Covid-19 Semakin Melonjak, Namun Minat Baca dan Belajar Anak Semakin Rendah, Mengapa Demikian?

Foto dikutip dari surabaya.tribunnews.com/ahmad zaimul haq

Pandemi covid-19 adalah sebuah fenomena yang membawa banyak perubahan dalam berbagai bidang kehidupan mulai dari ekonomi, sosial, agama, dan tak terkecuali pendidikan. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang mendapat pengaruh adanya pandemi covid-19 ini. Banyak kebijakan baru yang muncul karena adanya pandemi covid-19 covid ini. Salah satunya dalah kebijakan mengenai Belajar Di Rumah (BDR). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Belajar Di Rumah ini lebih mengutamakan keaktifan dan kemandirian anak untuk belajar sendiri. Namun benarkah selama pelaksanaan Belajar Di Rumah ini banyak anak yang mengalami penurunan minat baca dan belajar?. Dalam sebuah jurnal Sastra Indonesia dengan judul “Dampak Pandemi covid-19 terhadap Minat Baca Siswa Sekolah Dasar” menuliskan bahwa selama masa pandemi covid-19 ini banyak anak yang mengalami penurunan minat baca. Hal ini didasarkan berbagi alasan yaitu bahan bacaan atau buku yang tersedia di rumah terbatas. Tidak banyak buku atau majalah yang tersedia ini menjadi pemicu anak malas untuk membaca.

Selain itu dalam pelaksanaan Belajar Di Rumah gawai adalah alat utama berlangsungnya pembelajaran. Namun pembelajaran secara online dengan menggunakan Gawai ini dinilai tidak efektif. Hal ini dikarenakan pada gawai tersedia bermacam-macam fitur dan juga adanya kemudahan akses, hal ini akan membuat anak lebih tertarik untuk membuka fitur lain daripada membaca ataupun belajar. Selain itu juga waktu belajar anak dirumah tidak terkontrol, orang tua yang telah lelah mendampingi anaknya belajar di rumah akan cenderung untuk membebaskan anaknya, akibatnya anak akan memiliki jam belajar yang berantakan, dan hal tersebut akan membuat anak semakin sembrono dalam belajar.

Tidak hanya itu program Belajar Di Rumah ini membuat anak memiliki kebebasan waktu dalam bermain. Anak yang tidak sadar akan tanggung jawabnya, seharian ia akan bermain bersama temannya, dan tidak memperdulikan waktu untuk belajar, bahkan terkadang orang tua yang terlalu lelah untuk terus mengingatkan ananknya cenderung akan membiarkan anaknya dan jika ada tugas sekolah orang tuanya memilih untuk mengerjakan tugas anaknya tersebut. Hal ini semakin memperparah kualitas belajar anak. Tindakan yang tersebut akan membuat anak semakin lalai dalam belajar.

Berdasarkan berbagai penjelasan diatas semakin menegaskan bahwa minat baca dan belajar anak pada masa pandemi covid-19 seperti ini mengalami penurunan. Jika hal ini terus menerus terjadi maka akan membuat kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Oleh karena itu sebisa mungkin harus meminimalisir hal tersebut.