Dampak keluarga broken home yang dirasakan oleh anak
Keluarga adalah pendidikan pertama bagi seorang anak , karena keluarga adalah kelompok sosial yang paling kecil namun memiliki peran yang sangat besar bagi tumbuh kembang seorang anak. Mulai daru belajar berbicara , belajar bersosialisasi , perkembangan motorik , dan pastinya keluarga merupakan pondasi pertama bagi kehidupan seorang anak.
Optimalnya pertumbuhan seorang anak di dasari oleh keluarga yang sangat bertanggung jawab dalam menjalankan perannya. Seperti seorang ibu dan ayah yang selalu kompak untuk bisa memberikan yang terbaik bagi seorang anak.
Namun tak jarang konflik bisa terjadi didalam keluarga , yang mana ibu dan ayah berselisih paham sehingga menyebabkan retaknya suatu keluarga. Konflik yang terjadi didalam keluarga bisa disebabkan oleh kurangnya komunikasi , ekonomi yang tidak stabil , atau bahkan hal hal yang tak terduga menjadi pemicu konflik dalam keluarga.
Ketika terjadi konflik dalam keluarga , tak jarang banyak anak yang menjadi korbannya. Apalagi jika konflik tersebut tidak bisa diselesaikan secara baik baik hingga menyebabkan kedua orang tua menjadi berpisah.
Perpisahan kedua orang tua adalah hal menyakitkan bagi seorang anak , yang mana anak akan dibingungkan dengan pilihan antara ikut ibu ataupun ayah. Selama ini selalu hidup bersama , tetapi harus berpisah karena keegoisan orang tua. Tidak hanya itu , mental seorang anak menjadi terganggu . Ketika menjadi anak broken home , karena pada dasarnya anak sangat membutuhkan kehadiran kedua orang tua dalam hidupnya.
Ketika keluarga sudah menjadi broken home , hubungan yang selama ini erat dan terjaga , kini sudah menjadi renggang dan berjarak. Seorang anak akan menjadi terpuruk dalam kesedihan dampak dari keluarga yang broken home. Apalagi jika ibu ataupun ayah sudah memiliki keluarga baru , pastinya anak akan menjadi terlupakan.
Perhatian ayah dan ibu tidak dapat didapatkan lagi secara utuh , karena sudah terbagi dengan keluarga mereka yang baru. Tak jarang banyak juga anak yang dilupakan oleh keluarganya sendiri. Broken home sangat memberikan dampak buruk bagi anak, baik dari psikologis tetapi juga tumbuh kembang pada diri anak.
Dalam kejadian keluarga yang broken home ada anak yang tetap bangkit , tetapi banyak juga yang berlarut dan sedih karena keluarga yang broken home. Bangkitnya seorang anak broken home adalah sesuatu hal yang sangat butuh perjuangan. Merasakan kesedihan yang mendalam tetapi harus tetap bangkit menjalani hidup. Karena dunia akan selalu tetap berjalan meskipun keadaan hancur. Anak broken home memiliki trauma dengan yang namanya hubungan.
Tidak hanya itu , beberapa anak yang broken home juga banyak menutup diri karena rasa trauma yang masih ada . Butuh waktu untuk bisa menyembuhkan luka yang dirasakan agar bisa membuka diri kembali. Ketika anaka broken home bangkit , ada tujuannya yang akan digapai.
Tujuan tersebut menjadi alasan supaya tetap bisa bangkit dalam menjalani kehidupan. Begitu besar dampak dari keluarga yang menjalani kehidupan. Begitu besar dampak dari keluarga yang broken home bagi seorang anak. Sekuat kuatnya anak akan tetap membutuhkan sandaran dari orang tua sebagai rumah untuk mereka pulang. Namun jika orang tua sudah memiliki keluarga baru , hal tersebut sangatlah susah untuk digapai.
Selain itu juga dampak dari keluarga broken home bagi seorang anak adalah pergaulan anak menjadi lebih bebas , karena kurangnya pengawasan dari orang tua. Tak jarang juga anak anak broken home yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Hal tersebut diakibatkan kurangnya perhatian orang tua , dan anak pun tidak bisa mengontrol dirinya. Pengawasan orang tua adalah salah satu bentuk orang tua menjaga seorang anak , namun ketika sudah menjadi keluarga yang broken home , pengawasan tersebut akan mulai berkurang.
Maka dari itu, menghindari dampak buruk dari keluarga yang broken home, orang tua harus bisa menjaga keharmonisan dalam keluarga. Memperbaiki komunikasi sehingga tidak ada salah paham yang disebabkan kurangnya komunikasi. Kemudian bisa menjadi orang tua yang saling terbuka satu sama lain , dalam keluarga tidak boleh ada hal yang ditutup tutupi karena akan menjadikan salah paham yang memicu pertengkaran.
Orang tua membutuhkan parenting rumah tangga, agar lebih memiliki pengetahuan dalam mengurus anak , mengurus rumah tangga , dan keluarga. Jika orang tua sudah paham dengan berbagai hal yang berkaitan dengan rumah tangga , keadaan buruk sepeeti broken home tidak akan pernah terjadi. Solusi yang terbaik untuk menghindari keluarga broken home dengan cara tetap menjaga komunikasi , keharmonisan , keterbukaan dalam keluarga.
Maka dari itu , dapat disimpulkan bahwa keluarga yang broken home memberikan dampak yang berat bagi kehidupan anak. Baik dari psikologis maupun tumbuh kembang anak. Ketika sudah menjadi broken home anak akan mendapatkan kasih sayang yang kurang dari orang tua , anak akan terlupakan sehingga memberikan trauma yang mendalam.