Cerita Anak "Arti Sebuah Kemenangan"

Arti Sebuah Kemenangan

Di sebuah hutan hiduplah sekelompok hewan. Mereka hidup rukun dan saling membantu satu sama lain bila ada yang kesusahan. Kehidupan di desa itu sudah layaknya seperti keluarga. Pada suatu hari desa itu kedatangan warga baru yaitu si Musang. Kedatangannya disambut dengan gembira oleh penduduk desa. Si Musang merasa sangat senang karena kedatangannya ternyata diterima oleh warga desa.

Selama Musang tinggal di desa, ia selalu membantu warga desa. Apabila Musang melihat kura kura sedang membawa makanan, ia langsung membantu membawanya sampai ke rumah. Musang juga selalu berperilaku sopan kepada warga desa, setiap kali ia pergi dan bertemu dengan warga setempat Musang selalu menyapa dengan senyum ramahnya. Akan tetapi ternyata ada salah satu warga desa yang tidak menyukai keberadaan si Musang. Si Ular adalah seorang yang terpandang di desa, karena kekayaannya ia sering membantu warga desa sehingga warga desa segan terhadapnya, tetapi setelah kedatangan Musang dirinya seperti diabaikan oleh warga desa. Ular merasa tidak seharusnya ada yang menjadi sorotan kecuali dirinya.

Pada hari ulang tahun desa diselenggarakanlah perlombaan. Perlombaan itu adalah perlombaan esteafet untuk memperebutkan uang yang bernilai besar. Sistem perlombaan ini akan dibentuk sebuah tim untuk menyelesaikan suatu misi. Merasa tidak mau kalah Ular membuat kelompok yang kuat, ia mengumpulkan warga desa yang pintar pintar untuk menjadi anggota kelompoknya, sedangkan Musang hanya memilih orang secara acak karena niatnya hanya untuk mencoba. Hari yang ditunggu datang, perlombaan diikuti lima kelompok. Misi yang pertama harus mereka lalui adalah bersepeda ke gunung karu. Ular dan Musang ternyata sama sama menjadi penentu kemenangan, mereka menjadi pemain terakhir untuk estafet kali ini. Pada estafet bersepeda ini kelompok Musang berada pada urutan nomer dua dibawah Ular. Misi yang kedua adalah berjalan menusuri sungai untuk mencari petunjuk ke permainan selanjutnya, Ular memposisikan Kucing untuk menjadi pemainnya, ternyata kucing berhasil menemukan petunjuk dengan cepat. Karena kecepatannya kelompok Musang menjadi urutan nomer empat. Ular merasa bangga akan kemenangan pada misi ini, timnya pun langsung bergegas untuk melakukan misi selanjutnya. Misi selanjutya adalah memasak, Ular tidak menduga bahwa misi yang ketiga ini adalah memasak, ia takut apabila Kambing gagal dalam memasak. Selang beberapa menit setelah Kambing menggoreng masakannya, anggota tim Musang menyusul. Kambing cepat cepat menyelesaikan masakannya dan berhasil menyelesaikannya. Ular mulai besar kepala karena ia yakin kemenangan akan menjadi miliknya.

Sekarang adalah penentuan pemenang. Misi terakhir ini adalah berlari sampai garis finish dengan membawa semua lembar petunjuk. Rute yang dilalui jauh dan ada beberapa rintangan. Ular berlari paling depan sedangkan Musang berada pada urutan nomor empat. Ular berlari sekuat tenaga, tetapi pada pertengahan ia sudah mulai merasa lelah sehingga kecepatannya melambat. Perjalanan di akhir mulai tidak fokus Ular mulai terseok-seok. Ular beberapa kali hampir terjatuh. Saat Ular menoleh ke belakang ia melihat Musang di belakang. Ia langsung berlari dengan cepat tanpa melihat jalan di depan bahwa ada akar pohon yang menghalangi jalan. Bruk!!! Ular terjatuh “Aduh kenapa ada akar di sini sih!!!” Ular berusaha berdiri tapi ternyata ada bagian kulitnya yang robek karena tergores akar pohon. Ular kesusahan untuk bangun. Musang yang melihat kejadian itu langsung berlari dan membantu Ular. Musang langsung mengulurkan tangannya untuk membantu tetapi Ular malah membuang muka. Musang langsung jongkok di samping Ular dan berkata “Jika kamu tidak mau di bantu setidaknya biarkan aku mengobati lukamu, nanti kamu akan susah untuk berlari jika lukamu terbuka. Aku tahu kamu menginginkan kemenangan pada perlombaan ini, biar aku bantu kamu memenangkan perlombaan ini” Ular mendengarkan perkataan Musang dan hatinya lama lama luluh. Musang akhirnya mengobati luka Ular. Setelah luka Ular terobati ia kembali berlari tapi posisi Musang sekarang ada di depan Ular. Pada akhir menuju finish dia tidak kuat untuk melanjutkan perlombaan. Ular duduk di jalan. Musang menoleh kebelakang untuk melihat keadaan Ular. Benar dugaannya Ular kesakitan karena lukanya. Musang berlari menghampiri Ular dan berkata “Apakah kamu ingin meneruskan perlombaan ini?” Ular tidak menjawab lalu Musang berkata bahwa jika tidakmenjawab kita akan tertinggal dan tidak akan memenangkan perlombaan ini. Ular pun mengiyakan pertanyaan Musang. Musang berkata “Akan aku bantu kamu memenangkan perlombaan ini, tetapi kita tidak bisa mendapatkan juara satu karena kamu juga sudah melihat ada dua orang yag telah mendahului kita. Akan ku bantu agar kita mendapatkan juara tiga.” Ular langsung bergidik “kita?” Musang menjawab “Aku juga perlu memenangkan perlombaan ini untuk kembali ke tempat asalku, aku perlu biaya untuk kembali ke sana. Ibuku sudah menungguku” Ular terheran heran dengan jawaban Musang, karena ia mengira bahwa selama ini Musang akan menetap di desanya, ternyata tidak. Akhirnya Ular memutuskan untuk berlari bersama dengan Musang walaupun tergopoh gopoh. Mereka berhasil mendapatkan juara ketiga.

Setelah pengumuman kejuaraan, Ular menghampiri Musang dan berkata “Terima kasih telah membantu untuk memenangkan perlombaan ini, jika bukan karenamu mungkin aku tidak ada sampai di garis finish.” Musang menjawab “Tidak masalah, terima kasih juga sudah mau membagi hasil kemenangan ini.” Ular menimpali “Maaf mungkin ini adalah imbalan yang pantas aku berikan kepadamu atau ini mungkin tidak cukup untuk membayar kerja kerasmu. Kemenangan ini tidak akan berarti apa apa tanpa usahamu untuk membantuku.” Ular memberikan setengah hasil kemenangan kepada Musang. “Ku berikan uang ini untuk mendampingi kepulangan ke tempat asalmu” Musang terkejut dan langsung memeluk Ular dengan erat. Ular berpesan pada Musang “Semoga kamu sampai tujuan dengan selamat. Jangan lupakan aku, jika butuh bantuan langsung kabari aku saja dan jangan sungkan untuk kembali ke desa kami. Kami akan menyambut kedatanganmu dengan senang hati.” Musang pergi meninggalkan desa dengan kenangan yang penuh suka cita.

1 Like