Dahsyatnya Restu dan Doa Orang Tua


Sumber gambar : www.dakwatuna.com

Halo teman-teman!

Bagi semua teman-teman yang sedang membaca cerita ini, semoga kalian dalam keadaan sehat dan bahagia. Pada kesempatan kali ini aku ingin berbagi cerita mengenai bagaimana akhirnya aku bisa sampai pada jurusanku saat ini yaitu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Universitas Sebelas Maret yang ada di Kota Surakarta. Sebelumnya perkenalkan namaku Salsabila, teman-teman biasa memanggilku Salsa.

Pada saat kelas 12 umumnya siswa pasti kebingungan jika ditanya rencana setelah lulus SMA, aku pun merasakan hal tersebut. Aku dari dulu memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri.

Saat mengetahui bahwa aku menjadi salah satu yang memiliki kesempatan mendaftar melalui jalur SNMPTN membuatku merasa harus memilih pilihan yang tepat sesuai kemampuan dan keinginanku. Setelah kebimbangan yang aku lalui, akhirnya aku memutuskan mendaftar di salah satu PTN yang berada di Kota Magelang, pada saat itu orang tuaku membebaskanku untuk memilih dan menyetujui semua pilihanku.

Hingga tibalah hari pengumuman SNMPTN yang sudah dinanti banyak orang dengan harapan membawa sebuah kabar baik. Selepas ashar aku dengan segala harapanku memberanikan diri membuka pengumuman dan ternyata keberuntungan sedang berpihak padaku, aku dinyatakan lolos SNMPTN, pada saat itu tentunya aku merasa sangat gembira, tidak bisa berkata-kata, tetapi ada perasaan sedih karena aku harus merantau yang berarti akan berpisah dengan orang tuaku.

Setelah beberapa bulan berjalan, tiba-tiba orang tuaku berkata bahwa mereka menginginkan agar aku melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi yang ada di Kota Surakarta, orang tuaku berkata tidak sanggup melepaskan aku hidup sendirian di kota orang.

Pada saat itu Universitas Sebelas Maret masih membuka pendaftaran melalui jalur mandiri gelombang II, aku yang tidak tega melihat kedua orang tuaku meminta agar aku tidak merantau, akhirnya menyetujui keinginan mereka untuk mencoba mendaftar melalui jalur mandiri gelombang II dengan memilih jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Jika ditanya mengapa memilih jurusan tersebut, sebenarnya aku tidak memiliki alasan yang luar biasa, hanya saja aku merasa cukup yakin mengambil jurusan tersebut karena aku merasa tertarik untuk mempelajari semua yang berkaitan dengan dasar negara Indonesia, serta aku ingin menjadi warga negara yang memiliki sikap dan rasa tanggung jawab terhadap negara.

Bicara mengenai ujian mandiri, saat itu aku tidak memiliki persiapan apapun, aku hanya memiliki waktu 2 minggu untuk mempelajari semua hal sebelum ujian mandiri tiba. Aku hanya bisa bertawakal, mengerjakan ujian sesuai kemampuanku, dan tentunya orang tuaku yang selalu mendoakan dan mendukung agar ujianku berjalan dengan lancar.

Hingga tiba hari yang paling ditunggu yaitu hari dimana pengumuman seleksi ujian mandiri gelombang II, saat itu aku tidak memiliki keberanian sedikitpun untuk membuka pengumuman, aku sangat takut mengecewakan orang tuaku yang memiliki harapan tinggi agar aku dapat berkuliah di Solo.

Sehingga, aku meminta agar ayahku membukakan pengumuman untukku, Alhamdulillah ayahku memberi kabar baik, yang artinya aku lolos seleksi ujian mandiri, saat mengetahui hal tersebut rasa senang, terharu, masih tidak menyangka yang aku rasakan saat itu.

Mungkin ceritaku ini tidak semenarik cerita teman-teman lain dengan perjuangan dan kehebatan yang sudah mereka lalui. Tetapi, aku hanya ingin mengambil sedikit pelajaran dari pengalaman ini. Dimana kita harus selalu menyertakan restu orang tua di setiap pilihan hidup kita dan doa orang tua itu nyata untuk kita.

Seperti yang tertuliskan pada judul bahwa restu dan doa orang tua itu dahsyat adanya, aku cukup yakin bahwa semua yang aku lalui ini merupakan keikhlasan serta rida dari orang tuaku. Tentunya kita juga harus berani mencoba hal baru, karena kita tidak akan pernah tau hasil yang kita dapatkan jika kita tidak pernah berani untuk mencoba.

Pesanku untuk semua teman-teman supaya selalu meminta restu dan doa orang tua agar semua yang menjadi pilihan hidup kita diridai orang tua. Seperti yang terdapat dalam hadis bahwa ā€œRida Allah terdapat pada rida orang tua , dan murka Allah juga terdapat pada murkanya orang tua.ā€(HR. Tirmidzi)[No. 1899 Maktabatu Al Ma`arif Riyadh] Shahih.

Daftar Referensi :
David, A. (2020). HR. Tirmidzi: 1899 | Keutamaan Keridhoan Kedua Orang Tua. Diakses pada 15 November 2021, dari https://www.akhidavid.com/2020/04/hr-tirmidzi-1899-keutamaan-keridhoan.html

8 Likes

alhamdulillah, semoga diberkahi yaa :+1:

semoga mba Yulia juga diberkahišŸ„°