Bolos Kelas di Pagi Hari yang Cerah

Kala itu, embun pagi menetes di jendela kamar gadis bermata coklat itu. Dengan penuh semangat ia membuka jendela kamarnya sembari berkata, “Selamat pagi duniaku, semoga hari ini aku tidak mendapat masalah apapun”. Ia bergegas menuju ke kamar mandi setelah mendengar suara dari sang ibunda yang memanggilnya. “Ya Tuhan, malas sekali aku untuk berangkat ke sekolah, tapi nanti bunda marah.” Gumamnya sambil memanyunkan bibir kecilnya itu. Ia memang gadis yang selalu penuh semangat tetapi untuk bersiap ke sekolah tidak ada yang bisa memaksanya kecuali dirinya sendiri.

Gadis itu biasa dipanggil dengan nama Oliv. Oliv memanglah gadis yang penuh dengan semangat, di sepanjang jalan ia selalu mendapat sapaan dari teman-temannya. Senyumnya yang sangat ceria membuatnya semakin terlihat ramah. Tetapi ia adalah gadis yang ceroboh. “Hahh? Hari Rabu? Tuhan, aku salah memakai kaos kaki warna pink. Harusnya kan hitam ya ampun.” Gumamnya sambil memukul kecil kepalanya. Ia pun berlari kecil menuju kelasnya dan berteriak dari pintu kelasnya, “Temen-temen kalian tau ga!!! aku salah pake kaos kaki, nanti kan pelajaran BK huhu.” “Hayoloh, kemarin habis dimarahin gara-gara lip balm masa iya sekarang berantem lagi haha.” Sahut sahabat dekatnya yang bernama Fira. Teman-teman sekelasnya pun menertawakan kecerobohan Oliv. Tak sampai disitu saja, mereka semua menakut-nakuti Oliv sampai akhirnya membuat otak gadis itu berpikir untuk membolos.

Di sinilah mimpi buruk yang terjadi pada Oliv dimulai, di sekolah menengah pertama yang paling disukai olehnya. “Fir mau ga bolos? satu geng deh ajakin temen-temen, ntar alasan aja mau fotokopi.” Pertanyaannya terhadap sahabatnya itu. “Liv, kamu ga kapok apa kemaren dimarahin? mau lagi?” tanya Fira sambil mengelus dada. “Gas lah liv, beli mie di sebelah itu lho enak, ntar tasnya biar dibawa Wawa pas pulang.” Sahut Naya teman sebangku Oliv. “Nah gitu dong, kan enak kalo ada temennya. Eh tapi bentar, kita keluarnya gimana deh? Ini mapel MTK susah buat izin.” Tanya Oliv kepada Naya. “Tumben banget nanya gitu liv? biasanya juga alasan dispen acara.” Tanya Tino sembari meledek gadis itu. “Ga gabisa no, aku lagi gaada acara. Gaada jatah dispen!” jawab Oliv dengan otak yang sudah kebingungan memikirkan cara untuk keluar. “Udah lah lip kek biasanya aja, cepet kita bantuin,” sahut Rezan. “Deal tolongin plis, aku ga mood berantem hari ini.” Jawab Oliv dengan muka pasrahnya itu.

Cara yang dimaksud oleh Rezan adalah cara yang biasa dilakukan Oliv untuk melarikan diri dari kelas. Saat Bu guru menjelaskan Oliv, Fira, Naya, Uzan menyiapkan strateginya yaitu menumpuk tas teman-temannya lalu ditutupi oleh jaket agar terlihat seperti orang duduk. Lalu mereka merangkak keluar kelas dan akhirnya bebas. Mereka pun akhirnya jalan menuju kantin untuk merencanakan strategi keluar sekolah. Oliv menyarankan untuk berputar melewati lantai 2 agar tidak lewat ruang BK. Mereka setuju dan mulai berjalan, sayangnya rencana mereka tidak berjalan mulus. Di tengah perjalanan mereka bertemu tim tata tertib dan seperti yang kita tahu kaos kaki Oliv yang mencolok menjadi penyebab mereka menjadi pusat perhatian. “Mbak yang kaos kaki pink sini dulu, berani-beraninya kamu pake pink jalan-jalan pula waktu jam pelajaran!” teriakan dari bapak petugas tata tertib. “Kalo gini sih aku ketemu Bu Indah lagi di BK nih, dah lari ajalah kita!” gumam Oliv mendahului temannya sambil berlari.

