Dampak Turunnya Mata Uang Lira Terhadap Minat Warga Negara Asing Berkunjung ke Turki

Pada periode peradaban awal manusia telah menjadi makhluk hidup yang memiliki banyak sekali kebutuhan secara mandiri di mana mereka memperoleh makanan dan juga hasil buruan dari tanaman sekitar tempat tinggal mereka. Itulah sebabnya dikarenakan kebutuhan yang semakin meningkat maka pada saat itu terjadi periode pra barter di mana manusia mengenal proses transaksi perdagangan dengan kegiatan tukar menukar barang.

image
Sumber gambar: cnbcindonesia.com

Sementara itu pada tahun 1946 mata uang merupakan salah satu alat transaksi yang telah diterbitkan di Indonesia dengan nama uang Republik Indonesia dan saat itu hanya berlaku hingga periode januari tahun 1950 dengan uang Republik Indonesia Serikat sebagai gantinya. Bersamaan dengan itu maka selanjutnya pemerintah Republik Indonesia Serikat lalu mengembalikan ke dalam bentuk NKRI di mana uang tersebut aktif pada periode tahun 1950 di bulan Agustus.

Mata Uang

Dengan terbukanya sistem perekonomian negara dan kemudian memberikan kemudahan untuk mencapai dinamika keuangan secara global di mana saat itu kebijakan yang ditetapkan adalah menarik seluruh peredaran uang yang banyak di Indonesia selanjutnya Pada tahun 1953 Bank Indonesia menggantikan de javasche Bank lalu menerbitkan mata uang rupiah.

Proses nilai tukar menukar mata uang yang terjadi diantara dua negara tentunya merupakan salah satu poin terpenting di mana harga dari setiap mata uang yang digunakan oleh masyarakat di negara tersebut dapat dipergunakan sebagai alat tukar dalam prasasti perdagangan antar satu dengan yang lainnya.

Nilai Tukar

Dari definisi tersebut maka dikemukakan oleh hasil analisis mengatakan nilai tukar mata uang juga merupakan salah satu bentuk adanya harga dari mata uang tersebut di relatif berbeda tentunya dengan mata uang negara lain Dan ini menjadi salah satu poin utama dalam proses transaksi yang menitik keseimbangan antara penawaran dan juga permintaan dari kedua mata uang tersebut.

Tidak hanya itu proses ini juga menjadi bukti bahwa nilai tukar dari setiap mata uang tersebut memiliki harga dari setiap nilai mata uang yang ada di negara tersebut sehingga pada saat proses transaksi tukang tukar barang akan mempengaruhi transaksi perdagangan, serta setiap negara melakukan tukar menukar tersebut tentunya akan memberikan dampak yang berbeda dari setiap mata uang yang digunakan sebagai alat pembayaran.

Inflasi

Inflasi merupakan proses dimana meningkatnya harga secara umum dan ini berlanjut secara terus-menerus hingga mengakibatkan perubahan pada mekanisme pasar yang dipengaruhi oleh faktor peningkatan konsumsi masyarakat, ekuiditas di pasar yang sangat berlebihan sehingga kerap kali memunculkan konsumsi yang berlebih dan menyebabkan spekulasi masyarakat, ketidaklancaran pada proses distribusi barang, dan tentunya hal ini mempengaruhi proses indikator pada setiap perubahan nilai mata uang yang ada.

Penyebab Inflasi

Inflasi tercipta dikarenakan adanya suatu perubahan dimana proses kenaikan harga terus-menerus dan mempengaruhi satu sama lain tidak hanya itu pada proses transaksinya juga ada dua hal yang dapat dilakukan baik itu dengan melihat indeks harga konsumen dan juga deflator PDB.

