Budaya literasi merupakan elemen penting dalam mendorong pembangunan sosial dan meningkatkan kualitas hidup suatu bangsa. Indonesia memiliki tingkat melek huruf yang luar biasa sebesar 96,8 persen. Namun demikian, ada daerah yang tingkat melek hurufnya rendah. Misalnya, tingkat melek huruf di pedesaan adalah 80 persen dibandingkan dengan 91 persen penduduk perkotaan. Selain memberikan pendidikan, pendidikan memberikan kesempatan untuk berkembang dan tumbuh.
Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Literasi adalah hak asasi manusia yang universal. Kebanyakan orang berpikir membaca adalah tugas yang menyenangkan dan mudah. Banyak orang tidak menyadari betapa sulitnya menjadi melek huruf. Kebanyakan orang tidak menyadari betapa besar perbedaannya jika semua anak melek huruf. Menjadi terpelajar membantu kita memahami dan mengungkapkan ide-ide dalam kata-kata. Ini memberdayakan orang dan membantu mereka menjalani hidup yang sukses dan sehat.
Dalam artikel ini, Saya akan menjelaskan apa itu literasi, mengapa itu penting, dan apa yang dapat kita lakukan untuk mempromosikan literasi.
Pertama, kita harus mendefinisikan apa yang kita maksud dengan literasi. Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Ini adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk masyarakat yang terinformasi. Semua anak perlu melek huruf sehingga mereka dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat kita. Orang harus bisa membaca pamflet pemerintah, instruksi manual, artikel berita, novel, puisi, dan lainnya untuk berfungsi sebagai warga negara modern. Menjadi terpelajar membantu kita memahami dan mengungkapkan ide dalam kata-kata tanpa keterampilan ini, kita tidak dapat mengakses informasi apa pun.
Selain itu, tidak dapat membaca membatasi potensi kita sebagai manusia. Kita perlu memastikan setiap orang memiliki akses ke literasi sehingga setiap orang dapat berhasil dalam hidup. Setiap orang membutuhkan kemampuan membaca dan menulis untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain atau mendidik diri mereka sendiri.
Selanjutnya, kita harus memahami mengapa begitu penting untuk mempromosikan literasi. Melek huruf adalah hak asasi manusia yang universal; itu diperlukan untuk interaksi dan pengembangan manusia yang efektif. Setiap orang harus bisa membaca dan menulis untuk memahami konsep baru dan menulis surat atau email kepada keluarga dan teman.
Pemerintah menggalakkan budaya literasi dengan menawarkan berbagai kursus dan pendidikan. Misalnya, program pendidikan nasional (bendaharaan Pendidikan Nasional) menekankan pentingnya pendidikan dan menawarkan program yang berbeda seperti sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Selanjutnya, Institut Pendidikan Indonesia (IPI), yang berada di bawah Kementerian Pendidikan nasional, mempromosikan dan menawarkan berbagai kursus yang meliputi bahasa Inggris, komputer, geografi, matematika dan sains serta ilmu sosial. Kursus-kursus ini mengembangkan pola pikir yang mendorong pembelajaran seumur hidup. Kursus-kursus ini menyediakan lingkungan yang mendorong pengembangan budaya literasi di kalangan siswa baik penduduk pedesaan maupun perkotaan.
Selain program pemerintah, ada juga lembaga swadaya masyarakat yang mempromosikan perpustakaan keliling di seluruh Indonesia. Perpustakaan ini adalah gerobak bermotor dengan buku, permainan, surat kabar, dan bahan bacaan untuk anak-anak dan orang dewasa. Gerobak ini berkeliling sekolah dan desa untuk memberikan hiburan bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Selain itu, ada juga pertukaran buku di seluruh Indonesia di mana masyarakat dapat menyumbangkan buku-buku lama yang sudah tidak terbaca untuk didaur ulang. Karikatur yang mempromosikan kecintaan membaca melalui perpustakaan keliling atau mempromosikan seni jalanan tentang membaca akan membantu menciptakan pola pikir positif semacam ini di kalangan masyarakat luas. Dengan demikian, semua lapisan masyarakat dapat berpartisipasi dalam menciptakan literasi positif yang didukung oleh program pemerintah dan pertukaran buku.
Memiliki pola pikir positif tentang membaca akan menanamkan rasa memiliki di antara orang-orang dari segala usia, baik penduduk perkotaan maupun pedesaan. Ada berbagai cara untuk mempromosikan pola pikir ini di antara orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau perkotaan - termasuk acara komunitas membaca atau klub buku di mana anggota mendiskusikan buku yang telah mereka baca. Pemasangan stan baca di toko-toko lokal memungkinkan anak-anak membaca buku tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada orang tua. Dengan cara ini anak-anak dapat mengembangkan kecintaan membaca pada usia dini dan mempelajari keterampilan penting seperti matematika, geografi, dan keterampilan pengembangan bahasa.
Orang yang tinggal di pusat kota juga dapat mengadopsi seni jalanan yang merayakan membaca - seperti buku pop up atau mural neon yang merayakan budaya literasi. Dengan cara ini, baik penduduk pedesaan maupun perkotaan dapat mengadopsi pola pikir positif terhadap membaca. Menciptakan pola pikir positif terhadap budaya literasi di kalangan masyarakat Indonesia sangat penting untuk mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup dan meningkatkan sistem pendidikan di antara penduduknya. Bekerja untuk menciptakan orang-orang yang lebih bahagia yang menikmati melek huruf akan sangat membantu dalam meningkatkan tingkat melek huruf yang patut dicontoh di negara ini!