Bukan di kampus impian tetapi bahagia

Kehidupan kuliah adalah hal yang saya tunggu-tunggu sejak masih menjadi siswi SMA. Membyangkannya akan tinngal di luar kota, mengikuti kegiatan kampus, mengikuti kursus untuk menambah skill dan hidup mandiri, itu impian saya sangat. Tentu saja khayalan saya makin saya perkuat dengan berhayal masuk ke universitas top 10 di indonesia. Hingga hari itu pun tiba hari pengumuman SNBT, saya yang saat itu masih berada di tempat kerja izin pulang lebih awal untuk mengecek pengumuman. Hati sangat hancur saat melihat nama saya tidak lolos di 1 pun kampus impian yang selalu saya doakan setiap malam itu. Tangisan saya pecah, teringat perjuangan belajar sampai malam hingga gerd, puasa, salat malam, mengikuti khursus ini itu, setiap weekend saya habisin dengan mengerjakan tryout, rasanya tidak adil, namun orang-orang di sekitar saya tidak ingin saya terpuruk oleh itu. Salah seorang teman saya sekaligus anak dari teman ibu saya mengajak saya untuk mengikuti ujian mandiri di UNTIDAR, tanpa pikir panjang saat itu dengan dukungan orang tua saya ikut mendaftar SMUT UNTIDAR.
Awalnya cukup bingung, tidak ada satu pun proram studi di UNTIDAR yang cocok ataupun yang saya mau. Lalu seteah perdebatan panjang dengan diri sendiri saya memutuskan untuk memilih program studi Ilmu Administrasi Negara. Setelah menyelesaikan pendaftaran saatnya menunggu hari ujian, berbeda dengan SNBT saya sama sekali tidak belajar, saat itu saya hanya berdoa jika memang jodoh saya untuk berkuliah maka jalan saya akan dipermudah. Hari tes berjalan dengan lancar, lalu saatnya hari pengumuman walau sempat terjadi jeda beberapa kali karena sistem eror akhirnya pada akun smart-Untidar saya “selamat kamu diterima sebagai calon mahasiswa S1 Ilmu Administrasi Negara”, namun bukannya menangis senang saya justru menangis karena bisa berkuliah namun tidak di kampus impian. Untidar kampus yang cukup dekat dengan saya karena lokasinya terdapat dibalakang SMA saya dan banyak orang yang saya kenal berkuliah di sana, sejak awal saya sudah membayangkan akan bertemu banyak sekali orang yang saya kenal. Setelah pengumuman kami melakukan konfirmasi dan masuk di grup telegram, dari situ banyak orang mulai berkenalan, salah satunya saya dan beberapa teman saya yang masih sangat akrab hingga sekarang.
Hari-hari berlalu menunggu pengumuman pembagian kelompok Otadama (kelompok pkkmb) sebagai anak mandiri dan hari ospek makin dekat kami mendapatkan informasi yang sangat minim. Hari ospek saya masuk di kelompok yang sama dengan teman telegram saya Fadila namanya, saat hari pertama saya datang lebih awal sehingga saya mendapat kursi dibagian depan dan duduk kami terpisah, saat itu pula saya bertemu dengan teman baru namanya Dalia dia camaba program studi Akuntasi, kami sangat akrab saat ospek utamanya ospek universitas karena kita sekelompok disitu. Di ospek fakultas saya satu kelompok dengan cukup banyak orang yang saya kenal namun kita tidak akrab, namun saya satu kelompok dengan salah satu teman telegram saya juga namanya Riska. Berbeda dengan ospek-ospek sebelumnya pada ospek prodi saya awalnya benar-benar belum mengenal siapa pun namun teman dekat saya, saya dapatkan dari kelompok ospek ini, namanya Ajeng awal kita kenal saat ada kumpul untuk tugas pkkmb jurusan, ternyata saya dan Ajeng satu dospem dan kita sekelas, alasan saya sangat dekat dengannya karena dia baik, perhatian, lucu, seru dan kita sesama orang magelang memiliki cerita yang hampir sama. Saat memasuki hari perkuliahan, saya sangat disambut baik oleh beberapa orang yang kini menjadi teman dekat saya, mereka sangat baik dan cantik-cantik, beberapa dari kami berasal dari kelompok pkkmb yang sama, sampai sekarang kami masih sangat dekat kami terlihat bergerombol kata orang-orang, ada Aul,Tasya, Ajeng, Dila, Dela, Deladika dan Masna. Mereka sangat baik mereka kita menjadi teman akrab saling tolong-menolong di banyak hal seperti contoh mengingatkan tugas, membantu merapikan jilbab, merekomandasilkan makeup atau baju dan banyak lagi. Hal yang tidak saya dapatkan saat SMA maupun SMP yaitu teman dekat sebanyak ini.
Saya sangat bersyukur karena dengan mereka saya merasa nyaman berkuliah, kami sering bergurau dan menghabiskan waktu bersama. Ada satu lagi orang yang saya temui di dunia perkuliahan saya dan saya sangat bersykur hingga sekarang dia menjadi orang terdekat saya, dia merupakan mahasiswa teknik saya akrab memanggilnya Ubi, awal perkenalan kita melalui instagram di mana dia membantu saya mengerjakan esai. Saya juga aktif dalam kegiatan yang ada di kampus saya mengikuti kepanitiaan dan organisasi sejak semster 1. Diawali dengan kepanitiaan kegiatan prodi hingga mengikuti komisi pemilihan raya fakultas. Sekarang saya menjabat sebagai wakill ketua devisi PSDM di HMJ saya. Tentu saja hal ini membuat saya kenal dan dikenal dengan banyak orang dan itu membuatku senang.
Saya mendapat banyak hal selama berkuliah di UNTIDAR banyak teman dekat, dikenal banyak orang, saya menjadi orang yang saya harapkan selama saya SMA. Kehidupan di dunia perkuliahan ini berbanding terbalik dengan masa kelam di SMA , saya lebih banyak bahagia sekarang, saya sangat bersyukur berkuliah di UNTIDAR walau ini bukan kampus impian saya. Pesan dari saya “rencana mu bagus namun rencana Allah lebih indah, maka bersyukurlah atas semua takdir yang kamu jalani.”