Bentakan dapat Membuat Otak Rusak?


Sumber : http://shutterstock.com/

Anak-anak cenderung memiliki suasana hati yang ceria namun, sekarang ini banyak anak yang memiliki sifat pemalu, kurang ceria bahkan menutup diri. Mengapa hal demikian dapat terjadi ayo telusuri lebih dalam. Setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda terhadap anaknya, hal itu juga akan mempengaruhi sifat anak tersebut. Mendidik anak menjadi suatu hal yang harus diperhatikan, terutama pada masa golde age, pada suatu tahapan pertumbuhan serta perkembangan meliputi otak dan fisik secara optimal.

Pada fase tersebut anak dengan mudah menyerap sesuatu yang akan memberikan stimulan yang dapat mempengaruhi perkembangan, pertumbuhan dari sikap, karakter kecerdasan serta skill. Berbicara mengenai bentakan, biasanya orang tua membentak anak sebagai bentuk dari didikan. Bentakan dilakukan untuk menasehati anak dengan tegas yang menggunakan nada bicara yang tinggi. Menurut kebanyakan orang tua dengan bentakan anak akan mudah mengerti apa yang diinginkan orang tua mereka.

Pada dasarnya semua orang baik usia remaja, dewasa jika dibentak, dimarahi, direndahkan menggunakan kata-kata yang kasar akan menimbulkan sakit hati yang membekas. Apalagi jika hal tersebut dialami oleh anak-anak, meraka akan merasa tertekan yang membuat kurang optimalnya perkembangan dan pertumbuhan pada sel-sel saraf otak anak. Tidak hanya itu anak yang selalu diberikan bentakan akan membuat anak sulit berpikir secara maksimal dan logis karena, informasi yang seharusnya sampai pada otak anak tidak tersampaikan secara optimal melainkan, hanya pada proses di batang otak saja.

“Gitu aja gak bisa!” “Kenapa sih ngebebanin banget?” kata-kata bentakan tersebut yang sering dilontarkan ke anak sebaiknya dihentikan. Pola asuh orang tua yang seperti itu sangat berdampak buruk pada anak seperti, anak menjadi murung, hilangnya rasa percaya diri, sulit mengutarakan pendapatnya, anak menjadi tidak dekat dengan orang tua, dan masih banyak lagi. Pola asuh orang tua yang negatif akan memberikan stimulan negatif pada anak yang berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhannya.

Orang tua harus mengetahui bahwa satu bentakan atau makian dapat menggugurkan lebih dari satu miliar sel otak saat itu juga, satu cubitan mampu membunuh lebih dari 10 miliar sel otak, sebaliknya satu pujian atau pelukan pada anak akan membangun kecerdasan dari 10 triliun sel otak saat itu juga. Dari penelitian yang dilakukan oleh Lise Gliot oleh anaknya sendiri dengan memasang suatu kabel perekam otak yang disambungkan ke monitor komputer, menyatakan bahwa anak usia 2-3 tahun masih mengalami pertumbuhan otak, jika orang tua membentak atau menggunakan nada yang sedikit tinggi saja akan membunuh sel otak yang sedang tumbuh, dimana rangkaian indah akan menggelembung seperti balon, lalu pecah berantakan dan menyebabkan perubahan warna . Namun sebaliknya jika orang tua jika orang tua memberikan belaian dengan lembut akan memberikan stimulan positif dan membentuk suatu rangkaian indah.

Walaupun terkadang anak susah untuk diberi tahu dan membuat orang tua kesal serta marah, hal tersebut wajar terjadi dan sebaiknya orang tua harus bisa meredam emosi dan menahan diri untuk membentak buah hati. Membentak anak akan membentuk sikap agresif pada anak, nantinya anak akan cenderung lebih memberontak, sebaiknya jika diberikan nasehat dengan baik tetapi juga dengan tegas itu bisa membuat anak dapat lebih cepat memahami apa yang disampaikan kedua orang tuanya. Orang tua dianggap anak sebagai pelindung dirinya dan sebagai telandan mereka oleh karena itu, orang tua harus bisa menciptakan rasa aman pada anak di lingkungan rumah dan memberikan contoh-contoh positif untuk ditiru buah hati. Hindari bentakan, cemooh dan lainnya pada anaknya, kerena hal tersebut akan terus membekas di benak mereka hingga mereka dewasa. Besarkan anak dengan dukungan tidak dengan bentakan agar proses perkembangan dan pertumbuhan berjalan dengan optimal.

4 Likes