Darimanakah Asal Bahasa Austronesia?

Sudah menjadi wacana publik jika Indonesia kaya akan bahasa. Bahasa-bahasa di Indonesia biasanya dikategorikan ke dalam rumpun Austronesia. Namun, tahukah kalian negeri asal bahasa Austronesia? Mari kita bahas bersama.

Sebelum membahas negeri asal bahasa Austronesia, ada baiknya kita menambah wawasan tentang hubungan kekerabatan bahasa Austronesia. Menurut A. Reland melalui bukunya De Linguis Insularum Orientalium dan John Reinhold Foster dalam bukunya Voyage Round the World mengatakan bahwa bahasa-bahasa Melayu (Austronesia Timur) dan bahasa Polinesia (Austronesia Barat) merupakan bahasa berkerabat. Pendapat mereka diperkuat oleh William Marsden dengan bukunya On the Polynesian or East Insular Languages yang mengatakan bahasa-bahasa Melayu dan Polinesia adalah serumpun.

Pendapat ketiga ahli tersebut ditentang oleh John Crawfurd dalam bukunya On the Malayan and Polyneisan Languages and Races yang berpendapat bahwa bahasa-bahasa Melayu dan Polinesia tidak memiliki hubungan kekerabatan. Tetapi ditemukan fakta menarik, yaitu data-data yang disertakan Crawfurd ternyata mendukung pernyataan Marsden. Berdasarkan Linguistik Historis, kata-kata yang menyangkut kata-kata budaya, maka kata-kata tersebut tidak dapat dijadikan pegangan untuk menyatakan hubungan genetis. Jadi, diperlukan kata-kata dasar untuk mengetahui hubungan kekerabatan suatu bahasa.

Menanggapi pernyataan Crawfurd, Wilhelm von Humboldt menolak pendapat Crawfurd. Ia mengatakan istilah Melayu-Polinesia untuk menyebut Austronesia berasal dari Humboldt. Kemudian Dr. Hamy juga tidak setuju dengan pendapat Crawfurd yang mengatakan bahasa Campa berasal dari Melayu.

Lalu siapa saja yang mengemukakan pendapat mengenai negeri asal bahasa Austronesia? Pertama, John Crawfurd yang mengatakan bahwa bangsa Indonesia tidak berasal dari mana pun. Kedua, J. R. Logan yang mengatakan berdasarkan kesamaan kebudayaan beberapa suku di Sumatra, Kalimantan, dan Suku Naga di Assam, maka bangsa Indonesia berasal dari Assam di Asia Tenggara. Ketiga, Dr. Hamy yang mematahkan pendapat Crawfurnd dengan mengatakan bahwa bahasa Campa, Piak, Jarai, dan bahasa Melayu termasuk dalam satu keluarga bahasa yaitu Melayu Kontinental. Keempat, A.H. Keane yang berpendapat sebagai berikut:

  • Awalnya di Indo-Cina terdapat dua suku bangsa, yaitu bangsa Mongol, berkulit kuning, bahasa eka-suku dan bangsa Kaukasus, berkulit keputih-putihan, berbahasa dwi-suku. Sementara di kepulauan dan Semenanjung Malaka hiduplah orang berkulit hitam yang disebut Negrito, di sebelah timur Papua.
  • Bangsa Kaukasus menyebar ke selatan bercampur dengan bangsa Papua menjadi bangsa Polinesia.
  • Bangsa Mongol menyebar ke selatan bercampur dengan bangsa Kaukasus menjadi bangsa Melayu. Bangsa kaukasus bercampur dengan bangsa Kaukasus dan Papua menjadi bangsa Alfuru.
  • Jadi kesamaan bahasa Polinesia dan bahasa Melayu terjadi melalui bangsa Kaukasus.

Penjelasan di atas masih dilengkapi oleh teori-teori yang dikemukakan beberapa ahli antara lain

  • Teori Kern (Dr. H. Kern)
  • Pendapat Slamet Mulyana
  • Teori Dyen

Ternyata dari pendapat-pendapat yang sudah dikemukakan peneliti masih ditemukan banyak kelemahan. Jadi, untuk menetapkan negeri asal bahasa-bahasa Austronesia, perlu diperhitungkan beberapa landasan berikut:

  • Situasi geografis masa lampau
  • Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia
  • Teori migrasi dan leksikostatistik

Jadi dengan memadukan pertimbangan mengenai situasi geografis pada masa lampau, sejarah pertumbuhan dan perkembangan umat manusia, serta prinsip-prinsip teori migrasi dan teknik leksikostatistik, maka negeri asal bangsa dan bahasa-bahasa Austronesia adalah wilayah Republik Indonesia dan Filipina.

Referensi:

Keraf, Gorys. 1996. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.