Berdamailah dengan Luka Masa Kecilmu

2014 menjadi tahun yang amat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang pernah aku lalui selama hidupku. Masih teringat jelas momen spesial itu di benakku. Momen ulang tahun yang seharusnya dipenuhi dengan kebahagiaan ternyata diisi oleh tangis.

Aku yakin betul, hari itu cuaca begitu cerah, langit biru yang didampingi awan putih merekah membuatnya semakin terlihat bahwa ia sedang memancarkan kebahagiaannya di hari itu. Namun siapa sangka, hal itu justru berbanding terbalik dengan hariku. Dimana aku yang seharusnya merayakan ulang tahunku dengan ayah dan ibu malah kini hanya aku dan ibu seorang tanpa hadirnya ayah disisiku. Ayahku sudah berpisah dengan ibuku kala itu. Sedih rasaku seperti terdapat lubang besar di ruang hatiku yang tidak bisa aku isi. Tak apa biar seperti bulan, meskipun berlubang tapi ia tetap bisa memancarkan sinarnya. Semoga aku bisa seperti itu.

Aku duduk di teras berdiam diri sambil menunggu ibuku membuat kue. Sebenarnya aku sangat ingin membantunya tapi ibuku melarang. Melamun sambil melihat indahnya langit seakan sudah menjadi hobiku sedari kecil, yang tentunya sambil berkhayal, haha. Aku tersadar dari lamunanku, saat suara ibuku tiba-tiba menyerukan namaku. Ternyata ibuku meminta tolong padaku untuk mengambil kue dari oven. Aku senang akhirnya ibuku memberikan kesempatan padaku untuk ikut serta membantunya. Namun dengan bodohnya, aku malah menjatuhkan oven kesayangan ibuku hingga rusak dan pecah di bagian kacanya. Aku yakin pasti ibuku sudah mengeluarkan tanduknya kala itu, tapi mungkin karena hari itu adalah hari ulang tahunku ia tidak jadi memarahiku. Alhasil karena ulahku, aku pun disuruhnya untuk menunggu di meja makan. Tak lama setelah itu, ibuku datang sembari membawa kue black forest yang sudah dihiasnya dengan cantik. Terlihat sederhana namun kue itulah yang selalu menjadi kue favoritku. Bukan cuma karena kue itu dibuat oleh ibuku tapi karena memang rasanya begitu lezat dan special dibuat untukku oleh ibuku. Ibuku terlihat lelah karena seharian membuatkanku kue, namun dibalik lelahnya itu ia pasti bahagia karena ini adalah hari ulang tahunku. Hampir saja aku menangis karena sosok yang kuharapkan tidak ada disisiku. Namun untungnya aku dapat menahan air mata sialan ini. Aku hanya tidak ingin terlalu menuntut dan melukai hati ibuku yang sudah bersusah payah membuat perayaan kecil untukku.
Perayaan ulang tahun itu begitu singkat namun bermakna pastinya. Dengan nyanyian selamat ulang tahun yang kunyanyiakan bersama ibuku, meskipun suara ibuku tidak enak didengar, yayaya dan tentunya diakhiri dengan doa dan tiup lilin. Aku memotong kue itu untuk ibuku tapi ibuku malah menyuapiku dengan kue yang telah ku potong untuknya.

Meskipun kali ini berbeda aku tetap bahagia merayakan ulang tahunku kali ini, mungkin memang ini bentuk pendewasaan yang harus aku jalani. Meski sedikit sunyi hanya aku dan ibuku. Tapi ibuku tidak habis akal, dia mengeluarkan sebuah bingkisan berbentuk kotak yang dibungkus oleh kertas kado bermotif Teddy Bear. Perlahan aku membuka kotak itu, harap-harap cemas, takut seekor katak tiba-tiba melompat ke arahku. Ternyata isinya sepatu, ibuku bilang, “Ini dari ayahmu, tadi ia menitipkannya pada om mu. Dia ingin sejauh apapun kamu melangkah tetapah ingat rumah.” Aku pun menjawab, “Pulang ke rumah yang mana dulu nih.” Ibuku hanya menjawab dengan gelegar tawa yang kemudian kususul dengan seringai senyum kecilku.

Momen yang terbilang sederhana namun bisa membuatku sadar bahwa ternyata masih ada sisa-sisa kebahagiaan di tengah-tengah luka. Aku menyadari bahwa meskipun ada kenangan pahit, kita masih bisa menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil. Ulang tahun itu mengajarkanku untuk berdamai dengan luka di masa lalu. Aku belajar bahwa cinta tidak pernah hilang, hanya bentuknya saja yang mungkin berubah, dan tentunya itu adalah hal yang paling berharga. Jadi, semoga kamu juga bisa memahami, bahwa meskipun ada luka di masa lalu, kita masih bisa menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil dan merayakan cinta yang tersisa. Kita bisa berdamai dengan luka kita dan terus maju dengan hati yang lebih kuat.

1 Like