Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan Konsep dan Penerapan Pada Asuhan Keperawatan

  1. Identitas Buku
    Judul Buku : Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan
    Penulis : Ida Mardalena, S.Kep., Ners., M.Si
    Penerbit : Pustaka Baru Press
    Tahun Terbit : 2021
    Halaman : 256
    Bahasa : Indonesia

  2. Orientasi
    Buku berjudulkan Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan yang diterbitkan oleh
    Pustaka Baru Press ini sangatlah bermanfaat dan berguna dalam membantu
    memahamai konsep dasar ilmu gizi bagi perawat.
    Buku ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk mengajar juga bisa sebagai edukasi apa
    itu dasar-dasar ilmu gizi dalam keperawata. Buku ini juga sangat lengkap karena
    isinya pengantar ilmu gizi, gizi daur, penilaian dalam status gizi, penyakit akibat
    malnutrisi sampai dengan asuhan keperawatan pada pasien malnutrisi dan dalam isi
    tersebut sudah dijelaskan secara bertahap.

  3. Tafsiran isi
    Gizi merupakan rangkaian proses secara organik makanan yang dicerna oleh tubuh
    untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan fungsi normal organ, serta
    mempertahankan kehidupan seseorang. Zat gizi atau nutrients adalah ikatan kimia
    yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun dan memelihara
    jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
     Ruang Lingkup Ilmu Gizi
    Kajian ilmu gizi tidak dapat berdiri sendiri karena akan sangat berkaitan dengan
    disiplin ilmu lain. Tujuan penggunaan ilmu gizi di Indonesia yaitu untuk
    menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkaitan dengan pangan.
     Perkembangan Ilmu Gizi
    Kajian tentang ilmu gizi sesungguhnya diawali oleh Hipocrates yang terkenal sebagai
    bapak Kedokteran pada tahun 400 SM. Ia ber- teori perihal zat panas yang diperlukan
    oleh tubuh seseorang dan bersumber dari bahan makanan. Kebutuhan panas pada
    tubuh se- seorang dipengaruhi oleh usia. Kecukupan panas akan dipenuhi de- ngan
    banyak sedikitnya makanan yang dikonsumsi. Usia muda se- seorang akan
    membutuhkan panas lebih banyak daripada usia tua. Kebutuhan makan seseorang saat
    muda akan lebih banyak dan akan secara berkala menjadi berkurang hingga usia tua.
    Hipocrates juga memiliki konsep bahwa orang gemuk memiliki jatah usia lebih sedikit dibanding orang kurus. Ahli kimia lain di Prancis bernama Magendie untuk kali
    per- tama membedakan zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein dalam makanan.
    Tahun 1840, Regnault dan Reiset membandingan kebutuhan oksigen dan hasil karbon
    dioksida dalam proses respirasi sangat dipengaruhi oleh jenis makanan yang
    dikonsumsi seseorang. Temuan mereka ini dikenal dengan Respiratory Quotien (RQ).
    Zat gizi yang kemudian dikaji oleh para ilmuwan dunia ialah zat mineral yang ada
    dalam tulang dan gigi. Sedangkan kalsium yang juga menjadi zat penyusun tulang dan
    gigi baru ditemukan sekitar tahun 1808.
     Zat- Zat Gizi
    Zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu
    meliputi sumber energi, Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, serta
    Mengatur proses tubuh.
     Gizi Daur
    Berangkat dari daur hidup, maka kebutuhan zat gizi pada se tiap tahapan akan
    berbeda-beda. Zat gizi yang dibutuhkan bayi, tentu berbeda dengan kebutuhan masa
    remaja. Kebutuhan zat gizi masa remaja pastilah berbeda dengan kebutuhan lansia.
    Begitu se- terusnya. Maka, supaya fungsi tubuh tetap optimal, zat gizi harus
    dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan pada setiap tahapan. Bila kebutuhan zat gizi
    tidak terpenuhi dengan tepat maka akan dapat mengakibatkan berbagai penyakit dan
    terganggunya pertumbuhan dan perkembangan dari setiap siklus hidup. Dari uraian
    yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa gizi daur adalah kebutuhan gizi yang
    disesuaikan dengan tahapan siklus hidup manusia. Gizi daur tersebut terdiri dari gizi
    ibu hamil, gizi ibu menyusui, gizi bayi, gizi anak, gizi remaja, gizi dewasa, dan gizi
