Cerita Anak Si Ujang

Si Ujang

Suatu hari di sebuah kampung halaman tinggalah seorang anak tunggal yang hidup bersama neneknya. Dia bernama Ujang Wibawa dan biasa dipanggil Ujang. Ujang hanya hidup bersama neneknya karena pada saat usinya 1 tahun sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya (meninggal dunia).

Di kampungnya Ujang mempunyai beberapa teman seumuran (5 tahun). Teman-temannya tersebut yaitu bernama Aji, Rama, dan Toni. Saat itu Ujang dengan Toni sedang bermain mobil-mobilan yang masih didorong/ditarik manual di lapangan tempat biasa di mana mereka bermain. Tidak lama kemudian Aji dan Rama datang dengan membawa mobil-mobilan yang baru, mobil mainan yang lebih modern atau sering disebut dengan mobil remot. Dan mereka pun akhirnya saling bermain bersama dengan mainan mobil yang mereka miliki masing-masing. Setelah mereka lelah bermain akhirnya mereka pulang.

Saat berjalan menuju rumah, Aji mengajak ke tiga temannya untuk adu balap mainan mobil yang mereka miliki masing-masing saat besok akan bermain lagi. Kemudian temannya bertiga menyetujui atau sepakat. Akan tetapi saat di jalan Toni berfikir “apa nanti aku tidak kalah kalau mobilku hanya terbuat dari bambu ?” (ucap Toni dalam hati). Dan tidak terasa mereka pun sudah sampai disimpang empat di mana jalan mereka menuju ke rumah sudah beda-beda.

Sesampai dirumah Toni langsung memintaa ke ibunya untuk membelikan mainan mobil yang lebih canggih (mobil remot).

Toni : “Ibu, bolehkah aku membeli mainan mobil yang lebih bagus dan canggih ? “
Ibu Toni : “Bukannya kamu udah punya mobil remot ?”
Toni : “Sudah Ibu tetapi teman-teman mengajaku untuk adu balap mobil remot, sedangkan punyaku hanya yang manual pastinya nanti akan kalah”
Ibu Toni : “Ya sudah nanti akan ibu belikan”
Toni : “Baik ibu, terimakasih” (dengan raup muka senang).

Karena keluarga Toni termasuk golongan yang mampu dan Toni sering dimanja maka Toni akan dibelikan mobil remot oleh orang tuanya.
Berbeda dengan si Ujang yang pulang tanpa memikirkan hal seperti itu.

Hari berikutnya seusai mereka sekolah mereka pulang dan kembali ke lapangan untuk bermain lagi. Setelah semuanya berkumpul mereka berempat pun langsung mengadakan adu balap mobil yang mereka punya masing-masing. Dan disitu Ujang sempat kaget karena hanya mobil milik Ujang yang masih manual. Saat perlombaan selesai, Aji tiba-tiba bilang ke Ujang

Aji : “apa kamu tidak malu dengan mobil yang masih manual?” (ucap Aji dengan nada yang agak naik) .
Ujang : “Buat apa malu, ini kan masih bisa dimainkan”.
Aji : “Hahaha” (aji pun menertawai tanpa ada rasa kasihan).

Karena Rama merasa kasihan kepada Ujang, akhirnya Rama mengajak Bima untuk mencoba bermain mobil remotnya agar Bima tidak tersinggung dan dapat merasakannya.

Selang beberapa menit akhirnya mereka pulang. Saat diperjalanan pun kini giliran Ujang yang kepikiran akan membeli mobil remot. Karena Ujang sadar bahwa dia hanya tinggal bersama neneknya dan tidak mau menyusahkan neneknya, maka Ujang berfikir untuk menyisihkan uang jajannya guna membeli mobil mainan.

Setelah Ujang beberapa hari tidak ikut main bersama ketiga temannya, saat itu pula Aji merasa bersalah karena bicara pada Ujang kurang sopan. Akhirnya Rama mengajak Aji dan Toni untuk ikut membantu membeli mobil mainan yang baru untuk Ujang, dan mereka bertiga iuran. Karena sudah terkumpulnya iuran maka mereka bertiga langsung ke rumah Ujang. Setiba di rumah Ujang, Aji meminta maaf dan memberikan sedikit uang dari iuran ketiga teman Ujang. Ujang dengan baik hati memaafkan Aji dan menerima bantuan dari temannya.

Kemudian saat ketiga temannya pulang Ujang langsung membuka tabungan yang selama beberapa minggu ditabung. Dan ternyata uang tabungan Ujang kurang jika akan digunakan untuk membeli mobil mainan, saat itu juga Ujang ingat akan pemberian uang dari temannya. Karena sudah merasa cukup, Ujang pun pergi ke toko guna membeli mobil mainan yang baru.

Saat tiba di sekolah Ujang menceritakan kepada temannya bahwa dirinya sudah membeli mobil mainan yang baru (seperti yang dimiliki temannya). Mendengar cerita tersebut ketiga temannya pun ikut senang dan Aji mengajak kembali untuk bermain bersama-sama sesudah selesai pulang sekolah. Dan sesampainya di lapangan mereka pun bersenang kembali karena semua temannya sudah memiliki mobil remot semua.