Cerita Pendek "PERSAHABATAN"

Persahabatan Rangga dan Wisnu

Rangga dan Wisnu

“Persahabatan Yang Tadinya Tidak Diinginkan”

karya: Muthiah

Pada suatau hari ada seorang laki-laki yang tampan bernama Rangga, dia bersekolah di SMA Pelita. Rangga orangnya sangat sombong dan juga pelit. Dia suka sekali pilih-pilih dalam berteman, sehingga dia tidak mempunyai sedikit teman ataupun sahabat.

Di sekolah, Rangga bertemu dengan Wisnu. Wisnu adalah orang yang baik hati dan tidak sombong seperti Rangga. Setiap kali Wisnu bertemu Rangga, ia selalu menjadi bahan bulan-bulanan oleh Rangga. Akan tetapi Wisnu tidak pernah membalas perbuatan Rangga terhadapnya. Ketika pulang sekolah, Rangga ingin mengerjai Wisnu di halaman sekolah, hingga Wisnu ditertawakan oleh teman-teman yang lain. Tapi Wisnu menerimanya dengan amat sabar. Tak lama setelah itu, Wisnu dijemput Mamanya yang membuat dirinya terkejut melihat keadaan Wisnu yang sekarang.

“Astaga Wisnu, kenapa ini dengan pakaianmu?” Tanya Mama.

“Engga Ma, tidak kenapa-kenapa. Tadi aku hanya terpeleset di kamar mandi.” Jawab Wisnu

“Ya sudah kalau gitu, lain kali hati-hati yang sayang”. Nasehat Mama

“Iya mah, Wisnu juga baik-baik aja kok”.

Sebelum Wisnu pulang, ia mendengar suara tabrakan yang sangat keras yang membuat dirinya penasaran sehingga langsung mendatanginya. Alangkah terjekutnya Wisnu setelah sampai ke asal suara bahwa korban itu adalah Rangga, yang tadi membullynya. Wisnu pun dengan segera menolong Rangga dan membawanya ke rumah sakit. Rangga masuk di ruang UGD. Wisnu setiap hari hampir selau menjenguk Rangga yang dirawat di rumah sakit.

Keesokan harinya ketika Wisnu menjenguk Rangga di rumah sakit.

“Selamat siang Rangga, gimana keadaanmu sekarang? Udah mendingan apa belum? Tanya Wisnu

“Gausah sok peduli sama gue deh lo, ngapain lo kesini?” Sentak Rangga

“Aku Cuma ingin menengok kamu aja”

Tiba-tiba seseorang datang di tempat Rangga dirawat, ternyata seorang itu adalah Bhima, sahabat Rangga.

“Siang Rangga?” Sapa Bhima

“Siang Bhim, gimana di sekolah tadi?”tanya Rangga

“Gila ya ngga, ga ada lo kelas tu sepi banget. Biasanya kan elo tu yang bikin ramai kelas.” Jawab Bhima sambil senyum

Tiba-tiba suster datang ingin memberitahu Rangga.

“Adek, adek jangan banyak gerak ya, soalnya ini luka di kaki adek belum sembul totak.”

Rangga langsung membuka selimut yang menutupi kedua kakinya. Alangkah terkejutnya Rangga ketika melihat keadaanya. Tidak hanya Rangga yang dibuat terkejut, Bhima yang dianggap sahabat oleh Rangga justru langsung berpamitan pulang setelah melihat kaki Rangga ternyata cacat. Bhima tidak ingin mempunyai teman yang cacat. Dan Bhima pun memberi tahu kepada seluruh teman sekolahnya. Rangga menangis. Wisnu pun menghiburnya yang kemudian Wisnu lansung pulang.

Keesokan harinya Wisnu pergi menjengk Rangga lagi, sebab Rangga tidak memiliki eman lagi selain Wisnu yang selalu menemani Rangga.

“Apa kabar Rangga?” tanya Wisnu dengan lembut

“Lagi tidak baik”. Jawab Rangga sambil bersedih

“Kamu enggak usah bersedih Rangga, kamu harus menghadapinya dengan ikhlas” Jawab Wisnu

“Kamu suka kan dengan keadaanku yang sekerang” Sambil maraah dan menangis

“Tidak Ngga, aku justru sedih dengan keadaanmu yang sekarang” Jawab Rangga

“Kamu pasti snang, sebab tidak ada lagi yang mengerjaimu selain aku”

“Aku tidak peduli dengan omonganmu itu. Dan kamu jangan bicara lagi, istirahatlah yang cukup Rangga, aku akan menjengukmu setiap hari.

Setelah mendengar perkataan Wisnu tadi, Rangga pun sadar, apa yang pernah dirinya lakukan terhadap Wisnu dirinya sedikit merasa iba. Rangga pun menangis dan merasa bersalah kepada Wisnu.

“Malam harinya, Wisnu menjenguk Rangga

“Malam Rangga?” Sapa Wisnu

“Malam” Sambil Menangis

“Kenapa kamu menangis?” tanya Wisnu sambil menenangkan Rangga

“Aku sadar Wis, aku punya banyak salah ke kamu, aku suka sekali membullymu di

sekolah, aku minta maaf ya Wis, kamu mau kan maafin aku?” Sambil memegang tangan Wisnu

“Iya Ngga, aku sudah memaafkanmu dari dulu”

“Makasih ya Wis, kamu adalah teman baikku selama ini” Sambil memeluk Wisnu

“Iya, sama-sama Rangga, kamu juga teman baikku.”

“Mulai sekarang kita jadi sahabat selamanya ya?”

“iya”

Keesokan harinya Rangga sudah dibolehkan dokter untuk beristirahat di rumah. Rangga harus memakai kursi roda karena salah satu kakinya belum bisa untuk berjalan. Wisnu selalu menemani Rangga dan memberi semangat kepada Rangga kalau nantinya bakal bisa jalan seperti dulu lagi. Wisnu juga membantu Rangga belajar di rumah selama Rangga di rawat di rumah sakit agar tidak ketinggalan pelajaran.

Semenjak hari itu Rangga dan Wisnu benar-benar menjadi sahabat yang selalu bersama-sama. Rangga juga sudah tidak pernah lagi terlihat membully teman-teman yang lain.