Dalam Analisis Wacana, Apakah Konteks yang Mengiringi Suatu Wacana Juga Harus Diperhatikan?

8a83f4ce4db393a5adab311778dc9b7e
Sumber gambar: my-best.id

Kita perlu tahu, bahwa wacana adalah suatu unsur kebahasaan yang mengandung informasi dan pengetahuan yang belum tentu dapat dipahami oleh semua orang. Maka dari itu, untuk dapat memahami suatu wacana, kita memerlukan cara untuk dapat menafsirkan maksud dari wacana tersebut. Cara tertentu yang dapat kita gunakan untuk menganalisis suatu wacana disebut prinsip-prinsip pemahaman wacana. Dari sekian bentuk prinsip analisis wacana, ada prinsip yang melibatkan konteks dalam proses penafsirannya. Prinsip inilah yang disebut prinsip penafsiran lokal yang berarti dalam menginterpretasikan suatu wacana tidak hanya melihat dari teks tetapi juga memperhatikan konteks yang menyertainya.
Konteks yang dimaksud dalam penafsiran lokal meliputi pelaku, situasi, peristiwa, latar tempat, waktu dan sebagainya. Itu artinya, jika kita menggunakan prinsip penafsiran lokal untuk menganalisis suatu wacana maka kita harus menyertakan keadaan di sekitar wacana tersebut. Prinsip penafsiran lokal sendiri dibagi menjadi beberapa bagian dan pada kesempatan kali ini, kita akan mengupas tiga bentuk di antaranya.

who-are-you-640x432
Sumber gambar: http://Istockphoto.com

Bentuk yang pertama adalah penafsiran personal. Menafsirkan secara personal berarti kita perlu mengamati penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam suatu wacana. Penafsiran ini bisa diterapkan pada wacana yang berbentuk dialog dan diucapkan langsung oleh penutur dan dibalas oleh mitra tutur yang berpartisipasi. Sebagai contoh, ketika seorang siswa yang bernama Rani berkata bahwa dia mogok makan apabila tidak disuruh langsung oleh pacarnya. Kirana sebagai teman sebangku Rani berusaha membujuk temannya itu dengan bersuara layaknya lelaki. Namun, karena Rani dapat memahami dengan baik bahwa suara tersebut adalah suara temannya bukan suara pacarnya maka dia tetap bersikeras tidak mau makan. Hal ini menunjukkan bahwa kita dapat menyimpulkan maksud dari suatu wacana tergantung pembawa wacana tersebut.

Lokasi Usaha
Sumber gambar: http://Shopnhaxinh.com

Bentuk yang kedua adalah penafsiran lokasional yang berarti melibatkan lokasi atau tempat disekitar lahirnya wacana tersebut. Penafsiran secara lokasional dapat dilakukan baik itu terhadap wacana yang berbentuk tulisan maupun yang berbentuk tuturan. Sebagai contoh, ketika kita sedang di rumah dan Ibu kita menyuruh kita untuk segera ke ruang makan, maka jika kita dapat menafsirkan wacana tersebut kita akan menuju ke ruang makan di rumah kita bukan di rumah orang lain Karena percakapan tersebut terjadi di dalam rumah kita sendiri. Tidak mungkin kan kalau kita malah masuk ke ruang makan di rumah tetangga kita?


Sumber gambar: http://Kbbi.lectur.id

Bentuk penafisiran lokal yang terakhir adalah penafsiran secara temporal yang berarti bergantung pada waktu saat terjadinya wacana tersebut. Penafsiran temporal juga bisa di terapkan terhadap wacana dalam bentuk tulis maupun lisan. Contohnya, ketika kita sedang berada di perjalanan bersama teman dan memutuskan beristirahat di suatu peristirahatan pada jam 15.00. Kemudian, teman kita mengajak kita untuk sekalian melaksanakan ibadah salat. Jika kita dapat memahami wacana tersebut melalui penafsiran temporal maka kita dapat menyimpulkan bahwa salat yang dimaksud adalah salat ashar karena setiap umat islam tahu jika pada waktu tersebut adalah waktu untuk menunaikan ibadah salat ashar. Kesimpulan yang dapat kita ambil dari penjabaran diatas adalah bahwa dalam memahami wacana kita tidak hanya harus fokus pada teks yang disajikan melainkan juga perlu melibatkan konteks yang mengiringi wacana tersebut.