Cerita Anak Lala dan Lili

Pada suatu rumah tinggalah dua orang anak yang bernama Lala dan Lili. Lala dan Lili saat ini duduk di Sekolah Dasar Kelas 6. Mereka hidup bersama dengan ayahnya yang bernama Budi dan Ibunya yang bernama Siti. Ayahnya bekerja sebagai Dosen di suatu Universitas di daerahnya sedangkan Ibunya bekerja di rumah namun memiliki bisnis catering. Lala dan Lili berbeda sekolah. Lala dan Lili memiliki kepribadian yang berbeda. Sebenarnya Lili lebih pintar dan cerdas dibandingkan Lala, namun Lili setiap harinya selalu saja malas belajar berbeda dengan Lala yang setiap harinya sangat rajin sekali belajar.
Meskipun ayah dan ibunya memiliki kesibukan masing masing. Namun keduanya sangat perhatian kepada Lala dan Lili. Setiap hari dibuatkan sarapan, bekal, hingga disiapkan baju sekolah. Sehabis pulang sekolah juga ibunya sangat perhatian. Ketika dimalam hari keduanya juga diajarkan wajib belajar 1 jam bersama ayahnya. Dan kegiatan itu terus menerus dilakukan. Dan ayahnya yakin kedua anaknya sangatlah pandai namun ayahnya juga tau kalau Lili sangat malas belajar padahal sebenarnya ia lebih cerdas dan pintar. Ayah dan Ibunya setiap hari selalu memberikan dorongan kepada Lili agar ia rajin belajar karena ia sudah kelas 6 dan sebentar lagi pasti akan menghadapi Ujian-Ujian Sekolah. Begitu pula kepada Lala yang setiap harinya selalu belajar baik ada ayah nya atau tidak.
Hingga suatu ketika menjelang H-8 ujian sekolah, Ayah dan Ibunya sudah menasehati Lala dan Lili agar belajar materi-materi ujian yang sudah disiapkan oleh ayahnya maupun yang sudah disiapkan oleh guru-guru disekolahnya.
Ayah : “ Lalaa”
Ayah : “ Lilii”
(sambil meneriaki keduanya agar menghadapnya)
Lala : “ Iya ayah ada apa ?”
Lili : “ Kenapa sih ayah?” (datang sambil memasang wajah yang masam )
Ayah : “Lala. Lili apakah kalian tau dan sadar sekarang sudah H-8 kalian akan menghadapi ujian sekolah !”
Lala : “ Iya ayah Lala tau.”
Lili : “ Masih lama ayahhhh.”
Ayah : “Oke sudah sampai mana persiapan belajar mu Lala ? “
Lala : “ Aku sudah 50% ayah. semua materi yang ayah dan guru berikan sudah banyak Lala pelajari.”
Ayah : “ Pintar nak. Lanjutkan ya nakk !”
Ayah : “ Lili ! kamu sudah persiapan sampai mana. Kamu jangan menyepelekan Ujian ini ya!” (ujar ayahnya sambil perasaan kesal)
Lili : “ Iya ayah Lili akan belajar.”
Ayah : “Bukankah kalian sendiri yang ingin masuk SMP di SMP yang sudah kalian idam-idamkan dari dulu!?”
Lala : “Iya ayah. Lala ingin. “
Lili : “ Iya ayah Lili juga sangat ingin sekali.”
Ayah : “ Nah, apabila kalian tidak mau belajar lalu apa yang kalian inginkan tidak tercapai ya sudah terserah kalian mau apa janga menyalahkan ayah atau bahkan menyalahkan Ibu kalian !”
Lala dan Lili : “Iya ayah.”

Setelah itu ayah pergi meninggalkan mereka dan menemui istrinya.
Ayah : “Aku bingung bu mengurusi anak anak . “
Ibu :” Kenap ayah ?”
Ayah : “Ya itu mereka tu gatau. Apalagi Lili dia menyepelekan sekali Ujian-ujian ini
berbeda dengan Lala.”
Ibu : “Oh itu juga kan yang ibu keluhkan kemarin kan ayah.“
Ayah : “ Iya buk gatau mereka ini maunya apa.”
Ibu : “ Yasudah lah yah biarkan saja mereka yang penting kita setiap hari pantau saja mereka terus. Ibu masak dulu kedapur. “
Ayah : “ Iya.”