Inflasi dapat diartikan sebagai proses kenaikan harga barang dan juga jasa yang bersifat umum dan hal ini terus berjalan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, pada proses inflasi juga terdapat deflasi yang merupakan kebalikan dari proses inflasi yaitu penurunan harga barang yang bersifat terus-menerus sehingga hasil dari perhitungan inflasi tersebut menurut Badan pusat statistik mendata bahwa kenaikan harga dari setiap barang tentunya akan bersifat meluas dan inilah yang mengakibatkan harga barang produksi semakin naik.

Turki

Begitu pula dengan di negara Turki sendiri terjadinya inflasi tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah:

  • Meningkatnya permintaan atau disebut juga demand yaitu permintaan dari setiap barang ataupun jasa yang kemudian berpengaruh terhadap permintaan terhadap stok barang yang disediakan sehingga hal ini menyebabkan harga semakin naik
  • Meningkatnya biaya produksi yang menyebabkan setiap harga bahan baku menjadi naik dan tentunya berpengaruh terhadap pegawai dalam mendapatkan upah setiap bulannya
  • Jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin tinggi sehingga hal ini tentunya berdampak terhadap peningkatan jumlah uang di dalam lingkungan masyarakat
  • Adanya proses tarikan dalam permintaan di mana tentunya hal ini mengacu kepada proses likuiditas di pasar yang kemudian menyebabkan permintaan terhadap produk barang semakin tinggi dan mengakibatkan perubahan pada harga
  • Adanya desakan atau tekanan terhadap proses pendistribusian dan ini tentunya mendorong pembiayaan produksi dalam jangka waktu tertentu
  • Inflasi terhadap permintaan barang ataupun jasa yang semakin meningkat lalu terjadi ketidakseimbangan di antara keduanya

Alasan kurs Turki bisa turun

image
Sumber:https://www.istockphoto.com/id/foto/lira-turki-tumbang-konsep-volatilitas-gm1033850200-276833991

Sejarah mata uang Lira Turki

Pada tahun 1844, untuk pertama kalinya mata uang Lira diperkenalkan. Saat itu, mata uang Lira diberi nama Lira Ottoman. Kurus menjadi sebuah mata uang yang digunakan sebelum Lira diperkenalkan. Penggunaan atau sirkulasi peredaran Lira Ottoman berakhir pada tahun 1927.

Lira dan beberapa mata uang Eropa dan Timur Tengah lainnya memiliki akar sejarah dari dari Romawi kuno. Adopsi dari mata uang Libra Romawi menjadikannya tersebar melalui Eropa dan Timur Dekat (istilah yang digunakan untuk merujuk ke kawasan Levant atau Syam). Beberapa mata uang seperti Lira Turki, Livre Prancis, Lira Italia, dan lainnya, merupakan sebuah turunan yang lebih modern.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Lira Turki diperkenalkan melalui dua fase, yakni fase pertama pada tahun 1923 hingga 2005, lalu fase kedua dimulai pada 2005 dan dipakai hingga saat ini.

Setelah Kekaisaran Ottoman runtuh, Lira Baru atau Lira Turki mulai diperkenalkan, walaupun Lira Ottoman masih beredar hingga tahun 1927. Sejak pertama kali dikeluarkan, Lira menjadi mata uang yang cukup stabil hingga tahun 1970-an. Namun krisis keuangan pun melanda. Nilai mata uang Lira pun mengalami penurunan yang cukup cepat hingga tahun 2005.

Inflasi Lira Turki

Inflasi pertama Lira Turi terjadi ketika negara tersebut mengalami Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Lira Turki diperkenalkan melalui dua fase, yakni fase pertama pada tahun 1923 hingga 2005, lalu fase kedua dimulai pada 2005 dan dipakai hingga saat ini.

Setelah Kekaisaran Ottoman runtuh, Lira Baru atau Lira Turki mulai diperkenalkan, walaupun Lira Ottoman masih beredar hingga tahun 1927. Sejak pertama kali dikeluarkan, Lira menjadi mata uang yang cukup stabil hingga tahun 1970-an. Namun krisis keuangan pun melanda. Nilai mata uang Lira pun mengalami penurunan yang cukup cepat hingga tahun 2005. Dampak yang terjadi dari inflasi tersebut mengakibatkan nilai tukar dari 1 Lira Turki Baru menyentuh angka Rp853,89.

