Dongeng "Rosie si Peri Kecil dan Si Elang Baik"

Rosie Si Peri Kecil dan Si Elang Baik

image

Di Desa Ghibli semua peri sedang sibuk mempersiapkan pesta untuk merayakan tahun baru, tak terkecuali Rosie. Rosie bertugas untuk mencari kayu bakar di hutan, beberapa kali ia menghembuskan nafas kesal karena ia tidak suka hutan. “Ooh … aku kesal harus kehutan. Di hutan sangat gelap” gerutu Rosie. “Kamu jangan seperti itu aku akan menemanimu” kata Josh yang yang baru menyusul Rosie. Sudah banyak kayu bakar yang mereka kumpulkan waktunya untuk kembali ke Desa. “Apa kau mendengar setuatu? “Ujar Rosie “Aku tak mendengar apa-apa, memangnya apa yang kau dengar” jawab Josh dengan terheranheran “Aku mendengar seseorang sedang bernyanyi” jawab Rosie “Oh ayolah ross mana ada peri dihutan bernyanyi, kita dilarang bernyayi dihutan agar manusia tidak tau” ujar Josh lagi “Benar juga apa katamu, mungkin tadi aku salah mendengar” setelahnya mereka berdua kembali ke Desa, di Desa semuanya sudah di hias dengan indah beberapa peri masih sibuk mencari makanan untuk jamuan nanti malam. “Hei Rosie kemari antarkan ini kepada Gloria” ucap Smith sambil menyerahkan roti kepada Rosie “Baik Smith” jawab Rosie “Smith apakah kau pernahh mendengar suara nyayian di hutan, tapi pagiaku mendengarnya samar-samar” tanya Rosie karena masih penasaran dengan suara yang diadengar saat di hutan “Aku tidak pernah mendengar sesorang bernyanyi sebelumnya, sudahlah mungkin yang kau dengar hanya kicauan burung” ucap Smith sambil menata roti di meja perjamuan. Rosie sibuk membantu Gloria untuk menata roti dan makanan lain di meja. Hari sudah semakin sore semua peri tengah berdandan disarangnya masing masing. Bunyi alat musik yang ditabuh sudah terdengar; tandanya pesta hampir dimulai. Nyanyian juga sudah dikumandnagkan dengan keras, beberapa peri asik menari di panggung yang dipanggung yang ada. Dilain waktu Rosie telah selesai berdandan “Heii Josh ayo berangkat bersama” seru Rosie setelah membuka pintu menemukan Josh yang juga akan menuju ke pesta “Ayo, waw Rosiee! Kau sangat cantik menggunakan gaun itu” Ucap Josh sambil memandangi gaun yang dipakai Rosie. “Gaun ini Gloria membuat gaun ini untukku dia sangat pandai membuat baju” jawab Rosie “Baiklah mungkin besok aku minta Gloria membuatkan aku baju juga hahaha” mereka berdua tertawa bersama, saat pesta sedang berlangsung terjadi guncangan yang sangat besar, semua peri panik karena tidak pernah terjadi hal seperti ini semua peri lari kesana kemari mencari tempat perlindungan. Desa ini terletak di bawah tanah jauh didalam hutan yang mana tidak ada hewan besar melewati tempat ini karena banyak semak belukar berduri tajam. Semua peri mendengar suara tangisan dari atas Desa, beberapa peri melihat apa yang sedang terjadi di luar “Oh tidak …ada seekor burung elang” ucap salah satu peri. Para peri mengahindrai burung elang karena mereka bisa saja menjadi santapan untuk para burung itu. Mereka berlari tergesa-gesa menuju Desa karena takut akan burung elang yang mereka temukan di atas Desa. “Apakah elang itu menggigit kalian sehingga kalian takut?” tanya Rosie “Tidak elang itu hanya merintih meminta tolong tapi kami terlalu takut untuk membantunya” ujar peri tadi “Aku akan ke atas dan memeriksanya” ujar Rosie sambil melangkah keluar Desa “Jangan … itu terlalu berbahaya unt kamu” ucap salah satu peri. Rosie dengan keberaniannya menghampiri elang itu “Hei elang kenapa kau terjatuh di atas Desa kami dan merintih” tanya Rosie “Aku terkena badai jadi aku terjatuh disini” ujar elang “Apakah itu sangat sakit? aku mungkin bisa membantumu” kata Rosie sambil mendekat ke elang “Apakah kau tidak takut kumakan? semua temanmu takut kepadaku” ucap, elang “Aku tidak takut, aku percaya kamu elang yang baik” Rosie mulai membalut kaki elang dengan daun obat yang ia ambil dari sarangnya. “Aku sangat berterimGhibliih kepadamu peri, siapa namamu” ucap elang bersiap untuk terbang lagi “Aku Rosie” teriak rosie “Baiklah terimkasih telah menolongku akan ku ingat namamu” ujar elang sambil mengepakkan sayapnya. Setelah itu sudah tidak adalagi elang yang berkeliaran diatas daerah peri. Bangsa peri pun jadi bebas untuk keluar masuk Desa tanpa takut ada elang yang mengintai mereka.
Tamat