Biruku yang Haru

0001-7099843701_20210902_102645_0000

Hai, penghuni mijil! Aku akan menceritakan sebuah kisah tentang bagaimana aku bisa sampai di sini.

“Apakah ini nyata?” Pertanyaan yang selalu terngiang di benakku kala itu. Mulanya, aku ingin menyerah dan tak akan mengharapkan apapun tentang jalur undangan mengingat aku masih berkutat dengan segala tetek bengek organisasi di tahun terakhirku menginjak bangku SMA, tetapi aku tetap berusaha semaksimal mungkin mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan ujian akhir. Hasil ujian pun keluar dan aku mendapat hasil yang sangat memuaskan. Aku kembali berharap pada si jalur undangan yang katanya soal keberuntungan itu.

Aku selalu menanti daftar siswa eligible yang diperbolehkan mengikuti SNMPTN. Tak dapat diprediksi di posisi berapa namaku bertengger. Aku mempertimbangkan nilai-nilaiku di semester pertengahan, meskipun di semester akhir aku mendapat hasil yang melampaui ekspektasi. Lalu, suatu hari saat aku akan tidur siang, tiba-tiba aku mendapat pengumuman eligible. Lebih mengagetkan lagi, ternyata aku menduduki posisi ke-2 untuk jurusan IPS di angkatanku.

Aku pun mulai membuat pilihan-pilihan jurusan sesuai minatku. Jurusan Hukum lah yang menjadi pilihan utamaku karena sedari aku duduk di bangku SMP telah tebersit di pikiran untuk memasuki jurusan tersebut, bahkan aku telah memimpikan akan bekerja di bidang hukum. Hari-hari kuhabiskan dengan berselancar di dunia maya untuk mencari pengetahuan tentang jurusan apa saja yang akan menjadi pilihanku. Tentunya, aku juga memikirkan peluang diterima jurusan tersebut.

Aku dan teman-teman seperjuanganku pun mulai menyiapkan segala hal, termasuk berkonsultasi dengan guru BK dan bimbingan belajar. Guru dan teman-temanku meyakinkan bahwa aku pasti akan diterima apabila memilih Jurusan Hukum. Namun, entah mengapa aku mengalihkan perhatianku pada FISIP. Aku menemukan Ilmu Administrasi Negara dan merasa tertarik untuk mempelajarinya. Kupikirkan kembali keputusan dengan segala ke-overthinking-an ku. Akhirnya, aku memantapkan diri untuk memilih jurusan Ilmu Administrasi Negara.

Detik-detik menjelang pendaftaran, aku masih dihantui rasa kekhawatiran, tetapi aku merasa yakin dengan pilihanku. Aku pun selalu berdoa dan berusaha berpikir positif. Hari-hari menunggu pengumuman kulalui dengan perasaan yang tidak tenang. Aku banyak melakukan kegiatan positif untuk mengalihkan pikiran. Tak lupa, aku juga tetap belajar untuk mempersiapkan SBMPTN apabila aku menerima hasil terburuk.

21 Maret. Hari bahagia bagiku di mana aku lahir ke dunia, tetapi hari itu juga merupakan sehari sebelum pengumuman SNMPTN. Aku tidak dapat menikmati hari itu dengan tenang dan terus berdoa supaya hari esok keinginanku terkabulkan. Aku berharap untuk mendapatkan hadiah ulang tahunku esok.

22 Maret. Hari yang telah dinanti-nantikan pun tiba. Saat itu adalah hari ke-2 Ujian Sekolah. Aku dan teman-temanku sama sekali tidak bisa memfokuskan diri untuk mengerjakan soal ujian. Kami sangat menantikan waktu untuk segera bergerak menuju pukul tiga sore. Aku sendiri merasa gelisah, cemas, sekaligus penasaran. Campur aduk kurasakan saat itu.

Jarum jam tepat berhenti di angka 3 dan 12. Tepat pukul 15.00 WIB aku bergegas membuka web yang menjadi penantian panjangku. Ayahku selalu siap sedia di sisi dan beliau selalu menenangkan apabila kecemasanku menguar. Aku pun menekan tombol enter dan tampil lah warna… biru. Aku tidak bisa menahan air mataku untuk tidak mengalir dan menangis di pelukan ayahku. Aku sangat bersyukur karena aku diterima di pilihan pertamaku, Ilmu Administrasi Negara UNS. Pada hari itu telah kutetapkan bahwa aku mendapat biru terindah dalam hidup.