Bidan PMB dan Sedikit Suka Duka

WhatsApp Image 2022-04-06 at 11.54.32 (2)
Sebagai pramedis bidan dituntut melakukan pekerjaan secara profesional, tidak melihat bagaimana keadaan dan kondisi yang sedang terjadi pada dirinya sendiri, bidan harus secara profesinal dan ikhlas melakukan kewajibannya. Seperti yang terjadi pada beberapa bidan di negeri ini. Perjuangan awal bidan dimulai dari bersekolah yang dimulai dari bidan diwajibkan minimal D1 berubah menjadi bidan diwajibkan lulusan D3 dan peraturan berubah menjadi bidan diwajibkan lulusan profesi. Dari waktu ke waktu peraturan terus berubah menuntut keadaan dan mengikuti jaman. Di masa nanti bagi bidan yang tidak melanjutkan sekolah profes seorang bidan tidak akan lagi bisa membuka Praktik Mandiri Bidan. Padahal di daerah desa dengan jarak yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan klinik sekecil apapun sangat membantu daerah sekitar. Contohnya saja di daerah luar dengan jarak tempuh yang sangat jauh antara desa dan pusat pelayanan kesehatan yang jauh dan membutuhkan waktu paling cepat 4 jam untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan. Hal ini masih menjadi PR bagi negara Indonesia terkait tingkat kesehatan dan juga tingkat kematian di Indonesia terutama pada Ibu dan juga bayi, sehingga klinik sekecil apapun di desa akan sangat berarti bagi masyarakat sekitar.

Bagi beberapa bidan membuka Praktik Mandiri Bidan sendiri adalah sebuah kehormatan, kebahagiaan dan kesuksesaan tersendiri. Bidan yang baru memulai Praktik Mandiri harus siap mental dan fisik. Tak jarang pada awal pembukaan jarang ada pasien yang datang karena termasuk pada bidan baru lambat laun ketika bidan mulai mendapat kepercayaan dari masyarakat PMB akan mulai mendapat banyak pasien. Tak jarang tidak hanya ibu hamil, bersalin, anak-anak yang datang ke PMB terkadang lansia, WUS, remaja juga datang ke PMB. Tak jarang juga keadaan gawat darurat pun tidak dilarikan ke Puskesmas malah ke bidan. Hal ini dapat terjadi ketika bidan mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat. Menjadi seorang bidan yang memilik PMB terutama di daerah desa yang jauh dari peayanan kesehatan harus bisa mengambil kepercayaan masyarakat terhadap PMB agar masyarakat mau untuk memeriksakan kesehatannya ke klinik.

Pada beberapa keadaan seorang bidan juga dapat putus asa. Contohnya saja saat menolong persalinan bidan harus siap fisik karena tidak akan dapat tidur tidak hanya satu jam dua jam terkadang hingga beberapa hari. Menjadi seorang bidan juga harus siap dengan mental, contohnya pada masyarakat yang masih mempercayai kebudayaan dan juga tingkat pendidikan kurang, bidan seringkali mendapat kemarahan dari pihak keluarga pasien, misal pada saat persalinan pasien tidak segera melahirkan dan diberikan keluarga minuman akar fatimah, bagi bidan yang tau pasti akan menegur pihak keluarga namun pihak keluarga menghiraukannya karena percaya dengan meminum akar fatima maka bayi akan cepat lahir tidak menghiraukan risiko yang ditimbulkan. Bidan di daerah seperti inilah yang seringkali harus menanggungg risiko yang ditimbulkan oleh kepercayaan masyarakat sekitar dan terjadi hal – hal yang tidak diinginkan sehingga terkadang bidan putus asa akan profesinya dan merasa lelah akan keadaan yang ia hadapai.

Menjadi bidan tidak hanya sekedar memeriksa ibu hamil dan juga menolong persalinan. Menjadi bidan juga bagaimana kita bisa ikut serta menurunkan AKI dan AKB. Seorang bidan juga dapat melakukan penyuluhan di Desa untuk memberikan ilmu dan meningkatkan pemahaman masyarakat akan petingnya kesehatan serta mengurangi kepercayaan terhadap budaya yang kurang pas untuk mengurangi risiko – risiko yang ditimbulkan.