    lansia
     Penilaian Status Gizi
    Status gizi adalah keadaan tubuh manusia sebagai akibat konsumsi makanan dan
    penggunaan zat-zat gizi. Adapun kategori dari status gizi dibedakan menjadi tiga,
    yaitu gizi lebih, gizi baik, dan gizi kurang. Dalam ilmu gizi, status gizi lebih dan
    status gizi kurang disebut sebagai malnutrisi, yakni suatu keadaan patologis akibat
    kekurangan atau kelebihan secara relatif ataupun absolut satu atau lebih zat gizi.
    Penilaian status gizi sendiri meliputi penilaian status gizi dan jenis penilaian status
    gizi (secara langusung dan penilaian status gizi secara tidak langsung).
     Penyakit Akibat Malnutrisi
    Kekurangan kalori dan protein (KKP) Kekurangan Kalori Protein (KKP) terjadi jika
    kebutuhan kalori, protein, atau keduanya di dalam tubuh tidak tercukupi oleh diet.
    Kekurangan kalori dan protein kadangkala terjadi bersamaan walaupun salah satu
    akan mendominasi. Penyakit yang dapat ditimbul- kan akibat KKP antara lain
    Sindrom kwarshiorkor dan Marasmus. Sindrom kwarshiorkor terjadi ketika tubuh
    kekurangan protein dalam jumlah besar. Berdasarkan ketersediaan pangan KKP dapat
    digolongkan menjadi dua, primer dan sekunder. KKP Primer terjadi karena ketiadaan
    pangan yang mengakibatkan kekurangan asupan pada seseorang. KKP Primer terjadi
    karena pengurangan asupan, terjadi gangguan serapan, dan utilisasi pangan sehingga
    terjadi peningkatan kebutuhan karena kehilangan zat gizi. Beberapa penyakit akibat
    malnutrisi antara lain kekurangan energi dan protein, kekurangan vit dan mineral,
    obesitas, DM, jantung, kolesterol dan yang terkahir yaitu darah tinggi.
     Asuhan Keperawatan Pada Pasien Malnutrisi
    Asuhan Keperawatan
    Seorang perawat penting mengetahui ilmu gizi dan menerapkannya pada tindakan
    sehari-hari. Untuk mengetahui perannya lebih jauh, ada baiklah kita mulai dari
    definisi dulu. Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang berkenaan dengan masalahmasalah fisik, psikologis, sosiologis, budaya, dan spiritual individu. Penerapan proses
    keperawatan mempunyai implikasi atau dampak terhadap; Profesi keperawatan,
    Pasien dan Perawat itu sendiri. Secara profesional proses keperawatan menyajikan
    suatu lingkup praktik keperawatan. Melalui lima langkah, keperawatan secara terus
    menerus mendefinisikan perannya kepada pasien dan profesi kesehatan lainnya. Hal
    ini menunjukkan bahwa keperawatan tidak hanya melaksanakan rencana seperti yang
    telah diresepkan oleh dokter.
    Proses Keperawatan
    Proses Keperawatan adalah sebuah konsep dengan serangkaian cara yang diterapkan
    dalam ilmu keperawatan. Konsep keperawatan menggunakan pendekatan problem
    solving yang me- merlukan ilmu, teknik, dan keterampilan interpersonal untuk
    menemukan dan memenuhi kebutuhan klien atau keluarga. Pro- ses keperawatan
    merupakan lima tahap proses yang konsisten dan sesuai dengan perkembangan profesi
    keperawatan. Adapun stan- dar proses keperawatan meliputi: pengkajian
    (pengumpulan data), diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi,
    serta menggunakan modifikasi mekanisme umpan balik untuk meningkatkan upaya
    pemecahan masalah.

  4. Evaluasi
    Dalam buku ini tidak hanya ulasan yang bertahap saja, namun juga dijelaskan secara
    detail mengenai apa itu Ilmu gizi sampai dengan asuhan perawat pada pasien
    malnutrisi. Tidak hanya itu saya tetapi buku ini juga menjelaskan secara detail
    mengenai mempelajari ilmu gizi bagi profesi perawat menyangkut aspek terpenting
    untuk meningkatkan kesehatan manusia dan penyembuhan penyakit dalam
    pemenuhan kebutuhan gizi yang meliputi kebutuhan gizi yang berbeda-beda.

  5. Rangkuman Evaluasi
    Buku Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan merupakan buku yang terperinci
    mengenai informasi dalam gizi bagi pelajar juga mahasiswa untuk menambah
    wawasan, tetapi didalam buku tersebut terdapat kekurangan yaitu terlalu banyaknya
    penjelasan yang akan membuat buku tersebut kurang menarik.

Cover Depan Buku

1 Like