Beli Kebab Bonus Smart TV

Hari ulang tahun SMA Negeri 1 Mertoyudan di bulan Januari kemarin masih meninggalkan salah satu rangkaian kegiatan besarnya yang terlaksana di bulan April lalu. Rangkaian kegiatan yang terpisah jauh dengan tanggal ulang tahun sebenarnya ini, punya beberapa kegiatan yaitu donor darah, sunat masal, dan puncaknya yaitu jalan sehat dan gowes. Walau aku tidak ikut kegiatan donor darah karena berat badanku yang tidak mampu untuk memenuhi syarat serta tidak ikut kegiatan sunat massal karena aku perempuan, tapi dengan sangat jelas aku dan teman-temanku menyatakan untuk ikut kegiatan jalan sehat. Bukan hanya karena hadiah yang diposting di pamflet itu, tapi aku dan banyak temanku ikut kegiatan ini karena kami ingin (terlihat) hidup sehat dan ikut meramaikan kegiatan rutin sekolah kami yang telah lama tidak ada karena pandemi covid-19 kemarin.

Minggu, 28 April 2024 itu, di hari keberuntungaku, aku bangun pagi, gosok gigi, cuci muka, mandi, dan bersiap untuk mengabari seluruh teman-temanku bahwa aku on the way ke sekolah kami tercinta untuk ikut kegiatan jalan sehat. Sampai di sana aku tidak menyangka kegiatan itu dilaksanakan di depan sekolahku, benar-benar di depan sekolaku, di parkiran VVIP itu (sebutan kami untuk parkiran guru), dan lebih mengagetkannya bahwa tempat yang tidak terlalu besar itu mampu menampung ribuan orang yang ingin hidup sehat serta belasan stand makanan dapat berdiri dan berjajar rapi dengan seluruh konsumen yang kelaparan dan ingin sarapan, semakin memeriahkan kegiatan di pagi itu.

Setelah membeli beberapa tiket seharga seblak untukku dan teman-temanku, kami pergi untuk meneduh, berfoto, berkeliling, menyapa seluruh warga sekolah, dan tentu melihat seluruh makanan yang dijual agar kami tahu harus memilih yang mana setelah selesai mengikuti jalan sehat. Setelah merasakan bahwa area parkiran VVIP itu jauh lebih ramai dari sebelumnya, mas dan mbak MC mulai mengeluarkan pantun-pantun yang digunakan oleh seluruh MC di dunia itu pun memberi petunjuk kepada seluruh peserta bahwa kegiatan akan segera dimulai. Setalah segala basa-basi hingga banyak pantun-pantun perkenalan lainnya, akhirnya kami dan seluruh peserta dapat mulai untuk berjalan dan bersepeda sesuai rute yang ada.

Sawah, rumah-rumah, perkebunan, tempat ibadah, jalan kecil, jalan raya, hingga sungai menjadi rute perjalanan kami hari itu. Rasa dingin dan sejuk pagi mulai tergantikan dengan panas dan bisingnya hari. Minggu pagi itu kami lewati dengan bernyanyi, bercerita, hingga tertawa atas segala hal yang kami lihat. Setelah banyaknya rintangan yang dilewati, akhirnya kami berhasil melewati garis finish dan kembali ke sekolah kami itu untuk pembagian hadiah yang sudah ditunggu-tunggu.

Tak langsung mencari tempat meneduh, aku dan teman-temanku justru langsung mencari es teh kesayangan kami semua yaitu es teh di stand mas lemon. Setelah membeli es teh dan jajanan lain agar kami tidak berubah menjadi zombie yang kelaparan, kami pun mencari tempat meneduh untuk mendengar mas dan mbak MC menyebutkan nomor-nomor undi yang beruntung di hari itu. Lama, sangat lama kami menunggu, tidak ada satupun dari kami dipanggil untuk maju ke depan, naik ke atas panggung, dan mendapatkan salah satu hadiah yang ada. Sudah banyak orang yang mendapatkan hadiah, dari hadiah kecil seperti setrika hingga hadiah yang cukup besar seperti sepeda. Banyak teman lain yang mulai memamerkan keberuntungan mereka dengan konteks bercanda.

