Dampak Pariwisata terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang sangat krusial di negara Indonesia. Dalam sebuah penelitian menunjukkan penyumbangan dalam industri wisata pada keadaaan ekonomi di Indonesia kontribusinya sangatlah besar terhadap PDB, pendapatan valuta asing, dan penyerapan angkatan kerja. Selain itu, ada beberapa permasalahan yang di industri wisata di Indonesia diantaranya yaitu rendahnya kemampuan Sumber Daya Manusia, kurangnya promosi, kekurangan dalam infrastruktur, dan rendahnya investasi, serta rendahnya kunjungan wisatawan ke tempat pariwisata. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa kunjungan wisatawan luar negeri pada triwulan pertama 2023 secara keseluruhan memiliki jumlah 2,5 juta kunjungan atau naik menjadi 508,87% jika dibandingkan dengan periode pada tahun 2022. Hal ini kira nya karena pengaruh saat wabah Covid-19 tahun 2020 yang mengakibatkan anjloknya devisa pariwisata sebesar 79%. Diberlakukannya lockdown menyebabkan banyak destinasi wisata yang ditutup dan tenaga kerja yang terpaksa harus putus bekerja, sehingga banyak industri pariwisata bangkrut.

Pariwisata merupakan suatu destinasi yang memanfaatkan potensi alam maupun wisata yang dikembangkan oleh masyarakat luas secara buatan dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi pembangunan. Pada dasarnya, pariwisata di indonesia haruslah di kembangkan untuk meningkatkan pendapatan nasional sehingga memberikan dampak yg kuat terhadap perekonomian indonesia. dilansir di World Travel and Tourism Council (2021) menyatakan bahwa peran sektor pariwisata indonesia pada Produk Domestik Bruto ialah sejumlah 5,5% terhadap Produksi Domestik Bruto Indonesia. Industri wisata indonesia juga menyumbangkan angkatan kerja saat ini sebanyak 11.803.200 pekerja, (9,15% pada keseluruhan pekerja). Disamping itu, industri wisata indonesia juga berperan kepada ekspor pariwisata yang kemudian mencapai 56.083,1 milyar (2,1% keseluruhan omset ekspor). Hal ini jelas menunjukkan besarnya kekuatan industri pariwisata yang meningkatkan devisa negara.

Beberapa peranan industri pariwisata dalam sebuah perekonomian, diantaranya seperti sebagai salah satu pencipta Produk Domestik Bruto (PDB), sebagai kontributor pendapatan valuta asing negara. Dimana valuta asing negara ini diperoleh dari wisatawan mancanegara yang memiliki banyak manfaat karena dapat dipergunakan dalam berbagai kebutuhan diantaranya seperti pembayaran impor, pembayaran bunga dan jatuh tempo utang internasional, pelaksanaan campur tangan pasar sebagai penetapan nilai kurs mata uang dan lainnya, serta sebagai pencipta lapangan kerja. Peranan tersebut sangatlah baik untuk negara berkembang seperti Indonesia yang sedang menghadapi masalah perekonomian yang cukup berat pada pengangguran, industry ini juga memiliki peranan khas yang telah diungkapkan Yoeti (1996). Beliau mengatakan bahwa pariwisata dapat digunakan sebagai bagian dari metode untuk meningkatkan kemajuan negara ataupun suatu wilayah yang tergolong kekurangan akan sumberdaya alamnya. Pariwisata juga dapat dibuat melalui pembangunan destinasi wisata buatan sehingga menjadikan ketidak tergantungnya industri pariwisata pada keberadaan sumber daya alam, seperti jembatan kaca The Geong yang berada di Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas. Hal ini berlainan dengan kegiatan bidang lainnya, seperti sektor manufaktur dan pertanian, yang mana aktivitas sektor tersebut bergantung pada ketersediaan SDA.

Pariwisata berbasis kearifan lokal seperti jembatan kaca di Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas tersebut menjadi salah satu destinasi yang diminati oleh banyak orang dalam bidang pariwisata. Akan tetapi, akhir-akhir ini terjadi kasus bahwa jembatan kaca The Geong tersebut ambruk sehingga menewaskan satu orang wisatawan dimana penyebab dari kasus ini ialah karena jembatan kaca tersebut tidak dilengkapi uji kelayakan. Padahal seharusnya destinasi harus memiliki magnet untuk menarik wisatawan datang kembali dan tidak mengecewakan. Karena, ketika wisatawan datang kembali maka akan meningkatkan devisa yang diterima oleh pemerintah, yang pada gilirannya dapat memberikan pengaruh keuntungan terhadap perkembangan ekonomi.

Dengan meningkatkan kunjungan wisatawan hal tersebut akan mendorong perkembangan industri pariwisata, yang berlaku untuk menghasilkan devisa yang jauh lebih baik dan mampu memperbaiki pertumbuhan ekonomi secara nasional. Kemudian dampak ekonomi oleh industri pariwisata juga mampu terlihat dalam peningkatan pendapatan yang diterima oleh penduduk sekitar destinasi wisata, karena keberadaan destinasi suatu pariwisata akan memberikan pengaruh positif untuk penghasilan penduduk setempat. Oleh karena itu, kedatangan kembali wisatawan mampu berperan secara signifikan dalam pertumbuhan ekonomi, meningkatkan penghasilan penduduk, dan pengembangan sektor pariwisata di suatu destinasi . Salah satu caranya dapat dilakukan dengan mewujudkan adanya transparansi dan konsisten pada protokol kesehatan yang dapat meyakinkan calon wisatawan akan keamanan selama berkunjung kemudian pengembangan Sumber Daya Alam berupa pelatihan dan pengembangan keterampilan pada pekerja industri pariwisata sehingga dapat meningkatkan layanan dan pengalaman yang lebih baik serta juga dapat dilakukan dengan kekuatan event yang mampu mendongkrak kunjungan wisata. Tak hanya itu, Inovasi harus dilakukan agar pengunjung tidak bosan dan membangun kepuasan pelanggan.

Pariwisata sendiri adalah industri utama dalam meningkatkan devisa dan pendapatan nasional negara Indonesia. Perekonomian Indonesia menjadi lebih baik juga salah satu efek dari perkembangan pariwisata di Indonesia. Karena dapat memberikan sumbangan besar terhadap Produksi Domestik Bruto, pendapatan valuta asing, dan penerimaan tenaga kerja. Akan tetapi, industri wisata masih menghadapi beberapa masalah seperti kualitas SDM yang rendah, kurangnya publikasi, infrastruktur yang belum baik, kurangnya investasi, dan rendahnya kunjungan wisatawan. Peningkatan kunjungan wisatawan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat, dan pengembangan sektor pariwisata. Hal ini dapat dicapai dengan memastikan keamanan wisatawan melalui protokol kesehatan yang transparan, pengembangan keterampilan tenaga kerja pariwisata, dan inovasi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.