Awal Mula Kurs Turki turun

Selama proses periode waktu yang terjadi pada tahun 2003 hingga 2008 maka terjadi pertumbuhan perekonomian Turki yang tercatat hampir 7% di mana rata-rata diantaranya adalah dipengaruhi oleh produk domestik bruto dengan proses peningkatan hingga mencapai 30%, dan ini yang menyebabkan mata uang lira saat itu terjadi revaluasi sebesar 30%.

Sementara itu dari 100% lainnya mengalami kemunduran dan ini menyebabkan adanya defisit perdagangan dalam proses neraca pembayaran Turki di mana pada inflasinya mengalami penurunan hingga mencapai 12% dari sebelumnya yaitu 40% serta beberapa suku bunga juga telah mengalami penurunan hingga mencapai 20% dari 76% di akhir tahun 2001

Selanjutnya pada resolusi yang diwenangi oleh turkis nasional assembling menyatakan bahwa inflasi tersebut terjadi dikarenakan adanya pengiriman pasukan ke negeri Irak yang kemudian disetujui dengan adanya suara hingga mencapai 50% pada tanggal 16 Oktober tahun 2003. Tidak hanya itu pemberitaan media mengenai penyebutan adanya pasar memandang bahwa hal ini juga dipengaruhi oleh integritas politik dan kemudian semakin meluas di akhir bulan oktober 2003 yang mana saat itu inflasi terendah yang dialami Turki hingga mencapai 30%.

Kemudian di tahun 2018 tepatnya pada tanggal 13 Agustus mata uang lira Turki kemudian berhasil menyentuh level yang paling rendah dengan pencapaian 7,24 lira per USD di mana saat itu Turki tercatat telah berhasil menyumbang persentase kecil dengan perekonomian dan pasar keuangan global yang menyebabkan mata uang lira semakin lemah kemudian menimbulkan adanya krisis ekonomi yang merambat hingga ke negara-negara berkembang yang ada di sekitar Eropa.

Pemicu Munculnya Krisis Lira di Turki

Berikut ini tiga hal yang menjadi pemicu munculnya krisis lira di Turki diantaranya adalah:

  • Adanya ketegangan diplomatik yang terjadi antara Turki dan Amerika Serikat bermula dari munculnya tekanan yang diberikan oleh Donald Trump terhadap pemerintahan Turki di mana membebaskan seluruh warga Amerika Serikat sebagai pendukung upaya terjadinya kudeta terhadap presiden Turki pada tahun 2016
  • Munculnya problematik sengketa politik yang kemudian menyebabkan presiden Amerika Serikat memerintahkan seluruh proses pengenaan tarif impor mencapai 20% untuk aluminium dan selanjutnya pada tarif 50% untuk baja sehingga Hal inilah yang menyebabkan kondisi ekonomi semakin melemah dan mencapai kuarto 1 hingga 466,7%
  • Munculnya rahasia utang pemerintahan Turki yang menyebabkan ketika itu produk domestik bruto semakin tinggi hingga mencapai 50%, sehingga Hal inilah yang menyebabkan gerak Turki pada pertengahan Juli 2018 mengalami inflasi dengan persentase 16%, lalu dalam hal ini pemerintahan Turki melakukan suatu upaya untuk menjaga suku bunganya agar tetap stabil caranya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi Turki dengan mempercayakan sumber daya manusia yang ada

Adapun dampak yang terjadi dari adanya krisis ekonomi Turki tersebut yaitu menyebabkan semakin berkembangnya transmisi pasar uang dan juga pasar modal yang lebih mendukung kepada likuiditas Amerika Serikat lalu menarik beberapa modal investor yang menanamkan investasinya di negara Turki titik Hal ini tentunya berdampak buruk terhadap perekonomian Turki dan menyebabkan banyak.

