Cerpen "Keluarga Tupai"

Di suatu hutan hiduplah berbagai jenis makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Dari sekian banyaknya makhluk hidup ada seekor tupai yang kehilangan keluarganya. Awalnya, tupai tersebut hidup bahagia bersama kedua orangtuanya. Namun, pada suatu hari ayah dan ibu tupai tersebut melihat hewan lainnya yang membawakan banyak makanan yang lezat yang berasal dari tengah hutan. Merekapun berinisiatif untuk mencari makanan juga ke tengah hutan. Pada awalnya sang ayah yang akan pergi ke tengah hutan sendirian, akan tetapi ibunya juga memaksakan untuk pergi bersama ayahnya. Sebelum mereka pergi ibu tupai berpesan kepada anaknya “nak, tunggu disini ya ibu dan ayah akan segera kembali membawakan banyak makanan untukmu”, lalu mereka berpelukan sangat erat seperti akan meninggalkan selama-lamanya.

Hari berlalu dengan cepat matahari seperti berlari dari arah timur ke barat, akan tetapi ayah dan ibu tupai belum juga kembali ke rumahnya. Sang anak mulai khawatir dan merasa kesepian dia mulai berpikir untuk menyusul ke tengah hutan, lagi pula persediaan makanan mereka juga mulai menipis. Tanpa disadari ternyata kedua orangtua tupai telah masuk perangkap pemburu liar yang memasang umpan dengan banyak makanan yang lezat. Akan tetapi tupai yang berada di rumah tidak mengetahui bahwa orang tuanya telah ditangkap pemburu liar.

Keesokan harinya, dengan tekat yang kuat tupai segera meninggalkan rumahnya dan menuju ke tengah hutan untuk mencari kedua orangtuanya. Belum lama berjalan diapun bertemu dengan seekor kura-kura tua yang umurnya lebih dari 100 tahun. Kura-kura pun bertanya kepada tupai “hei nak, kamu mau pergi kemana, bukannya ke arah sana adalah ke arah tengah hutan?” tanya si kura-kura. Tupai pun menjawab “iya tuan kura-kura saya akan pergi ke tengah hutan”, lalu kura-kura pun bertanya kembali “mengapa kamu mau pergi kesana, di tengah hutan sangat berbahaya untukmu nak lagipula kamu sendirian!”. Tupai pun menjawab “terimakasih tuan sudah memberikan saran, akan tetapi saya akan mencari kedua orang tua saya yang sudah menghilang hampir seminggu”.

Kura-kura yang mendengar hal itu ingin membantu tupai untuk mencari keluarganya tetapi dia sadar bahwa dia tidak bisa berjalan dengan cepat seperti hewan lainnya. Dia pun berkata kepada tupai “baiklah nak, jika itu yang kau inginkan maka berhati-hatilah ketika kau berada di tengah hutan dan jangan pernah putus asa sampai kau menemukan kembali keluargamu”. Tupai pun menjawab kembali “baiklah tuan sekali lagi terimakasih atas nasehatnya”. Tupai pun segera meninggalkan kura-kura dan melanjutkan perjalanan ke tengah hutan.

Pohon demi pohon dipanjati tupai dengan cepat dan akhirnya tibalah ke tengah hutan. Suasana yang begitu asing dirasakan tupai dan perasaan tupai mulai bercampur aduk antara khawatir dan juga rasa takut. Dari arah belakang tiba-tiba munculah seekor ular yang besar ingin memangsa tupai, tupai terkejut dan segera berlari ke arah pohon berikutnya untuk menghindari ular yang ingin memangsanya. Karena kepanikannya dia pun terpeleset dan terjatuh ke tanah, walaupun terasa sakit dia tetap berlari untuk menjauhi dari ular tersebut. Akhirnya dia sampai ke tempat permukiman berbagai jenis hewan.

