Berprestasi Akademik dan Mengembangkan Bakat Non Akademik

Berbicara mengenai bakat dan prestasi tentu akan berkaitan dengan pencapaian yang dimiliki oleh seorang pelajar dalam perjalanannya menuntut ilmu sampai dengan menjadi seorang yang sudah mengenyam dunia kerja. Bakat yang terus digali dan prestasi yang selalu ditingkatkan akan memberikan dampak yang positif bagi setiap individu. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana seseorang yang memiliki bakat dan prestasi yang baik akan terampil dalam menyelesaikan segala urusannya paling tidak dalam bidang keahliannya. Oleh karena itulah dalam pendidikan bukan hanya prestasi akademik saja yang harus dikuasai namun juga bakat ternyata perlu diasah sebagai media penyaluran keahlian dan ketrampilan. Namun sebelum menggali lebih dalam mengenai bakat dan prestasi kita wajib mengetahui terlebih dahulu mengenai apa itu istilah bakat dan prestasi.

Menurut Kartini Kartono, bakat merupakan hal yang mencakup segala faktor yang ada di dalam diri individu yang dimiliki sejak awal pertama kehidupannya dan kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, ketrampilan, dan kecakapan tertentu. Bakat ini sifatnya laten potensial, sehingga masih bisa tumbuh dan dikembangkan. Artinya setiap bakat yang dimiliki seseorang akan terasah dan menjadi terampil apabila selalu dilatih dengan serius. Untuk mengembangkan bakat tersebut sebelumnya tentu dibutuhkan pengenalan terhadap bakat yang kaitannya dengan minat seseorang dalam hal tertentu. Bakat ini mencakup dalam bidang akademik, keolahragaan, kesenian, seni lukis, kriya maupun keterampilan lain yang tampak nyata dalam diri individu tersebut. Bisa jadi bakat yang dimilikinya akan menjadi sebuah ciri khas atau iconic tersendiri yang dapat diingat oleh orang lain.

Kemudian prestasi atau achievement adalah hasil usaha yang dilakukan seseorang. Dalam dunia Pendidikan terdapat 2 macam prestasi yakin prestasi akademik dan non akademik. Prestasi akademik atau prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami pelajar dan menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan prestasi non akademik adalah prestasi yang ditinjau dari keikutsertaan maupun prestasi dalam bidang penelitian, karya ilmiah, olahraga maupun seni.

Sebagai seorang pelajar tentunya tidak asing dengan bakat dan prestasi, sebab dua hal tersebut menjadi sebuah ajang pencapaian dan pembuktian terhadap skill mereka selama menempuh pendidikan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa peran utama bagi seorang pelajar ialah menyerap ilmu-ilmu pelajaran yang dipelajarinya. Maka perlu diperhatikan keseimbangan baik dalam menuntut ilmu maupun berprestasi dalam bidang yang diminati. Sebab antara keduanya tentu akan diperlukan dan berdampak nantinya ketika sudah terjun ke dunia kerja.

Tidak berbeda dengan Saya, yang mana sejak awal mengenyam bangku sekolah mulai dikenalkan dengan minat dan bakat yang sedikit demi sedikit digali. Sebab dari bakat itulah saya bisa meraih beragam prestasi baik itu akademik maupun non akademik. Menurut Saya berprestasi akademik maupun non akademik ini memang seharusnya seimbang sebab yang Saya rasakan sendiri selama ini, Saya merasa lebih minat mendalami prestasi non akademik khususnya dalam bidang seni. Namun juga tidak membutakan diri untuk tetap mengikuti pembelajaran agar meraik prestasi akademik yang baik pula. Dengan demikian dapat dikatakan bakat dan prestasi ini begitu penting untuk kontribusi masa depan seseorang.

Oleh karena itu, sejak dari TK Saya sudah dikenalkan dengan penggalian bakat yang ada dalam diri Saya. Awalnya pertama kali mengenal minat dan bakat Saya dikenalkan dengan menggambar dan mewarnai dengan crayon. Pada saat itu mulai terlihat sedikit demi sedikit skill Saya dalam menggambar dan mewarnai. Hingga akhirnya Saya diminta mewakili TK untuk mengikuti lomba. Mulai dari situlah Saya mulai mengenal pengembangan bakat dan prestasi sebagai seorang pelajar.

Kemudian, memasuki SD pengetahuan Saya mulai bertambah baik dalam hal akademik maupun non akademik. Pengalaman pada masa SD ini merupakan tonggak bagi saya dalam pengembangan bakat dan prestasi. Awal mulanya ialah pada saat pengumuman peringkat kelas pada Ulangan Kenaikan Kelas 1 saat itu, Saya dinyatakan sebagai peringkat pertama. Disitu saya mulai merasa harus meningkatkan dan mempertahankan prestasi yang ada sebab dari situ juga saya merasa diberi tanggung jawab dan kepercayaan yang besar baik dari guru maupun orang tua atas pencapaian itu. Mulai dari sanalah Saya berusaha belajar ditengah lika-liku rintangan dan hambatan yang ada. Ketika saya menyerah Saya selalu teringat akan mimpi yang saya gantungkan didepan kening Saya, kerja keras dan harapan kedua orang tua, dan juga bimbingan dari para guru. Sampai pada akhirnya Saya bisa membuktikan itu semua, ketika pengumuman Ujian Sekolah memasuki SMP saya dinyatakan sebagai peringkat pertama disekolah yang mana tandanya Saya mampu menjadi juara umum tetap selama 6 tahun menempuh pendidikan SD. Tentunya senang dan terharu sebab setelah itu Saya mampu memasuki sekolah impian saya. Disamping prestasi akademik itu, Saya juga tetap diminta untuk mewakili sekolah dalam berbagai cabang lomba. Mulai dari Lomba Cerdas Cermat, lomba baca puisi, lomba keagamaan, nembang macapat, dan yang paling sering adalah lomba menari.

Lomba menari dan *nembang macapat masih Saya tekuni, dengan mengikuti beragam event selama SMP dan SMA yang mampu mengharumkan nama sekolah. Melalui lomba-lomba itulah Saya mulai tampil percaya diri untuk menunjukkan prestasi akademik dan non akademik yang Saya miliki. Saya juga mulai memahami bahwa prestasi yang menonjol dalam diri Saya lebih condong pada prestasi non akademik. Namun tidak menutup mata bahwa dalam prestasi akademik Saya menyadari betul untuk tetap ditekuni sebab dari sanalah gerbang universitas dibuka dan Saya diberikan kesempatan untuk belajar di Universitas Sebelas Maret ini. Dari beragam pengalaman yang Saya dapatkan, Saya menjadi sadar bahwa menyeimbangkan prestasi akademik dan non akademik melalui minat dan bakat itu ternyata perlu untuk masa depan kita. Sebab tiada gunanya kita pandai dalam teori namun sulit beradaptasi, bersosialisasi dan mengembangkan bakat yang dimiliki.

Sumber referensi: guru pendidikan