'Egrang', Seru Mengasyikan!

image

Oleh: Elizabeth MK. KP20

Egrang merupakan permainan tradisional yang terbuat dari bambu berbentuk tongkat
dan diberi pijakan untuk berdiri di atasnya. Bentuk egrang disesuaikan umur pemainnya.
Apabila yang memakai orang dewasa, maka tongkat bambu cenderung panjang dan tinggi,
sedangkan untuk anak-anak bentuk dan ukuran tongkat bambu akan lebih pendek.

Permainan ini cukup unik dan sulit karena harus menjaga keseimbangan dan berjalan
dengan stabil di atas tongkat bambu panjang agar tidak terjatuh. Kecepatan dan ketepatan
menjadi kunci dalam permainan ini. Biasanya, egrang dimainkan dalam perlombaan. Namun,
anak-anak suka memainkannya untuk mengisi waktu luang. Bermain egrang tidak
memerlukan tempat khusus, cukup halaman luas agar bisa dimainkan oleh beberapa orang.
Aturan bermain egrang yang kutahu berupa perlombaan lari dan pertandingan saling
menjatuhkan dengan cara memukul kaki-kaki bambu.

Dahulu saat masih kecil, aku berlatih cukup lama agar bisa memainkan egrang.
Sebelumnya aku takut bermain karena risiko jatuh, tetapi melihat teman-teman sebaya yang
asyik memainkan egrang, aku menjadi bersemangat untuk bisa memainkannya juga.
Beberapa kali aku terjatuh dan meninggalkan goresan luka di kaki. Tetapi, hal itu tidak
menjadi masalah untukku.

Ada satu cerita di mana dahulu diadakan pesta siaga untuk seluruh Sekolah Dasar di
Kabupaten Purworejo. Aku terpilih menjadi salah satu anggota untuk mengikuti pesta siaga
mewakili sekolah. Dalam berbagai perlombaan di pesta siaga tersebut, terdapat salah satu
permainan tradisional yaitu egrang. Tentu saja hal ini menambah motivasi untuk segera
menguasai permainan ini. Rasa senang menyeruak dalam hatiku karena bangga bisa menjaga
keseimbangan dan menyelesaikan permainan.

Setelah pesta siaga berakhir, aku dan teman-teman masih sering bermain egrang.
Kami bermain di halaman rumah atau lapangan dekat rumahku pada sore hari, dengan semilir
angin sepoi-sepoi dan kesejukan dari pepohonan yang rindang. Kami bermain bergantian,
kadang sambil minum es dan makan jajanan. Gelak tawa mengisi keceriaan dalam bermain
egrang. Cerita itu tentu menjadi kenangan yang menyenangkan dan tidak terlupakan.

Cukup sedih dan prihatin karena sekarang hampir tidak ada anak-anak yang bermain
egrang. Padahal menurutku bermain egrang sangat seru dan mengasikkan. Egrang juga termasuk olahraga ringan dan patut dilestarikan. Sayang, anak-anak sekarang lebih suka bermain gawai dan komputer. Perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan hal-hal tradisional terancam dilupakan. Anissanur (ed.).