Di tempat inilah berbagai jenis hewan hidup bahagia. Walaupun mereka berbeda-beda jenisnya tetapi mereka saling melindungi dan membantu satu dengan lainnya untuk melawan hewan buas yang ingin memangsa mereka. Akan tetapi, di tempat ini rata-rata hewan memiliki badan yang sangat besar seperti, badak, gajah, jerapah, rusa, kijang dan masih banyak lainnya. Sementara hewan kecil disini jarang sekali dijumpai dan mereka lebih memilih untuk tetap tinggal bersama keluarganya.

Akhirnya tupai bertemu dengan sekelompok hewan yang sedang asik bermain bersama teman-temannya yaitu gajah, jerapah, kancil, dan kuda. Tupai bertanya kepada mereka “permisi apakah kalian pernah melihat ibu dan ayahku?”. Krikkrikkrik mereka terdiam sambil menatap ke arah tupai. Lalu mereka tertawa “HAHAHAHAH” tanya sang gajah “apakah kami pernah mengenalmu?” sambil mengejek dan disambut dengan kancil “ tidak teman, kami tidak pernah mengenalmu!!”. Keempat hewan itu melanjutkan permainan mereka dan sambil menertawakan sang tupai. Mendengar hal itu tupai merasa kecewa dan sedih dari perkataan mereka.

Tupai mendekati mereka kembali untuk membujuk mereka agar menemukan keluarga tupai. Tupai pun menyapa mereka dengan ramah “ hai teman-teman”. Kuda pun langsung melihat ke arah belakangnya dan melihat tupai sambil berkata “ada apa lagi sobat kecil, apakah kau mencari kepala suku tupai?”. Dan ketiga hewan lainnya mulai menertawakan kembali sang tupai. Tupai menjawab “tidak kok, aku kesini ingin bermain bersama kalian, apakah kita bisa berteman?”. Jawab sang kancil dengan lugas “ hey teman kecil apakah kamu sanggup berteman sama kita, lihat dirimu kamu itu kecil sedangkan kita 5 sampai 10 kali lipat dari postur badanmu”. Disambung oleh jerapah “iyaaa, jika kita bermain kejar-kejaran dan tiba-tiba kamu terinjak oleh gajah berakhir sudah hidupmu sobat hahaha…”.

Mendengar perkataan mereka ada benarnya juga tapi tupai tidak akan mudah menyerah, tupai menjawab mereka lagi “iya tidak apa-apa, walaupun ukuran tubuhku kecil tapi aku bisa berlari dengan cepat di pepohonan”. Lalu kuda menjawab “ kita berempat berteman karena mempunyai kelebihan masing-masing, aku (kuda) si pelari yang cepat dan tangkas tidak ada yang akan mengalahkanku, sedangkan gajah adalah yang paling besar dan kuat diantara kami berempat, dan jerapah adalah yang tertinggi dia dapat memantau keadaan dari jarak jauh, sedanngkan yang terakhir si kancil walaupun dia kecil tetapi dia sangat cerdas buktinya dia sering membohongi binatang buas termasuk buaya”. Tupai pun terdiam mendengar perkataan kuda, sementara mereka berempat berbisik untuk merencanakan mempermainkan tupai.

Akhirnya gajah memberitahukan kepada tupai bahwa “baiklah jika kamu ingin berteman bersama kami maka kamu harus mengikuti tes syarat menjadi anggota baru tim kami”. Tupai pun setuju untuk mengikuti permainan dari mereka. Kancil melanjutkan pembicaraan dari gajah “baiklah untuk tes pertama, kamu harus mangambil sebuah telur dari tengah hutan rimba apakah kamu bersedia”. Jawab sang tupai “bukankah disana sangat berbahaya?”, lalu disambung dengan jerapah “tidak apa-apa kami akan menemanimu masuk kedalam tengah hutan”. Dikarenakan mereka bersedia menemaninya tupai pun tidak menolak dan menyetujui rencana dari mereka.

