rifa’i, M. (2017). Etnografi Komunikasi Ritual Tingkeban Neloni dan Mitoni Studi Etnografi Komunikasi Bagi Etnis Jawa di Desa Sumbersuko () Kecamatan Gempol kabupaten Pasuruan. ETTISAL: Journal of Communication , 2 (1), 27-40.