Cerita Anak "Buku yang Hilang"

“Buku yang Hilang”
Oleh Sherly Nabila Astiningtyas
Picsart_22-12-08_21-36-19-598

Mita memiliki dua orang sahabat bernama Sari dan Dino. Mereka bersekolah di SD Negeri Kasih Bunda dan memiliki seorang guru bernama Bu Ratna. Rumah mereka berdekatan dan tidak jauh dari sekolah. Saat di kelas Sari menunjukkan buku cerita barunya yang kemarin dibelikan oleh ayahnya kepada kedua sahabatnya.

‘‘Dino, Mita lihat deh kemarin aku dibelikan buku cerita baru sama ayahku’’ ucap Sari pada kedua sahabatnya.
‘‘Apa itu buku Si Kancil yang terbaru Sar?’’ tanya Dino
‘‘Iya’’ jawab Sari
‘‘Wah… apa aku boleh meminjamnya Sar?’’ tanya Mita
‘‘Boleh saja, tetapi tunggu aku selesai membacanya’’ kata Sari
‘‘Oke Sar, terima kasih’’ kata Mita sambil tersenyum senang.

Tak lama setelah perbincangan mereka Bu Ratna datang untuk memulai pelajaran. Sari, Mita, dan Dino fokus dengan pembelajaran hingga bel pulang berbunyi. Teng… teng… teng… Mendengar suara bel tersebut semua siswa termasuk Sari, Mita, dan Dino langsung senang dan memasukkan buku ke dalam tas. Bu Ratna segera menutup pelajaran agar siswanya dapat pulang tepat waktu.

‘‘Anak-anak jangan lupa tugas tadi diselesaikan di rumah ya besok dikumpulkan’’ kata BU Ratna
‘‘Baik bu’’ jawab semua siswa yang berada di kelas.
‘‘Sekarang pimpin doa setelah itu baru boleh pulang’’ perintah Bu Ratna pada siswa-siswanya.

Setelah berdoa semua siswa segera pulang ke rumah masing-masing termasuk Sari, Mita, dan Dino. Namun, saat di gerbang sekolah Mita teringat jika buku paketnya tertinggal di kolong meja. Mita pun menyuruh Sari dan Dino untuk pulang saja tidak usah menunggunya. Mita segera lari ke kelas saat sedang mengambil buku paketnya, ia tidak sengaja melihat buku cerita Si Kancil milik Sari jatuh di bawah meja. Saat ingin mengambilnya buku itu tidak sengaja sobek pada bagian covernya. Mita pun takut Sari marah, ia buru-buru memasukkan buku it uke dalam tasnya.

Mereka pagi ini tidak berangkat bersama karena Sari kemarin malam menginap di rumah neneknya. Mita sebagai teman sebangku Sari melihat Sari begitu murung. Mita tahu apa alasannya tetapi Mita takut untuk mengakui dan mengembalikkannya. Dino yang duduk di belakang mereka juga memperhatikan Sari.

‘‘Sar, kamu kenapa pagi-pagi terlihat sedih? Bukannya kamu dari rumah nenekmu biasanya setelah dari rumah nenekmu kamu sangat senang’’ tanya Dino.
‘‘Buku cerita Si Kancil milikku hilang, aku tidak ingat menaruhnya dimana’’ jawab Sari sedih
‘‘Oh iya, Mit kemarin saat kamu kembali ke kelas kamu melihat buku ceritaku tidak?’’ tanya Sari penuh harap.
‘‘Tidak, aku tidak tahu. Aku tidak melihat buku ceritamu’’ jawab Mita sedikit gugup.
‘‘Dimana ya bukuku?’’ tanya Sari pada dirinya sendiri.
‘‘Udah Sar, nanti coba kit acari bersama. Aku tanyakan ke yang lain dulu ya. Jangan sedih’’ ucap Dino menenangkan Sari dan bergegas menanyakan ke teman-teman lainnya sebelum bel masuk berbunyi. Tetapi tidak ada yang melihat buku Sari.

Setelah itu seperti biasa Bu Ratna masuk dan melanjutkan pelajaran. Bu Ratna memerintahkan semua siswanya mengumpulkan PR yang kemarin di atas mejanya. Saat Sari mengumpulkan Bu Ratna memperhatikan Sari terlihat sedih dan tidak fokus dalam pembelajaran. Bu Ratna pun menanyakan keadaan Sari.

‘‘Sari, apa kamu sakit?’’ tanya Bu Ratna
‘‘Tidak bu. Sari hanya lagi sedih buku Sari hilang’’ jawab Sari dengan muka
murung.
‘‘Kalau begitu, coba nanti ibu tanyakan ke teman lainnya ya? Sudah jangan
sedih’’ ucap Bu Ratna mencoba menghibur Sari.

