Cerita Anak || Ara & Kucing Cia

ARA & KUCING CIA_page-0001

Di suatu desa, hiduplah seorang anak kecil yang bernama Ara. Dia sangat senang sekali kucing. Menurut dia kucing adalah hewan yang sangat lembut dan menggemaskan. Saat Ara pulang sekolah, Ara melihat kucing tetangganya yang berwarna oren. Kucing itu sedang diberimakan oleh tetangganya. Lalu Ara membayangkan bagaimana ya kalau Ara memiliki seekor kucing nanti. Setiap hari bermain dengan kucing, sehingga tidak kesepian. Ara adalah anak tunggal, tidak memiliki kakak dan tidak memiliki adik. Ayah dan Ibunya bekerja setiap hari dan pulangnya selalu sore.
Suatu hari dia pernah bedoa.
“ Ya Allah, Ara pengen sekali memiliki kucing”.
Lalu Ara mencoba untuk minta kepada Ayahnya.
“Ayah, Ara ingin sekali memiliki kucing, belikan Ara kucing yah”. Pada saat itu Ayah Ara tidak memiliki uang untuk membeli seekor kucing.
Lalu Ayahnya berkata “ Iya Ra, nanti kalau Ayah sudah punya uang pasti Ayah belikan”.
Ara sangat senang mendengar permintaannya akan di kabulkan, meskipun harus menunggu. Keesokan harinya Ara berangkat ke sekolah dengan berpamitan kepada Ayah dan Ibunya.
“Ara pamit ya Yah, Bu”
“Iya Ra hati-hati ya” kata Ibu Ara.
“Pulang sekolah langsung pulang ya Ra” ucap Ayahnya.
“Iya Yah, Bu”
Ara berangkat ke sekolah melewati lapangan. Dia melihat seekor kucing oren sedang mondar-mandir. Ara merasa kasihan ingin membantu kucing itu, tetapi Ara sudah terlambat ke sekolah. Lalu, Ara meninggalkan kucing itu dan bergegas ke sekolah.
Sepulang sekolah Ara masih melihat kucing itu ada di lapangan. Lalu Ara menghampirinya
“Kamu dari tadi mencari apa kucing” ucap Ara sambil mengelus kucing itu.
“ meong, meong”
Ara menduga kalau kucing itu mencari ibunya. Lalu Ara membantu kucing itu untuk mencari ibunya, tetapi tidak ketemu. Lalu Ara membawa kucing itu pulang kerumahnya. Di jalan pulang Ara merasa sangat senang bisa memeluk dan mengelus kucing itu. Sesampainya dirumah Ara ganti baju dan langsung memberi makan kucing itu dengan nasi dan ikan. Kucing itu sangat lahap sekali.
“Kasihan kamu, dari aku berangkat sekolah sampai aku pulang belum makan ya.” Ucap Ara Sambil mengelis kucing.

Ara pun menggambilkan semangkuk kecil air untuk kucing minum. Setelah kucing makan dan minum lalu Ara mengajaknya bermain. Ara dan kucing oren itu bermain dengan seutas pita. Kucing oren itu sangat lincah dan gesit, Ara merasa sangat terhibur.
Hari sudah mulai malam, Ayah dan Ibu Ara pulang dari bekerja.
“Tok, tok, tok” suara ketukan tangan ke pintu.
“Assalamualaikum Ra” ucap ayah dan ibunya sambil membuka pintu.
“Waalaikumsalam Yah, Bu” sahut Ara sambil menyalami kedua tangan Ayah dan Ibunya.
Ayah dan ibu Ara langsung masuk dan bersih-bersih. Tak lama kemudian terdengar suara adzan magrib berkumandang. Ara, Ayah dan Ibu langsung bergegas wudhu dan shalat magrib. Setelah selesai shalat magrib, Ayah Ara melihat kucing sedang duduk di meja kamar Ara.
“Ra itu kucing siapa?” ujar Ayah.
“Itu kucing yang aku temukan di lapangan tadi yah, kasihan dia kelaparan dan mungkin mencari ibunya atau lupa jalan pulang. Jadi aku bawa pulang saja yah”. Kata Ara
“Ya sudah rawat baik-baik ya Ra” ucap Ayah
“Iya yah” kata Ara sambil menggendong kucing.
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB waktunya Ara untuk tidur, karena Ara besok sekolah. Ara menempatkan kucing oren di samping tempat tidur. Sebelum tidur Ara mengelus-elus kucing itu dan mengamatinya dia berkata “ Sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya”. Ara lalu teringat kucing milik tetangganya yang sama sama berwarna oren. Ara berkata dalam hati “ Apakah benar kucing ini milik tetanggaku”.
Keesokan harinya Ara membawa kucing itu ke rumah tetangganya.
“kring, kring” Ara membunyikan bell rumah tetangganya.