Waktu telah berjalan cukup lama, keberuntungan tidak kunjung sampai, hanya rasa lapar dan fomo ingin membeli banyak jajanan di stand yang datang. Aku dan salah satu temanku pun mulai berkeliling lagi untuk mencari makanan yang dapat kami makan saat menunggu keberuntungan itu datang. Akhirnya, kami memilih kebab yang cukup ramai, karena kami anak yang fomo, ingin hal-hal yang banyak orang lain inginkan. Saat aku bingung memilih varian kebab yang akan aku nikmati, memilih antara kebab original, keju, atau daging, temanku bertanya untuk memastikan apakah nomor undian yang disebutkan mas dan mbak MC itu benar menjadi rezekiku? Aku yang masih kebingungan harus memilih varian kebab pun terkejut dan sedikit panik, karena apa benar keberuntunganku datang secepat ini? Saat aku bingung memilih varian kebab? Saat aku akan memilih dan memesan kebab keju itu? Dan ternyata benar, nomor undi yang disebutkan adalah nomor undi keberuntunganku.

Aku berjalan cepat menuju samping panggung dengan rasa bingung. Bingung di keberuntungan pertamaku ini aku mendapat hadiah apa? Sesaat setelah aku sampai di samping panggung aku diarahkan untuk melakukan registrasi pengambilan hadiah, dan betapa terkejutnya ternyata keberuntungan pertamaku ini aku mendapat TV, Smart TV 32 inci itu. Tanganku gemetar, kaget dan bingung, akhirnya aku bisa merasakan mendapatkan hadiah pada kegiatan seperti ini. Aku kembali ke teman-temanku dengan perasaan bingung, bingung apakah ini nyata? apakah TV ini benar-benar gratis untukku? dan bingung aku bawa pulangnya ya Allah? Aku langsung mengabari ibuku, kakakku, dan sahabatku bahwa aku mendapatkan Smart TV ini secara gratis. Betapa bangganya mereka, karena aku mampu memberikan hadiah ibuku TV yang bagus itu secara gratis. Wali kelasku pun ikut senang hingga meminta foto bersama dan mengirim foto itu ke grup wali murid, cukup malu tapi sangat senang, karena akhirnya aku bisa ikut memamerkan keberuntunganku seperti teman-temanku tadi.

Kebingunganku akan bagaimana cara membawa pulang TV itu, disaat perempuan mandiri ini (aku) membawa motor sendiri untuk ikut acara itu pun selesai karena kiriman uang elektronik dari kakak perempuanku untuk memesan angkutan online agar bisa membawa hadiah keren itu. Mulailah aku mengetik alamat rumahku dan memesannya, tapi sialnya pesananku diterima oleh bapak supir yang malas bergerak jauh. Beliau tidak ingin mengantarku dan hadiahku ke rumah. Beliau memintaku untuk membatalkan pesannya, dan ya aku membatalkannya. Aku pun memesan lagi menggunakan aplikasi yang sama berkali-kali tetapi hasilnya tetap sama, pesananku diterima bapak supir yang sama. Aku mulai lelah dan marah karena bapak itu terus-terusan menolak rezeki dari orang yang sedang bahagia ini. Akhirnya aku memesan menggunakan aplikasi yang berbeda dan apa?! Hasilnya sama, beliau lagi yang menerima pesananku dan tetap tidak ingin mengantarkanku. Temanku yang lelah mendengar keluhanku pun akhirnya menawarkan dirinya untuk mengantarkanku dan hadiahku itu. Akhirnya aku dapat sampai kerumah dengan selamat. Ibuku langsung menyambutku dengan lebih hangat dari biasanya seperti menyayangiku lebih dalam hari itu, walau aku tahu, sebenarnya ibuku menyambut hangat TV baru itu, bukan aku.

1 Like