Bersama Covid, Kita Bangkit

PicsArt_08-31-02.47.58

“Dikarenakan adanya pandemi Covid-19, seluruh siswa kelas 10 – kelas 12 mulai tanggal 16 – 29 Maret 2020 belajar di rumah dan belajar online.”

‘Libur’ 2 minggu? Haha, bohong. Kini hampir 2 tahun kita belajar dari rumah. Ujian sekolah terhenti, tiap hari bangun pagi, cek notifikasi, presensi, tidur lagi. Waktu itu aku masih kelas sebelas, tentu rasanya senang, melepas penat dari monotonnya sekolah SMA. Punya banyak waktu di rumah bersama keluarga, senin pagi tanpa upacara. Rasanya sekilas menyenangkan, kapan lagi, bangun jam 7, buka google classroom, tidak ada pertemuan zoom/google meet.
Namun dengan kondisi tersebut, ada hal yang tak dapat begitu saja kusepelekan. Iya, tugas.

Dalam kondisi seperti ini, dimana para guru juga harus beradaptasi dengan metode-metode baru, tugas merupakan opsi termudah yang dapat dipilih guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Namun masalahnya, hampir setiap mapel memberikan tugas untuk mengisi kegiatan belajar mengajar. Yang artinya, kurang lebih 14 tugas berbeda dalam rentang waktu 1 minggu.

Juli 2020, memasuki kelas 12, pembelajaran mulai ditingkatkan. Pemberian tugas dikurangi, pertemuan rutin lewat forum google meet mulai dilakukan. Meski begitu, hanya sedikit materi yang dapat kupahami. Meskipun aku mengikuti salah satu bimbel bergambar gajah di kotaku, namun kurasa sama saja. Mereka lebih mengajariku cara untuk masuk ke PTN, bukan memahami materi yang diajarkan.

Januari 2021, aku masih belum tau tujuanku kemana. Ikatan dinas atau Universitas? Pada akhirnya kulihat lagi cita-citaku yang kini berdebu, menjadi seorang guru. Kubulatkan tekad, kucari informasi mengenai perguruan tinggi yang menyediakan program studi pendidikan. Aku mempersiapkan diri dengan belajar soal soal UTBK, memahami materi-materi, Tryout dan lain-lain.
April 2021, hari pembuktian, dengan segala bekal materi, strategi, serta doa yang tak berhenti, kulangkahkan kaki menuju Gedung Fakultas Kedokteran, tempat dimana aku mengerjakan tes UTBK. Keluar dari sana hari sudah hampir gelap, sampai di gerbang depan UNS, adzan maghrib berkumandang. Waktunya buka puasa.

2 bulan kuhabiskan untuk berdoa, “Tuhan, hamba mohon, semoga diterima di kampus ini, semoga usaha hamba tidak sia-sia, apabila tidak, kuatkan hati hamba untuk menerima hasilnya.”

14 Juni 2021, pukul 3 sore, saat yang dinanti-nanti setiap orang, server LTMPT yang down sudah jadi kisah lama, aku membuka laman mirror untuk membuka pengumuman, dan ternyata, doaku terkabul. Halo UNS, aku datang. Perjuangan yang tak sia-sia, kini berbuah manis pada akhirnya.

“Salam Ganacantaka!” ucapku selama kurang lebih 2 minggu dalam rangka mengikuti kegiatan PKKMB. Lelah, tapi seru, asik, penuh cerita. Teman-teman sekelompok yang kocak serta kakak pembimbing yang sangat baik jadi penghibur diantara hectic-nya tugas-tugas yang diberikan. Memasuki perkuliahan, aku mulai mengenal bagaimana kehidupan sebagai seorang mahasiswa. Sibuk, diburu deadline, tugas-tugas yang tidak sama dengan waktu SMA. Orang bilang menjadi dewasa itu tidak menyenangkan, tapi ya inilah kehidupan.

Selamat datang teman-teman. Seperti kata orang-orang, tetap semangat. Siapa suruh kuliah disini, hahaha.