Selain itu ditinjau dari sektor pariwisata sendiri dampak dari adanya inflasi terhadap era Turki yaitu pariwisata di Turki semakin terpuruk dengan level try sebesar 18,3% di mana ini merupakan salah satu level terendah sepanjang sejarah titik tidak hanya itu beberapa pemandu wisata juga memilih untuk bermigrasi ke negara lainnya salah satunya yaitu ke negara Eropa di mana hal ini tentunya menyebabkan masyarakat yang berdagang cenderamata di negara Turki saat itu tidak .

image
Sumber : https://wisatamuda.com/tempat-wisata-di-turki/

Dampak Kurs Turun Terhadap Sektor Wisata di Turki

Berikut ini dampak kurs turun terhadap sektor wisata di Turki, yaitu :

  1. Banyak wisatawan asing dari luar negeri berbondong-bondong ke Turki unt berbelanja dan berwisata dikarenakan mendapatkan hari yang jauh lebih murah dari biasanya
  2. Pendapatan dari para pedagang cenderamata dan kuliner yang berkaitan erat dengan sektor wisata mengalami penurunan
  3. Daerah yang merupakan titik pusta sentral wisata di Turki banyak didatangi oleh wisatawan dari luar negeri, akan tetapi pendapatan yang didapat tidak dapat memenuhi harga kebutuhan yang tinggi di Turki.

Krisis keuangan Turki turut berdampak pada negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. Pelemahan IHSG dan nilai tukar rupiah terjadi akibat sentimen negatif dari eksternal berupa gejolak perekonomian Turki dan internal berupa defisit transaksi berjalan.

Pemerintah harus melakukan upaya stabilisasi nilai rupiah dan memperkuat cadangan devisa untuk meningkatkan kepercayaan investor serta mengantisipasi dampak krisis keuangan Turki.

Menanggapi permasalah tersebut, maka negara Turki harus mampu melakukan upaya strategis untuk menaikkan suku bunga, meningkatkan pasokan valas ke dalam negeri, memberikan insentif untuk mengkonversi DHE, menerapkan kebijakan B20, mengendalikan impor, menerapkan aturan TKDN, dan meningkatkan infrastruktur pariwisata di negara tersebut.

REFERENSI
  • Aizenman, J., Binici, M., & Hutchison, M. M. (2016). The transmission of federal reserve tapering news to emerging financial markets. International Journal of Central Banking.
  • Hackbarth, D., and Miao, J., and Morellec, E. 2006. Capital structure, credit risk, and macroeconomic conditions. Journal of Financial Economics 82, 519– 550.
  • Hosking, J. R. M., and Wallis, J. R. (1987), “Parameter and Quantile Estimation for the Generalized Pareto Distribution,” Technometrics, 29, 339-349. Insel, A. 2003. The AKP and normalising democracy in Turkey. The South Atlantic Quarterly 102, 293–308.
  • Konstantin Borodin and Anton Strokov. 2011. Central bank Interest Rate and International Trade in BRIC Countries: Agriculture vs. Machinery Industry?, conference paper on “Will the „BRICs Decade continue?–Prospects for Trade and Growth”, Halle (Saale), Germany.
  • Lianto J, Ronald S. 2012. The Impact of Redenomination in Indonesia from Indonesia Citizens’ Perspective. Procedia – Social and Behavioral Sciences 40 (2012): 1-6.
  • Lilik Salamah, Lingkaran Krisis Ekonomi Indonesia, Jurnal: Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, Th XIV, No 2, April 2001, 65-76.
  • Zidek L, Chribik M. 2015. Impact of Currency Redenomination on Inflation Case Study Turkey. Asian Economic and Financial Review 5(6):908-914.