Bu Ratna pun menanyakan buku cerita Sari itu kepada yang lainnya. Mita takut ia hanya melihat kebawah kursi. Mita ingin mengembalikkannya tetapi takut Sari marah karena telah merobekkan bukunya. Bu Ratna sadar Mita hanya menundukkan kepala. Karena sudah hampir jam pulang tiba, Bu Ratna memerintahkan siswa-siswanya untuk segera membereskan bukunya dan mengecek agar tidak ada yang hilang atau tertinggal di kelas. Setelah berdoa, semua siswa diperbolehkan pulang. Namun, saat ingin pulang tiba-tiba Mita dipanggil Bu Ratna katanya ada yang mau ditanyakan. Sehingga Mita lagi-lagi meminta kedua sahabatnya untuk pulang terlebih dahulu saja tidak usah menunggunya. Terlebih Mita juga ingin menghindari Sari dahulu karena melihat Sari sedih membuatnya merasa bersalah.

‘‘Mita kenapa diam saja tadi di kelas? Apa kamu ada masalah?’’ tanya Bu Ratna
‘‘Bu, sebenarnya buku Sari ada di saya. Saya kemarin melihat buku itu di bawah mejanya’’ jawab Mita melihat ke bawah karena takut.
‘‘Lalu mengapa tidak kamu kembalikan ke Sari?’’ tanya Bu Ratna lagi.
‘‘Saya takut bu, saya tidak sengaja merobekkan bukunya’’ Jawab Mita menyesal.
‘‘Tidak perlu takut Mita. Mita ceritakan saja ke Sari dengan jujur kalau kamu tidak sengaja merobeknya, tidak baik berbohong seperti itu. Besok kembalikan ke Sari ya?’’ perintah Bu Ratna dengan lembut.
‘‘Baik bu’’ jawab Mita
‘‘Ya sudah sekarang kamu boleh pulang. Hati-hati ya langsung pulang ke rumah’’ ucap Bu Ratna sambil mengelus kepala Mita dan pergi ke ruang guru.

Keesokkan harinya Mita berniat mengembalikkannya di kelas. Karena pagi ini Mita berangkat terlebih dahulu ke sekolah. Sari terlihat sudah tidak terlalu sedih. Sari sudah mencoba mengikhlaskan jika memang bukunya hilang. Namun, tiba-tiba Mita memberikan buku cerita Si Kancil miliknya.

‘‘Loh buku ceritaku, kok bisa ada di kamu Mit? Duh terima kasih ya Mita. Kamu nemuin bukunya dimana Mit?’’ tanya Sari beruntun karena saking senangnya.
‘‘Sar, maaf sebenarnya buku itu aku temuin di bawah mejamu saat aku ingin mengambil buku paketku yang tertinggal kemarin. Tetapi aku tidak sengaja merobeknya, aku takut kamu marah’’ ucap Mita menyesal dan takut Sari marah.
‘‘Tidak apa-apa Mit, cuma bagian covernya aja kok yang robek. Lagian aku tidak akan marah sama kamu Mit kan kamu sahabatku, tapi aku sedikit kesal denganmu karena sudah berbohong. Jangan pernah bohong lagi ya Mit, aku tidak suka kamu berbohong itu tidak baik Mita’’ kata Sari dengan lembut berusaha menasihati Mita.
‘‘Iya Sar, maaf aku sudah berbohong. Aku janji tidak akan berbohong lagi Sar. Terima kasih ya tidak marah denganku’’ kata Mita sedikit lega.
‘‘Sudah jangan meminta maaf terus. Besok kalau aku sudah selesai baca kamu boleh meminjamnya’’ ucap Sari.

Setelah itu, Sari dan Mita melanjutkan pelajaran karena Bu Ratna sudah memasuki kelas untuk memulai pembelajaran. Kejadian ini membuat Mita sadar jika lebih baik mengakui kesalahan dari pada berbohong dan menyembunyikannya. Mita sangat menyesal dan bersyukur Sari tidak marah kepadanya sehingga mereka masih dapat bersahabat.

Tema : Kejujuran
Latar tempat : Sekolah
Penokohan :

  1. Mita : mudah takut, tidak mau mengakui kesalahan, setia kawan.
  2. Sari : baik hati, setia kawan, mudah memaafkan, tidak mudah marah.
  3. Dino : baik hati, setia kawan, suka menolong.
  4. Bu ratna : baik hati, sabar, peduli dengan siswanya, tegas, penyayang.