Cara Kerja CVT Pada Motor Matic

Banyak orang menganggap cvt adalah teknologi terbaru karena baru banyak diaplikasikan tahun 2000-an pada skuter, padahal konsep dari cvt sendiri sudah ada sejak lama yakni sejak tahun 1490. Konsep cvt ditemukan oleh Leonardo Da Vinci lalu direalisasikan oleh Melton Reeves pada tahun 1879 untuk membantu proses milling, lalu Melton mengaplikasikanya pada mobil pribadinya tahun 1986 sebagai mobil pertama yang menggunakan transmisi cvt. Pada tahun 1910 cvt mulai diaplikasikan pada motor yang dikembangkan oleh perusahaan Zenith Motorcycle. Terdapat dua jenis trasmisi cvt yang diketahui secara umum yaitu cvt yang terdapat pada motor dan cvt yang terdapat pada mobil.

Pada dasarnya transmisi motor matic memiliki fungsi yang sama seperti transmisi lainya yaitu menyalurkan energi berupa ledakan dari piston yang menjadi torsi pada bagian cranksaft dan energi ini dilanjutkan hingga ke bagian roda kendaraan melalui transmisi yang digunakan pada kendaraan tersebut. Namun yang membedakan cvt dengan transmisi lainya yaitu pada perpindahan rasio transmisi yang dihasilkan oleh cvt terjadi secara terus menerus seirama dengan kecepatan dari putaran mesin sehingga perpindahan yang terjadi secara otomatis dapat meningkatkan kepraktisan dalam berkendara karena pengendara tidak harus mengatur transmisi.

Pada transmisi cvt terdapat 3 komponen utama yang memegang peranan penting dalam mentransmisikan tenaga ke roda kendaraan yaitu Primary shift, secondary shift, dan V-belt. Primary shift terletak di bagian depan, sedangkan secondary shift terletak di bagian belakang. Ketiga komponen inilah yang akan menentukan besaran output berupa torsi dan kecepatan yang akan di salurkanke gardan dan kemudian ke roda kendaraan.

Cara kerja transmisi cvt pada motor matic yaitu tenaga yang dihasilkan dari proses pembakaran diruang bakar akan memutar crankshaft. Energi dari putaran crankshaft inilah yang disalurkan ke primary shift. Primay shift akan menyalurkan tenaga ke secondary shift melalui v-belt. Pengoperasian dari transmisi ini adalah dengan menggeser diameter v-belt pada kedua bagian pulley. Semakin cepat putaran mesin, maka diameter v-belt pada primary shift akan semakin besar sedangkan diameter v-belt pada secondary shift akan semakin kecil. Proses ini terjadi karena roller yang terdapat pada primary shift mengalami tekanan sentrifugal seiring dengan bertambahnya putaran mesin. Daya sentrifugal inilah yang mendorong mangkuk pada primary shift dan menyebabkan v-belt semakin bergerak ke arah diameter luar pada primary shift. Semakin besar diameter v-belt pada primary shift menyebabkan v-belt tertarik sehingga spring akan mengalami tekanan dan diameter v-belt di secondary shift akan semakin mengecil. Proses yang terjadi ini menyebabkan perubahan output ke gardan hingga ke roda mengalami perubahan yaitu kecepatan putaran yang tinggi namun torsi yang kecil. Tenaga tersebut baru bisa disalurkan apabila cluth pada secondary shift mencengkram clucth housing. Clucth hanya dapat mencengkram apabila terjadi peningkatan putaran mesin. Apabila kecepatan mesin mulai berkurang maka daya sentrifugal akan semakin lemah sehingga tekanan roller pada spring di secondary shift akan berkurang. Hal ini menyebabkan diameter v-belt akan berubah dan kembali ke posisi semula.

Kelebihan dalam menggunakan cvt :

  • Proses shifting halus dan tidak terasa.
  • Tidak perlu gear shifting.
  • Akselerasi cepat dan responsif.
  • Efisiensi BBM cukup baik.
  • Efisiensi output power hingga 88%.

Kekurangan dalam menggunakan cvt :

  • Dibutuhkan RPM tinggi untuk start.
  • Kurang baik menghandel torque.
  • Biaya maintenance cenderung lebih tinggi.
  • Kurang baik digunakan dalan medan berat.

Sumber Artikel “Cara Kerja Motor Matic” https://youtu.be/lNadZl0Ho5k