Cuaca Ekstrem di Selat Sunda, Benarkah Berpotensi Tsunami?

Sevti Nurmala
Jumat, 10 Desember 2021 | 19.00 WIB
kapal-ferry-menunggu-bongkar-muatan-di-pelabuhan-bakauheni-lampung-_160621195008-489
Foto dikutip dari Republika/Wihdan

Selat Sunda merupakan selat yang berada diantara pulau Sumatera dan pulau Jawa. Letak selat sunda yang sangat strategis menyebabkan banyaknya aktivitas pelayaran yang dilakukan di selat ini. Aktivitas pelayaran di selat Sunda sangat tergantung dengan kondisi cuaca.

Cuaca ekstrem terjadi di perairan Selat Sunda terutama pada malam hari. Penumpang kapal ferry yang menyeberang dari Pelabuhan Bakauheni–Merak atau sebaliknya mengalami hambatan saat berada di tengah laut dan saat sandar di dermaga.

Masyarakat yang akan berlibur di perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) sebaiknya mewaspadai potensi bencana tsunami di sejumlah daerah termasuk di pesisir selatan Pulau Jawa.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga mencapai 6 meter di Selat Sunda. Dalam hal ini, waspada potensi gelombang yang sangat tinggi kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia barat Lampung, selatan Jawa Barat, Laut Natuna utara, dan Samudra Pasifik utara Halmahera.

Humas Masyarakat Biro Hukum dan Organisasi BMKG dalam keterangan pers, Senin (6/12/2021) menyampaikan potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter.

1 Like