Mereka berlari dan tanpa disangka Fauzan dan Naya berlari mendahului Fira dan Oliv. Oliv yang kebingungan kini mulai tenang karena bapak petugas itu tidak dapat menangkap oliv dan teman-teman. Tetapi ada masalah baru, “Fir, Bu Indah Fir! Mati aku Fir. Aku lompat aja apa ya paling patah tulang doang.” Kata Oliv sambil panik memukul-mukul punggung Fira. “Jangan gila kamu Liv, masa iya kamu mati konyol?” sahut Fira. “Trus gimana itu deket banget beliau sumpahhh!!! oh wait-wait aku tau. Sini cepet ikut!” kata Oliv sambil menarik tangan Fira. Ide gila yang tiba-tiba muncul dipikiran Oliv adalah masuk ke kelas di sampingnya yaitu milik adik kelasnya. Para adik kelas itu kaget melihat dua penyusup itu datang. “Adik-adik yang baik bentar ya aku ngumpet disini bentar aja, tolongin kita ya!” penjelasan Oliv yang lantang tanpa tahu malu. Mereka kebingungan tapi membantu menyembunyikannya di bangku paling belakang. Tiba-tiba ada ibu guru yang masuk, jantung Oliv dan Fira rasanya mau copot apalagi adik kelas banyak yang memberikan candaan ancaman ingin melaporkan mereka. Tapi tak lama kemudian ibu guru itu keluar. Oliv dan Fira lega lalu ikut keluar, mereka berjalan dengan santai. Tiba-tiba ada lagi cobaan yang dihadapi oleh mereka. “Mau kemana kalian, kalian pikir saya tidak tahu?” suara asing yang mengejutkan mereka ternyata itu adalah suara Bu Indah dari depan ruang musik. Oliv yang ketakutan menarik tangan Fira menuju ke arah tangga.

Brukkk… Aduh, sakit pusing.” Oliv terjatuh dari tangga karena menginjak roknya sendiri. Fira hanya bisa tertawa melihat tingkah sahabatnya itu. “Woi bantuin lah, malah ketawa. Malu ini!” sentak Oliv kepada Fira. Fira pun menolong Oliv, lalu mereka bertemu Naya dan Uzan lagi. “Ini nih pelaku utama, kita ditinggal sampe aku nyium lapangan basket bawah tangga.” Kata Oliv dengan mukanya yang senggak. “Loh kamu jatuh? Makanya Liv istighfar, itu lho rokmu sobek.” jawab Uzan. “Lah iya ya? kok ga kerasa sih padahal berdarah banyak. Dahlah gapapa lanjut ke tujuan.” sahut Oliv. Merekapun melanjutkan perjalanan menuju pos satpam. “Pak izin mau fotokopi ya, ini ada tugas prakarya disuruh fotokopi.” Izin Oliv terhadap pak satpam. “Gabisa, kamu Oliv kan? sudah tunggu sini aja kita sudah tau, kamu dicari Bu Indah.” Jawab pak satpam. “wah gabisa sih ini. Kalo aku bilang lari, lari ya!” perintah Oliv diam-diam kepada teman-temannya. “Liv resiko Liv, gabisa jangan maksa!” jawab Naya. “Terserah, tanggung udah sampe sini.” Jawab Oliv. Tiba-tiba mereka lari, tetapi sayang sekali Uzan tertangkap oleh satpam. “Udah gapapa Oliv, lanjut aja aku gamau kamu dimarahin hari ini. Have fun ya!” teriak Uzan kepada Oliv. “Loh Uzan gimana sih kok ketangkep” jawab Oliv sambil berlari. “Gapapa Liv, Uzan bilang dia mau kamu bahagia hari ini. Dia tau kamu lagi sedih.” Jawab Naya. Oliv pun berhasil keluar dari sekolah meskipun ia sedih karena Uzan tertangkap. Sepulang sekolah Wawa dan yang lain membawakan tas anak-anak pembolos itu.

Keesokan harinya mereka berempat dipanggil oleh BK dan mendapat poin yang cukup besar. Mereka mendapat tugas membersihkan toilet sekolah dan tempat parkiran. Tapi karena Oliv menjadi dalang dari pikiran bolos itu, akhirnya ia mendapat tugas tambahan menulis “Saya berjanji tidak akan membuat keributan lagi” 2 lembar folio full. Merekapun berdamai dengan guru BK, dan berusaha mengubah dirinya menjadi lebih baik. Untuk itu kita harus menjadi pribadi yang selalu mawas diri, kita harus selalu memperbaiki kesalahan-kesalahan di masa lalu. Karena apa yang kamu perbuat di masa kini adalah apa yang kamu dapatkan di masa depan. Untuk itu Oliv dan teman-temannya berubah menjadi lebih baik di masa SMA-nya

1 Like