Culture shock memasuki dunia perkuliahan

Pengalamanku tentang culture shock saat awal memasuki dunia perkuliahan.Culture shock sendiri merupakan sebuah fenomena emosional yang disebabkan oleh terjadinya disorientasi pada kognitif seseorang sehingga menyebabkan gangguan pada identitas (disonan) (Stella, 1999; 245; Hayqal, 2011).Melanjutkan bangku hingga Perguruan Tinggi memang hal yang sangat aku inginkan dari dulu. Memilih untuk tinggal jauh dari orang tua demi menggapai cita cita yang aku inginkan. Dan ternyata kehidupan kuliah tidak seindah yang aku bayangkan ketika aku masih duduk di bangku sekolah, kehidupan pada saat sekolah memang sangat berbeda dengan dunia perkuliahan. Ada banyak hal maupun kebiasaan yang sebelumnya tidak aku temukan di bangku sekolah. Salah satunya adalah mahasiswa harus aktif mencari dosen, awal kuliah hal ini yang membuat aku shock. Karna saat sekolah, biasanya guru yang memasuki ruang kelas sesuai jadwal yang sudah dibuat, tapi ketika kuliah para mahasiswa dituntut untuk bisa mandiri mencari dan menemui dosen, dan bukan malah sebaliknya. Belum lagi kita harus memahami karakteristik dosen satu dengan dosen yang lain. Ada satu pengalamanku, waktu itu awal kuliah ada salah satu mata kuliah yang sudah diberi tugas oleh dosen mata kuliah tersebut untuk melakukan presentasi. Dan waktu itu ada beberapa pertanyaan yang aku dan teman teman sekelompok ku tidak bisa menjawab, kami berusaha mencoba menjawab sepengetahuan kami akan tetapi justru semakin dicecar mengenai jawaban tersebut, hingga akhirnya kami sampai harus melakukan presentasi ulang. Hal tersebut memang terlihat biasa saja mungkin bagi yang tidak merasakan. Akan tetapi hal itu sebenarnya sangat membuat mental kami down karna harus menanggung malu didepan teman teman sekelas. Tapi kami sekelompok mencoba untuk menerima hal itu sebagai evaluasi presentasi kedepan. Kembali lagi ke topik awal culture shock yang aku alami waktu awal memasuki dunia kuliah tidak hanya berhenti disini, masih ada banyak hal lagi yang membuat aku mengalami culture shock di waktu awal perkuliahan. Pastinya mahasiswa tidak heran lagi dengan tugas banyak, deadline mepet.
Sudah bukan rahasia umum jika mahasiswa sering mendapatkan tugas dengan jumlah yang tidak sedikit. Biasanya setiap mata kuliah pada setiap pertemuan akan menghasilkan tugas baru. Selain itu, tenggat waktu tugas yang diberikan pun terkadang sangat singkat. Sehingga hal ini kerap membuat para mahasiswa kewalahan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Hal ini yang aku alami saat awal memasuki kuliah. Aku sempat kebingungan bagaimana cara membagi waktu untuk mengerjakan tugas satu dengan tugas yang lain ditambah lagi jika ada kelas malam, yang seharusnya waktu malam hari dibuat untuk istirahat tapi justru aku gunakan untuk begadang mengerjakan tugas hingga larut malam. Belum lagi dosen kerap kali memberikan tugas kepada mahasiswa dengan arahan dan petunjuk yang minim. Biasanya, para dosen hanya memberikan poin atau garis besar mengenai suatu topik yang akan dijadukan tugas. Dari situ, mahasiswa dituntut untuk mandiri dan kritis menyelesaikan tugas tersebut walaupun dengan minim petunjuk. Dituntut untuk mandiri mencari bahan referensi belajar sendiri,dulu di sekolah semua bahan pelajaran disediakan oleh guru dan pihak sekolah, maka hal ini sangat berbeda dengan dunia perkuliahan. Di kampus para mahasiswa dituntut untuk mandiri mencari bahan ajar dan materi sendiri. Sementara saat itu aku belum mengerti dimana harus bisa mencari sumber referensi jurnal yang baik dan relevan sesuai dengan mata kuliah yang diajarkan. Sehingga aku harus berusaha mencari tahu dan belajar dimana harus mencari bahan ajar jurnal yang sesuai. Hal - hal ini yang membuat aku awal kuliah rasanya ingin menyerah dan merasa mulai salah jurusan. Tapi aku mencoba untuk menyemangati diri sendiri setiap harinya. Seringkali aku mengalami homesick. Tidak jarang setiap malam aku selalu menangis karna bingung harus berbuat apa, tidak ada teman berkeluh kesah. Walaupun banyak hal hal yang membuat aku kadang ingin menyerah, akan tetapi aku yakin semua ini pasti bisa aku lalui. Mungkin ini yang dibilang oleh orang orang kalau kuliah harus siap mental apalagi baru semester awal emang banyak cobaannya, cobaan yang bikin mundur atau milih berhenti di semester awal, banyak sekali hal hal yang membuat culture shock dimulai dari pertemanan, kesibukannya, dan senioritasnya.