Setelah hari itu H-1 ujian sekolah , malam harinya Lili masih bermalas-malasan untuk belajar dan Lala melihatnya. Sehingga Lala bertanya pada Lili.
Lala : “Lili, kamu gak belajar besok ujian loh.”
Lili : “ Santai aku kan bisa belajar sebentar aja juga nanti pasti langsung bisa.”
Lala : “Ih kamu kok gitu sihhh. Emang kamu mau tidak masuk SMP yang kita inginkan
dari dulu itu.”
Lili : “Ya mau lah. Gak mungkin juga nilaiku jelek dan tidak masuk ke SMP itu.”

Setelah itu ujian sekolah sudah berjalan dan Lala masih terus belajar dan semakin tekun setiap harinya sedangkan Lili yang tetap santai dan mengganggap dirinya lebih pintar sehingga bisa dengan mudah mengerjakan soal – soal Ujian Sekolah itu. Hingga pada suatu malam setelah ujian.
Ayah : “ Gimana anak – anak ayah dan ibu hari ini terakhir kalian Ujian Sekolah dan kita
tunggu hasilnya nanti yaa.”
Lala : “ Iya ayah, Lala takut nilai Lala rendah.”
Lili : “Iya ayah Lili yakin nilai Lili bagus ayah.”
Ayah : “ Oke ayah dan ibu menunggu hasil kalian nanti yaa.”

Hingga suatu hari menjelang kelulusan dan dibagikan nilai-nilai tertinggi. Dan disekolah Lala ternyata Lala masuk 3 besar dan mendapat juara 2 dari paralel. Lala sangat senang dan ingin segera pulang. Sedangkan Lili mendapat peringkat 5 dari paralel. Lili saat itu sudah sangat sedih dan sangat malu kepada keluarganya.
Namun akhirnya mereka sampailah dirumah. Mereka memberitahu jumlah nilai dan peringkat mereka kepada ayah dan ibunya. Lala sangat senang sekali terlihat dari raut wajahnya sedangkan Lili terlihat sangat sedih. Ketika mereka sudah mengatakan jumlah dan peringkat ayah dan ibunya menasihati mereka dan berdoa semoga besok ketika pendaftaran ke SMP mereka bisa masuk.
Hingga hari pendaftaran telah dibuka dan saat itu mereka mendaftar ke sekolah itu dan langsung melkaukan seleksi nilai dll. Dan akhirnya diumumkan bahwa Lala bisa masuk ke SMP tersebut dengan mudah karena nilainya sangat bagus sedangkan Lili tidak bisa masuk ke sekolah tersebut. Akhirnya Lili sangat sedih.
Ibu : “ Sudahlah Lili tidak apa kamu tidak bisa masuk SMP itu kita cari lagi SMP yang
juga bagusnya sama seperti SMP milik Lala.’
Lili : “Ibu maafkan Lili. Lili tidak bisa masuk disana karena keslahan Lili. Lili kira Lili
bisa kare Lili merasa lebih pandai daripada Lala dan Lili bisa dengan mudah
menyerap materi tenyata Lili salah ibu. “(sambil memasang wajah sedihya)
Ibu :”Iya Lili tidak apa jadikan ini pelajaran buat Lili ya agar Lili tidak kecewa seperti
sekarang. “
Ayah : “ Makannya kalau dibilangin orang tua nurut !”
Lili : “ Iya ayah maafkan Lili. Lili janji tidak akan mengulangi hal tersebut lagi. “

Karena kejadian itu Lala masih tetap sama terus belajar setiap harinya. Dan Lili sekarang semakin giat belajar. Saat ini keduanya terus menerus mendapatkan penghargaan dan juara disekolah masing-masing. Dan meskipun keduanya berbeda sekolah namun keduanya sekarang sama-sama memiliki SMA impian dan keduanya terus berusaha dan giat belajar agar bisa masuk ke SMA yang diimpikan.