“Assalamualaikum kak” ucap Ara kepada seorang gadis perempuan yang sedang sedih. Gadis itu menatap Ara yang sedang menggendong kucing dari kejauhan.
Gadis tersebut langsung membukakan gerbang sambil berlari “Waalaikumsalam, hah kucing ku, kucing ku kembali. Mama, Mama kucing ku kembali ma” teriakan si gadis dengan nada gembira.
“Kamu menemukan kucingku dimana dek?” ujar si gadis itu.
“Aku menemukan kucing kakak di lapangan saat aku mau berangkat ke sekolah. Dia sendirian seperti tidak tau jalan pulang”. Kata Ara sambil memberikan kucing itu kepada pemiliknya.
“Aku sangat cemas dengan keadaannya, untung saja kamu menemukan kucingku terimakasih ya dek” ucap si gadis.
“Oh iya, nama kamu siapa dek?” ucap gadis tersebut dengan menatap wajah Ara.
“Nama aku Ara kak” ujar Ara.
“Nama kakak Naswa salam kenal dek” ucap gadis itu.
“Ya sudah kak, Ara pamit pulang dulu, Assalamualaikum” sambil bersalaman dengan kak Naswa.
“Waalaikumsalam hati-hati dek” ucap kak Naswa sambil melambaikan tangan.
Ara pun pulang dengan rasa sedih. Dia sudah tidak bisa lagi bermain dengan kucing oren. Disaat perjalanan pulang Ara melihat seorang Ibu-Ibu yang membawa belanjaan banyak sekali. Ara pun langsung menawarkan bantuan kepada Ibu tersebut.
“Permisi Bu, Ara bantu bawakan barang belanjaan ibu ya”
“Memangnya kamu bisa nak” ucap ibu tersebut.
“Bisa Bu” ujar Ara
“ Ya sudah kamu bawakan paper bag ini aja nak” ucap ibu tersebut sambil mengulurkan kresek merah.
Lalu Ara dan Ibu tersebut berjalan bersama.
Sesampainya dirumah Ibu-Ibu tersebut, Ara tercengang melihat rumah Ibu-Ibu tersebut. Rumahnya sangat besar dan mewah. Lalu Ibu itu menyuruh Ara duduk dan memberi segelas es teh.
“Diminum dulu nak” ucap ibu tersebut.
“Makasih Bu” ucap Ara
Lalu ibu tersebut menanyakan nama anak yang sudah membantu membawakan barangnya tadi. “Kamu namanya siapa nak”
“Nama saya Ara, Bu” ucap Ara.
“Salam kenal ya, nama Ibu Dinar” ujar Ibu-Ibu yang telah dibantu Ara tadi.
Saat Ara dan Ibu Dinar berbincang hangat, ada seekor kucing menghampiri Ibu Dinar dan menggelendoti kakinya.
“Lucu sekali Bu, kucingnya” kata Ara sambil memegangi kucing itu.
“ Iya Ra, ini kucing kesayangan Ibu, kucing ini pemberian dari anak Ibu agar tidak sendirian dirumah” ujar Ibu Dinar.
“Kalau boleh tau ini kucingnya namanya siapa Bu? Kenapa bulunya lebat sekali” tanya Ara.
“Dia bernama Brenda, kucing ini jenis persia Ra, ciri khasnya memiliki hidung yang pesek” ujar Bu Dinar sambil menggendong Brenda.
“Perutnya besar sekali, sepertinya lagi menggandung ya Bu?” tanya Ara.
“Iya Ra, sudah 9 bulan seharusnya sudah melahirkan tetapi belum ada tanda-tanda mau melahirkan” jawab Bu Dinar.
Setelah Ara dan Ibu Dinar berbincang sangat lama, lalu Ara berpamitan.
“Ara pamit dulu ya Bu, terima kasih sudah diperbolehkan main kerumah Ibu” ucap Ara.
“Terimakasih juga Ra, sudah bantuin Ibu” jawab Bu Dinar.
“Ya Bu sama-sama, Assalamualaikum” ucap Ara
“Waalaikumsalam Ra” sahut Bu Dinar.
Ara pun pulang dengan hati yang gembira karena sudah bisa main bersama kucing milik Bu Dinar. Sesampainya dirumah Ara langsung mandi. Setelah mandi Ara belajar sambil menunggu Bapak dan Ibunya pulang bekerja.
“Assalamualaikum Ra” Ucap Ayah dan Ibu Ara.
“Waalaikum salam Yah, Bu” sahut Ara.
“Ayah dan Ibu mandi dulu ya Ra, nanti baru kita sholat magrib bersama-sama” Kata Ayah Ara.
Lalu Ayah dan Ibu Ara mandi bergantian. Selesai mandi mereka melaksanakan kewajiban sholat. Setelah sholat Ayah Ara bertanya tentang kucing oren.
“Kucing oren kemana Ra, kok enggak kelihatan” tanya Ayah Ara.
