Cerpen "Ingkar Janji"

Ingkar Janji

005859500_1418640474-16122014-sahabat
https://images.app.goo.gl/hWqNLMY1qFfZe98u5

Kala, Hamna, dan Lubna adalah sahabat dari kelas 3 SD, kini mereka telah menginjak kelas 5 SD. Pada saat kenaikan kelas kemarin, Lubna diberi hadiah oleh ibunya karena mendapatkan nilai yang bagus. Hadiah dari Ibu Lubna yaitu gadget yang diidm – idamkan oleh Lubna sejak dahulu.

Saat awal masuk sekolah sebelum jam pembelajaran dimulai, Kala, Hamna, dan Lubna sangat senang sekali. Mereka akhirnya dapat bertemu setelah 2 minggu mereka tidak dapat bercakap-cakap. Mereka kemudian menceritakan pengalaman mereka ketika liburan sekolah. Kala mengunjungi neneknya di Jakarta, kalau Hamna pergi liburan ke Gunung Kidul bersama keluarga besarnya dan menetap di sana selama beberapa hari. Sedangkan Lubna bercerita bahwa dirinya hanya di rumah saja bermain bersama adiknya, namun ia mendapatkan hadiah dari ibunya yaitu gadget. Mendengar itu, Kala dan Hamna sangat terkejut sembari menyelamati Lubna.

Suatu pagi di hari Rabu, Kala hendak mengajak Hamna, dan Lubna untuk membeli buku besok sore. Keduanya setuju untuk membeli buku bersama Kala. Akan tetapi pada keesokan harinya saat hendak ke toko buku, Lubna tiba - tiba saja membatalkan janjinya untuk pergi bersama Kala dan Hamna dengan alasan dirinya tidak ada sepeda. Kala dan Hamna agak sedikit kecewa karena Lubna membatalkannya tiba-tiba sekali. Kemudian Kala dan Hamna tetap jadi pergi ke toko buku berdua saja.

Pada hari Sabtunya, Hamna mengajak Kala dan Lubna untuk datang kerumahnya besok Minggu sore karena ibu Hamna akan memasak banyak untuk ulang tahun adiknya Hamna. Mendengar itu, Kala dan Lubna janji akan datang ke rumahnya dengan senang hati. Akan tetapi lagi – lagi Lubna tak juga datang pada saat ulang tahun adik Hamna. Hamna kembali kecewa pada Lubna. Padahal ibu Hamna telah mempersiapkan masakan kesukaan mereka bertiga yang cukup banyak yaitu cookies.

Esok harinya pada saat jam istirahat pertama Kala mendapatkan brosur yang menginfomasikan adanya tempat ice cream baru yang tak jauh dari sekolah mereka. Kala pun mencoba mengajak kedua sahabatnya untuk pergi bersama ke toko ice cream tersebut. Hamna dan Lubna mengatakan bahwa keduanya sanggup untuk pergi bersama Kala ke tempat ice cream baru nanti pukul 3 sore.

Jam telah menunjukkan pukul 3 sore, namun hanya Kala dan Hamna saja yang telah sampai. Kala dan Hamna sepakat menunggu Lubna 15 menit lagi. Akan tetapi, lagi dan lagi Lubna mengingkari janjinya. Kali ini Kala dan Hamna benar-benar merasa kesal.

“Hamna, kamu ngerasa nggak sih kalau Lubna sekarang sering mengingkari janjinya? Ini sudah ketiga kalinya loh. Padahal dulu ia selalu menepati janjinya kan? cetus Kala.

“Iya, aku juga ngerasa seperti itu. Kayaknya semenjak ia punya gadget baru nggak sih, Kal?” timpal Hamna.

“Aku rasa juga seperti itu. Sekarang ia sibuk dengan gadget barunya itu” ucap Kala.

“Yaudah daripada kita bete, yuk kita beli ice cream saja, nanti malah kesorean” ujar Hamna sembari mengayuh sepedanya.

“Ayok!” seru Kala seraya mengayuh sepedanya menyusul Hamna.

Pagi harinya, tiada sepatah kata maaf pun diucapkan Lubna. Kala dan Hamna kesal pada Lubna karena tak merasa bersalah pada mereka sedikit pun. Lubna sendiri lupa bahwa ia telah membuat janji pada kedua sahabatnya kemarin karena sibuk bermain game kesukaannya di gadget baru miliknya. Lubna teringat bahwa tadi kakaknya menyuruhnya untuk mengundang teman – temannya melihat kartun kesukaan mereka yang merilis episode terbaru agar bisa menonton bersama – sama di laptop kakak Lubna.

“Hamna, Kala, besok Sabtu datang ke rumahku ya. Kartun kesukaan kita udah ada episode terberunya loh. Kita besok Sabtu pagi nonton sama – sama ya di laptop kakakku.” Pinta Lubna.

Kala dan Hamna pun dengan cepat menyetujui untuk datang ke rumah Lubna, namun ada sebuah rencana yang diam – diam mereka berdua rencanakan. Rencana mereka yaitu sengaja tidak datang ke rumah Lubna padahal mereka menyetujui untuk datang ke sana.

Hari Sabtu telah tiba. Lubna telah membersihkan seluruh bagian rumahnya dan menyiapkan makanan untuk suguhan teman – temannya yang akan datang ke rumahnya. Akan tetapi sudah mau siang hari, teman – temannya tak kunjung datang ke rumahnya. Hal itu tentu saja membuat Lubna sedih. Kemudian ia berpikir sejenak.

“Kenapa ya mereka enggak datang, kan aku udah buat makanan banyak sama bersih-bersih rumah. Apa karena aku juga tidak pernah datang ketika kita membuat janji karena aku sibuk bermain dengan gadgetku ya?” gumam Lubna dalam hati.

“Aduhhh… harusnya aku tidak boleh seperti itu, sekarang aku tahu apa yang mereka rasakan ketika aku tak memenuhi janjiku. Besok aku akan meminta maaf pada teman – temanku” kata Lubna dengan tegas

Hari Senin telah tiba, setibanya di sekolah Lubna bergegas menghampiri teman – temannya.

“Teman – teman, maaf ya aku kemarin kemarin sering mengingkari janji kita untuk pergi bersama karena aku terlalu sibuk dengan gadgetku. Aku sekarang tahu bagaimana rasanya jika diingkari janjinya, maaf ya, aku tak akan mengulangi perbuatanku lagi yang seperti itu” ucap Lubna dengan menyesal.

“Iya, gapapa kok Lub, kita juga minta maaf kemarin memang sengaja tidak datang ke rumahmu agar kamu sadar akan hal itu. Untung saja kamu menyadarinya dan mau jujur pada kami. Semoga kita bisa belajar ke depannya ya, agar tidak mengingkari janji yang telah kita buat” ujar Kala seraya menenangkan Lubna.

Kala, Hamna, dan Lubna pun akhirnya berpelukan dan berjanji untuk tidak mengingkari janji mereka masing – masing.