Mereka berlima mulai keluar dari wilayah tempat mereka tinggal menuju ke tengah hutan untuk menemani tupai mencari sebuah telur. Dan sampailah mereka melihat beberapa telur berwarna putih yang tidak ada pemiliknya tupaipun dengan berani langsung mengambil sebuah telur yang ternyata telur tersebut milik ular. Ular bersembunyi di semak-semak, dan mengintai target makanannya. Belum lama tupai berjalan ke arah mereka berempat, ular pun muncul dan langsung mengejar mereka. Karena terkejut tupai menjatuhkan telur dan langsung berlari dengan secepatnya menjauhi ular dan mereka juga berlari karena ketakutan. Mereka terus berlari padahal ular tidak mengejar mereka lagi.

Karena badan mereka besar sehingga membuat hentakan kaki yang keras dan membangunkan rombongan serigala yang lapar. Serigala yang melihat mereka hanya berlima langsung mengejar mereka dan mereka lari dengan menambah kecepatan. Akhirnya sang kuda yang mempin di depan menemukan sebuah gua “ayo masuk ke tempat ini daripada kita dimakan serigala tersebut”.

Lagi-lagi karena hentakan kaki mereka yang keras pada saat mereka masuk ke dalam gua terjadilah longsor batu dan menutup lubang gua akhirnya mereka terjebak di dalam gua. Sementara itu, gerombolan serigala berhenti dan meninggalkan gua karena pintu gua sudah tertimbun batu-batu yang longsor. Sedangkan mereka yang berada di dalam gua saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Gajah berkata “ ini semua salah kalian jikalau kalian tidak mempunyai ide ke hutan ini kita tidak akan terjebak seperti ini”, lalu disambung oleh jerapah “ ini semua usulan dari kancil jadi yang perlu disalahkan adalah kancil. “sudah-sudah cukup menyelahkan diantara kita penyebab dari ini semua adalah tupai, sebelum adanya dia kita tidak pernah seperti ini” ujar sang kuda, “iya benar” lanjutan dari kancil. Tupai tidak memperdulikan mereka dan terus mendorong batuan-batuan kecil untuk mencari jalan keluar.

Kancil pun berkata kepada tupai “hey kamu, jangan seperti tidak bersalah ya, ini semua salahmu”, dan tupai pun menjawab “ daripada kalian menyalahkan satu dengan lainnya lebih baik bantu aku untuk mendorong batu-batuan ini”. Mendengar perkataan tupai mereka langsung menolong tupai untuk mendorong bebatuan tersebut akan tetapi mereka terlalu sedikit untuk mendorong bebatuan besar itu. Mereka kembali berputus asa dan menyerah untuk mendorong bebatuan itu akan tetapi tupai tetap mencari jalan keluar, dan pada akhirnya menemukan sedikit lubang yang hanya dia bisa keluar. Akhirnya tupai keluar dan kembali ke wilayah tempat mereka berasal agar meminta bantuan hewan lainnya.

Mereka yang terjebak di dalam gua, lalu berusaha kembali untuk menemukan jalan keluar seperti tupai dan hasilnya tetap sama. Sementara tupai membawakan kawanan hewan lain yang berasal dari wilayah mereka tadi seperti badak, gajah, banteng dan masih banyak hewan lainnya untuk membantu mereka yang masih terjebak. Pada saat di depan gua mereka berusaha mendorong batu dan sebagian menyingkirkan batuan-batuan tersebut. Lalu tupai berteriak “hey kalian yang ada di dalam menjauhlah dari jalan keluar kami akan menyingkirkan batuan ini”. Dan akhirnya batuan tersebut runtuh dan membuka jalan keluar, lalu mereka semua berterima kasih kepada tupai untuk menyelamatkan mereka.

Dan pada akhirnya mereka semua menganggap tupai sebagai anggota keluarga baru yang akan tinggal di wilayah mereka. Pada akhirnya walaupun tupai kehilangan keluarga lamanya akan tetapi dia menemukan keluarga baru yang menyayangi dia seperti kedua orangtuanya dan mereka semua hidup bahagia untuk selama-lamanya.