“Kucing oren sudah Ara kembalikan ke pemiliknya Yah, Ara baru inget kalo pernah ketemu sebelumnya sama kucing oren. Ternyata milik tetangga depan gang Yah” jawab Ara.
“Ya sudah Ra, tindakkan mu sudah benar. Mari kita langsung makan saja” kata Ayah Ara.
Setelah sholat magrib Ara, Ayah, dan Ibu makan malam dan menonton tv, sembari melepas lelah. Hari sudah semakin malam, mereka lalu tidur.
Keesokan harinya Ara bangun pagi lalu bersiap untuk sekolah. Saat Ara berjalan ke sekolah, Ara melewati gang rumah tetangga, tempat ia mengembalikan kucing oren.
Ara melihat kucing itu sedang ada di depan rumah dan sedang makan. Ara sangat senang melihat kucing itu makan. Tak lama melihat kucing, Ara langsung berjalan kesekolah takut terlambat masuk kelas.
Sepulang sekolah Ara melihat Ibu Dinar. Beliau sedang mengambil paket yang dibelinya. Ara pun menghampiri Bu Dinar dan menyapanya.
“Assalamualaikum Bu Dinar” ucap Ara.
“Waalaikumsalam Ra, ketemu lagi kita” sahut Bu Dinar.
“Hehe iya Bu. Mau Ara bantuin bawa paketnya Bu?” ucap Ara.
“Tidak usah Ra, kamu ikut Ibu saja kerumah. Bantuin pesiapin tempat kucing, kucing Ibu mau melahirkan” Kata Bu Dinar.
Sesampainya dirumah Bu Dinar Ara langsung disuruh membuka paket yang dibawa Bu Dinar tadi. Ternyata paket itu berisi pasir kucing. Selagi ara membuka paket, Bu Dinar mengambil tempat untuk Brenda melahirkan. Bu Dinar dan Ara bahu-membahu untuk membantu Brenda melahirkan. Setelah 30 menit, Brenda mengeluarkan anak yang lucu lucu dan berjumlah 5 anak.
“Ya ampun, Lucu sekali anaknya Brenda” ucap Ara sambil melihat Brenda yang sedang kecapekan setelah melahirkan.
Bu Dinar lalu menawarkan kepada Ara.
“Ra, apa kamu mau merawat satu anaknya Brenda, setelah nanti tidak menyusui lagi ? tanya Bu Dinar.
“Ibu serius? Mau Bu, Ara mau” ucap Ara sambil tersenyum.
“Ibu serius Ra, tetapi janji dirawat baik-baik” kata Bu Dinar.
“Baik Bu” sahut Ara.
Setelah membantu Bu Dinar Ara langsung berpamitan.
Setelah 2 bulan berlalu, Ara pergi ke Rumah Bu Dinar untuk mengambil kucing anaknya Brenda.
“Kring-Kring” suara bell rumah Bu Dinar.
“Assalamualaikum Bu Dinar” ucap Ara.
“Waalaikumsalam Ra, silahkan masuk” sahut Bu Dinar, sambil membukakan pintu gerbang.
“Ibu sudah menunggumu dari tadi. Langsung ke belakang saja ambil mana yang kamu suka Ra” ujar Bu Dinar sambil mengantarkan Ara ke tempat Brenda.
“Halo Brenda lama sekali gak ketemu kamu. Bu Dinar boleh saya ambil yang abu-abu itu?” tanya Ara.
“Boleh Ra bawa saja, sekarang kucing itu milikmu. Mau dinamain siapa Ra. ”tanya Bu Dinar.
“Ara mau kasih nama Cia saja Bu” ucap Ara.
“Wah namanya bagus sekali” kata Bu Dinar.
Setelah beberapa lama Ara bermain dengan kelima anak Brenda, kucing Bu Dinar. Ara langsung berpamitan dan membawa cia pulang kerumah.
Sesampainya dirumah Ara di tanya sama Ibunya.
“Itu kucing siapa Ra, bagus sekali bulunya lebat” tanya Ibu Ara.
“Ini kucing Ara Bu, namanya Cia, Ibu Dinar yang memberikan kucing ini kepada ku” ujar Ara.
“Ya sudah kamu bawa ke dalam Ra” kata Ibu Ara.
Ara pun membawa kucing itu kedalam rumah, dan memberinya makan serta menyiapkan tempat tidurnya Cia.
Hari berganti hari. Setiap berangat kesekolah Cia selalu mengantarkan Ara kedepan pintu dan begitu juga kalau Ara pulang sekolah, Cia selalu menunggunya di depan pintu. Ara dan Cia selalu bermain bersama, Ara merasa senang ada teman setiap harinya dan tidak kesepian. Ara dan Cia akan selalu bersama-sama menjalani hari harinya. Sayangi dan Bersikaplah baik kepada semua hewan peliharaan dan binatang lain karena mereka akan baik dan nurut kepada kita. Jika kita menabur kebaikan, maka kita akan menuai kenaikan juga.

TAMAT