Bentar, Apa Sih Frasa Eksosentrik itu?

Bentar, Apa Sih Frasa Eksosentrik itu?
Oleh : Silviana Putri Ratmawati

Kalau berbincang tentang teori dari ilmu kebahasaan, pasti sudah jelas akan terikat dengan pembagian struktur tatanan sebuah kalimat. Tak terkecuali bagian pembentuk kalimat itu sendiri seperti contohnya frasa. Tapi, apa itu frasa?

Ramlan (1985), memberikan gambaran bahwa frasa atau yang biasa disebut frase adalah sebuah satuan gramatika yang pada penulisannya memiliki susunan yang terdiri atas dua kata atau lebih dengan aturan bahwa susunan kata yang ada tidak melebihi unsur dari suatu klausa. Secara, frasa merupakan struktur di bawah klausa. Dalam sebuah frasa, selalu terdapat satu fungsi unsur klausa seperti unsur Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, hingga Keterangan.

Frasa sendiri juga memiliki klasifikasi tergantung dipandang dari sisi mananya. Pada hal ini, jika dilihat dari sisi kategori kesetaraan distribusi, frasa memiliki dua jenis yaitu endosentrik dan eksosentrik yang pada kesempatan kali ini, kita akan membahas point jenis frasa kedua yaitu frasa eksosentrik.

Barutu (2017), mengungkapkan bahwa frasa eksosentrik adalah gabungan kata dari seluruh elemen yang sifatnya berbeda dengan semua komponen frasa. Ia juga memiliki perbedaan pada distribusi unsur kata baru sehingga hanya berhubungan erat pada kedua unsur pusatnya. Frasa eksosentrik juga memiliki dua jenis pembagian lagi, yaitu jenis yang direktif dan non-direktif. Apakah bedanya?.

Sofyan (2015) berpendapat bahwa, jenis frasa eksosentrik direktif tidak memiliki pembagian distribusi dengan semua elemennya. Sedangkan untuk frasa eksosentrik non-direktif adalah frasa yang gabungannya bukan merupakan sebuah preposisi dengan distribusinya berupa komplementer bahkan paralel dengan salah satu unsurnya yang menurut Surastina (2012), elemen penggabungan dari frasa eksosentrik non direktif ini adalah sebuah artikula yang tergolong kata benda, kata sifat, bahkan kata kerja.

Contoh :

  1. Frasa eksosentrik direktif.
    a. Preposisional : dari taman, untuk seseorang.
    b. Konjungtif : Karena sakit
    c. Artikel : Sang Guru, Yang Maha Agung

Atau misal dalam kalimat ‘‘Ia berlari dari rumah dengan terseok-seok’’. Kita bisa menggaris bawahi kata ‘‘dari rumah’’ sebagai frasa non direktif. Mengapa? Karena keduanya berkaitan erat. Apabila salah satunya dihilangkan, frasa tersebut tidak memiliki arti yang sesuai apabila dijadikan sebuah kalimat.

  1. Frasa eksosentrik non-direktif (konektif).
    Misalkan:
    a. Dalam kalimat ‘‘terdapat sebuah perjamuan penting bagi para petinggi perusahaan’’. Kita dapat memberikan fokus pada frasa ‘‘para petinggi’’ yang merupakan sebuah kata benda.
    b. Pada kalimat ‘‘Ibu tertidur di ruang tamu karena kelelahan bekerja seharian’’. Kita dapat memberikan fokus pada frasa ''karena kelelahan", dengan ‘‘karena’’ sebagai kata konektif dan ''kelelahan" sebagai kata sifat dan keduanya saling melengkapi.

Kesimpulannya adalah frasa eksosentrik dengan kedua jenisnya memiliki sifat dan guna masing-masing sebagai pelengkap sebuah kata untuk memberikan kesan jelas dan lebih mendetail sebagai sebuah kesatuan unsur penyusun kalimat yang baik sesuai tatanan kebahasaan.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H., & dkk. (2014). TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
Maryanika, L., & Sudayat, Y. (2020). Frasa Eksosentrik dalam Novel Kembang Kembang Petingan Karya Holisoh ME. LOKABASA, 11, 50-60.
Melani, S., Supadi, & Suryadi. (2019). ANALISIS FRASA PADA SURAT KABAR HARIAN RAKYAT BENGKULU. Jurnal Ilmiah KORPUS, 3, 210-220.
Novianingsih. (2012). BENTUK FRASA PADA WACANA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS XII SMA KARANGAN DAWUD DKK PENERBIT: ERLANGGA 2004. Jurnal Skripsi, 1-17.
Widyaningsih, L. A. (2021). ANALISIS FRASA BERDASARKAN KESETARAAN DISTRIBUSI PADA TAJUK RENCANA SOLOPOS “KONSOLIDASI DAN PEMBERDAYAAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL”. SEMIOTIKA, 22, 49-56.

1 Like