Busi dan cara kerja busi

Busi motor berfungsi memberikan percikan api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang terkompresi di ruang bakar. Percikan api itu dihasilkan dari tegangan listrik yang disalurkan oleh koil ke busi.

Ketika percikan api itu membakar campuran bensin dan udara yang terkompresi, maka terjadilah ledakan di ruang bakar dan menjadi daya untuk menggerakan sepeda motor. Karena itulah busi motor punya peran yang sangat penting dalam sebuah rangkaian sepeda motor.

spark-plug-2801172_640

Ilustrasi "Spark plug, Iridium, Metal image." oleh Ronald Plett (https://pixabay.com/users/6584691-6584691/) dari pixabay (https://pixabay.com/photos/spark-plug-iridium-metal-glass-2801172/)

Busi atau dikenal bougie dalam bahasa Belanda ini berbeda-beda pada tiap mesin tergantung akomodasi pembakaran yang dibutuhkan agar bisa menggertak mesin untuk menyala kemudian terus bergerak.

  1. Terminal
    Terletak pada bagian pucuk busi, menghubungkan busi dengan sistem pengapian dan terbuat dari besi.

  2. Insulator Keramik
    Bagian yang terbuat dari keramik atau porselen ini terletak setelah terminal. Berfungsi untuk menopang mekanik inti elektroda yang ada di tengah serta menjadi isulator listrik tegangan tinggi yang mengalir pada inti elektroda.

  3. Hex
    Ukuran hex menentukan soket yang diperlukan untuk instalasi busi pada kendaraan.

  4. Insulator Tip
    Ujung insulator ini adalah area yang mengalami pembakaran sebab itu dibuat dari material tahan temperatur tinggi. Ketahanannya bisa sampai 650 derajat celcius dan tegangan listrik sampai 60.000 volt.

  5. Gasket
    Bergungsi agar kompresi dari ruang bakar tidak ada yang keluar lewat celah-celah busi.

  6. Metal Case
    Berada pada bagian seat di busi yang berfungsi untuk mengunci busi ke silinder head. Selain itu dapat berfungsi sebagai material konduksi yang mempunyai daya hantar panas baik.

  7. Center Electrode
    Biasa disebut juga kepala busi yang menjadi pengantar energi listrik dan terhubung ke terminal. Terbuat dari kombinasi tembaga, besi, nikel, dan logam.

  8. Ground
    Ujung busi yang bersentuhan langsung dengan badan kendaraan

Busi terhubung dengan listrik tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian. Saat elektron mengalir dari koil melalui kepala busi tercipta perbedaan tegangan listrik antara bagian tengah dan samping pada elektroda.

Pada saat itu tidak ada arus yang dapat mengalir ini karena gas campuran bahan bakar dan udara yang terdapat di celah masih berfungsi sebagai insulator. Namun seiring tegangan yang terus naik, hal ini mengubah struktur gas itu.

Ketika tegangan cukup maka gas bakal terionisasi dan berubah menjadi konduktor kemudian membuat elektron-elektron bisa melintasi celah.

Busi biasanya membutuhkan tegangan lebih dari 20.000 volt agar menyala dengan benar. Ketika arus elektron terus bertambah melintasi celah, temperatur bisa meningkat sampai 60.000 Kelvin (59.000 derajat celcius).

Panas yang kuat itu menyebabkan gas yang telah terionisasi meluas dengan sangat cepat, seperti ledakan kecil dan berbunyi ‘klik’ saat terjadi percikan.

Panas dan tekanan tinggi memaksa gas bereaksi satu sama lain dan pada akhir periode percikan terdapat bola api kecil yang ukurannya tergantung campuran bahan bakar dan udara.