Dampak bullying di sekolah

DAMPAK BULLYING DI SEKOLAH

Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Jika kasus bullying tidak ditangani secara serius maka akan berdampak buruk terhadap korban yang mengalami pembimbing, kasus pembimbing yang sering terjadi di sekolah-sekolah biasanya berupa bentuk senioritas dan intimidasi dari siswa yang lebih senior ke adik kelas. Bentuk perilaku bullying terbagi menjadi tiga jenis yaitu, bullying fisik, bullying verbal, dan bullying psikologis.

Bullying Fisik: Bullying yang dilakukan dengan kekerasan pada fisik bagian tubuh. Contoh: Memukul, Menampar, dan menjambak

Bullying Verbal: Bullying yang dilakukan dengan omongan. Contoh: Memaki, ngegosip, dan mengejek

Bullying Psikologis atau mental: Bullying yang dilakukan seseorang dengan mengintimidasi, mengucilkan, mengabaikan, dan mendiskriminasi

Hal ini dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan perilaku yang agresif berupa pemaksaan yang dilakukan oleh seseorang yang lebih kuat ke seseorang yang lebih lemah atau seseorang yang dianggap lemah sehingga menimbulkan rasa takut dan tidak percaya diri pada korban bullying.

Faktor-faktor yang menyebabkan seorang siswa menjadi korban bullying biasanya karena siswa mempunyai nilai yang buruk, fisik yang lebih kecil dan lemah, kurang percaya diri, sulit menyesuaikan dengan lingkungan, juga bisa karena perbedaan fisik. Kasus bullying yang terjadi di sekolah-sekolah di Indonesia kini semakin banyak dan menakutkan, jika dibiarkan begitu saja maka akan menyebabkan dampak yang serius terhadap perkembangan peserta didik di bangku sekolah karena korban bullying merasa takut dan tidak percaya diri sehingga cenderung menarik diri dari lingkungan di sekitarnya termasuk saat di sekolah. Hal ini akan berdampak terhadap proses belajar siswa sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan dengan optimal yang akan mempengaruhi masa depan siswa korban bullying.

Seseorang dapat dikatakan sebagai korban bullying apabila tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya karena lemah secara fisik atau mental ketika mendapatkan perilaku agresif dan manipulatif secara berulang-ulang. Dampak bullying yang paling terlihat jelas adalah terganggunya kesehatan seperti sakit kepala, dan memar. Dampak jangka panjang dari bullying adalah menurunnya kesejahteraan mental atau psikologis seperti gangguan kecemasan, rasa rendah diri, kesepian, hilangnya minat pada hal yang disukai, pola tidur ataupun pola makan tidak teratur, dan rasa sedih.

Untuk menangani maraknya kasus bullying yang sering terjadi di bangku sekolah dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran di antara anak-anak, tekankan perilaku yang baik, empati dan capaian prestasi bersama di sekolah, melatih guru, dan staf sekolah tentang bagaimana mengatasi bullying, melibatkan oang tua dan siswa dalam meningkatkan kesadaran dan cara mengambil tindakan yang disepakati terhadap bullying. Hal ini memberikan dampak positif berupa kepercayaan diri dan terciptanya rasa aman terhadap siswa korban bullying maupun kepada siswa yang menyaksikan kejadian bullying yang terjadi di depan matanya untuk dilaporkan ke guru apabila terjadi tindakan bullying di sekolah. Jika hal ini mempu diterapkan oleh guru, siswa, dan orang tua siswa maka terjadinya kasus bullying yang ada di sekolah akan berkurang sehingga akan tercipta lingkungan belajar mengajar di sekolah yang kondusif dan efektif untuk proses belajar siswa dalam menangkap pembelajaran yang diberikan oleh guru dan dalam proses interaksi sosialisasi siswa dalam menempuh pendidikan di bangku sekolah.