Dua Kali Ditolak oleh Jodoh yang Sebenarnya

Tak terasa saat itu sudah berada di penghujung sma. Sekolah hanya tinggal beberapa bulan lagi. Pada tahun 2020 ini statusku akan berubah. Yang semula siswa menjadi mahasiswa. Kehidupan kampus sudah mulai kubayangkan. Tinggal di kota orang dan menjadi anak rantau akan menjadi hal baru untukku. Namun, dibalik itu semua banyak rintangan yang harus kulewatkan terlebih dahulu.

Perjalananku dimulai dari pendaftaran SNMPTN. Aku begitu percaya diri dengan pilihan jurusanku. Statistika, jurusan yang telah aku idam-idamkan sejak duduk di bangku kelas 11. Aku termasuk tipe orang yang tidak terlalu suka menghafal dan lebih senang bermain dengan angka. Itu yang menjadi alasan dasarku memilih statistika. Selain itu, prospek kerja yang bisa diperoleh dari statistika sangatlah luas. Hal itu membuatku semakin mantap untuk memilih statistika sebagai ilmu yang ingin aku pelajari di perguruan tinggi.

Rasa percaya diriku runtuh saat mengetahui bahwa teman-temanku juga ada yang menginginkan jurusan statistika. Impianku yang ingin mengambil statistika UGM sirna ketika seorang temanku telah mengambilnya duluan. Peringkatku memang tidak terlalu bagus yaitu 46 dari 100 siswa yang berhak mendaftar SNMPTN. Ternyata teman-temanku yang peringkatnya di atasku sudah lebih dulu mengambil jurusan statistika di berbagai universitas sebagai pilihan pertama SNMPTN. Mulai dari kampus impianku UGM, lalu ada IPB, Undip, dan lain-lain. Dengan pemikiran matang dan keikhlasan, aku berakhir mengambil statistika UNS sebagai pilihan pertama dan hasilnya pun sangat mengejutkan. Aku mendapatkan warna merah dan kata maaf saat pengumuman SNMPTN.

Masih kuinget rasa kecewaku saat itu. Air mata mengalir deras selama beberapa saat. Setelah itu, aku dikuatkan oleh kedua orang tuaku bahwa tak apa ini kegagalan pertama. Masih banyak jalan yang bisa diambil. Bahkan ada kesempatan yang bisa aku dapatkan lewat UTBK. Aku menata hati dan menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan UTBK termasuk materi yang sebenarnya belum seratus persen aku kuasai. Namun, rasa syukur kurasakan ketika UTBK diundur hingga bulan Juli dan pengurangan materi sehingga aku masih memiliki banyak waktu untuk belajar dan mendalami materi.

Berkaca dari pengalaman, aku tak hanya tinggal diam dan mengharapkan dari SBMPTN saja, tetapi aku juga mencari sekolah cadangan untuk berjaga-jaga bila seandainya hasil SBMPTN tidak sesuai dengan yang aku harapkan. Mulai dari universitas negeri hingga swasta aku coba peruntungan di sana. Untuk kedua kalinya, aku mendaftar kembali di UNS, tetapi pada sekolah vokasi dengan jurusan D3 Teknik Informatika lewat jalur PMDK. Namun, ternyata itu bukan rezekiku juga. Aku kembali tertolak untuk kedua kalinya. Aku tak berhenti. Masih tetap coba mendaftar di perguruan tinggi lain bahkan yang swasta, seperti Telkom University jalur beasiswa, tetapi lagi-lagi tertolak. Jika ditanya bagaimana perasaanku, aku akan menjawab hambar, tidak ada rasa. Bahkan aku sudah tidak bisa menangis lagi setelah menerima kegagalan tiga kali berturut-turut.

Hingga tibalah bulan Juli, bulan akhir perjuanganku. Aku masih ingat persis waktu dan tempat tempurku melawan soal UTBK yaitu pukul 14.00 WIB tanggal 7 Juli 2020 di Universitas Tidar, Magelang. Pada SBMPTN ini pilihanku tidak jauh beda dengan apa yang aku pilih saat SNMPTN. Statistika UNS masih menjadi pilihanku, tetapi aku letakkan pada pilihan kedua. Untuk pilihan pertama, aku mengambil statistika di ITS, kampus impianku setelah UGM. Jika ditanya alasan aku tidak mengambil UGM saat SBMPTN saat itu, aku akan menjawab bahwa aku terlalu pengecut dan ingin mencari aman. Seusai menjalani UTBK, rasa percaya diriku sedikit menurun. Entah mengapa aku merasa pesimis dengan hasil UTBKku. Namun, seperti yang diajarkan oleh kedua orang tuaku, aku harus selalu berdoa, meminta kepada-Nya tentang apa yang aku inginkan.

Seusai mengikuti UTBK bukan berarti perjuanganku selesai. Masih ada utangku yang lain yaitu seleksi Polstat STIS. Tak kupungkiri bahwa Polstat STIS juga merupakan kampus impianku. Persiapanku untuk mengikuti seleksi ini memang tidak sematang persiapan UTBK karena aku belajar mandiri tanpa guru pembimbing. Namun, aku menaruh banyak harapan pada seleksi ini karena orang tuaku sangat mendukungku masuk ke Polstat STIS, sekolah ikatan dinas yang setelah lulus langsung menjadi PNS. Orang tua mana yang tak ingin anaknya setelah lulus langsung mendapatkan pekerjaan. Sayangnya, aku mendapatkan penolakan untuk sekian kalinya.

Batinku kembali terguncang. Ketakutan tidak mendapat sekolah mulai menjalari hati. Namun, orang tuaku selalu berada di sampingku untuk mendukungku. Bahkan mereka rela mengeluarkan uang sekian juta hanya untuk mendaftarkan diriku pada jalur mandiri sekitar enam PTN. Mulai dari mandiri UI yang artinya harus mengikuti ujian SIMAK UI sampai menggunakan nilai UTBK untuk PTN lainnya. Karena aku sudah bertekad ingin masuk jurusan statistika, semua seleksi mandiri yang kudaftarkan pilihan pertamanya adalah statistika. Aku berharap saat itu jika hal buruk terjadi pada pengumuman SBMPTN, aku masih bisa diterima lewat jalur mandiri.

Hari Jumat tepatnya tanggal 14 Agustus 2020 pukul 15.00 WIB merupakan hari pengumuman SBMPTN. Ketakutanku membuatku mual sejak sehari sebelumnya. Aku masih berusaha berpikir positif dan optimis. Namun, kali ini aku lebih memantapkan hati untuk lebih ikhlas bila kegagalan lagi yang aku dapatkan. Saat itu aku baru membuka pengumuman sekitar jam setengah empat sore. Aku lebih memilih untuk salat asar terlebih dahulu untuk menenangkan pikiran dan hati, lalu berdoa yang terbaik. Detik-detik saat aku akan mengeklik lihat hasil pengumuman, air mataku mengalir terlebih dahulu. Kupeluk mamaku yang duduk di sebelahku sembari meminta maaf bila hasilnya akan mengecewakan lagi. Dengan dukungan kedua orang tuaku, aku beranikan mengeklik hasil pengumuman dan hasilnya di luar dugaan. Kali ini aku mendapatkan kata selamat karena diterima di pilihan keduaku, statistika UNS. Tanpa diduga, universitas yang sebelumnya telah menolakku sebanyak dua kalilah yang menjadi jodoh tempatku menimba ilmu selanjutnya.