Oleh: Efa Yunita Sari
Harmonis (2006) menyatakan bahwa jurnalistik investigasi adalah teknik penulisan berita, opini, atau feature yang materinya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber secara mendalam dan rinci. Jadi, jurnalisme investigasi merupakan laporan mendalam bukan sekadar teknik pencarian berita.
Jurnalisme investigasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa periodisasi sesuai dengan perkembangan pada masa itu. Jurnalisme investigasi di Indonesia dibagi menjadi periode Orde Lama, Orde Baru, dan pasca Orde Baru hingga kini. Langsung saja membahas periode yang pertama.
Orde Lama
Jurnalisme investigasi di Indonesia pertama kali dilakukan pada masa Orde Lama. Peliputan investigasi pertama kali pada Orde Lama dilakukan oleh Harian Indonesia Raya. Salah satu karya investigasi yang terkenal di tahun 1946 yaitu korupsi biaya pencetakan kartu suara pemilu yang melibatkan pejabat Orde Lama Roeslan Abdulgani. Kemudian ada peristiwa malapeta 5 Januari atau yang disebut dengan MALARI yaitu demonstrasi mahasiswa yang berlangsung berhari-hari. Pada oktober 1958 merupakan pemberedelan terakhir pada masa Orde Lama.
Orde Baru
Di zaman orde baru, wajah keras pemerintah kerap dimunculkan kepada pers yang mencoba kritis terhadap jalannya pemerintahan. Contohnya sejak tahun 1983-1994 tercatat 13 media ditutup oleh Departemen Penerangan yang dikomandani Harmoko yang tak lain juga bekas wartawan orde lama, diantaranya: Kompas, Merdeka, Sinar Harapan, Pelita , The Indonesia Times, Majalah Mingguan Tempo, Prioritas, Monitor, Tabloid Petik, Majalah Editor, Dll.
Pasca Orde Baru (1997-Kini)
Pasca Orde Baru, jurnalisme investigasi dilakukan oleh Bondan Winarno yang membongkar skenario penipuan Michael De Guzman pada kasus tambang emas palsu Bre-X di Busang, Kalimantan Timur. Alasan yang mendorong Bondan Winarno melakukan investigasi terhadap tambang emas Bre-X adalah (1) bangsa Indonesia di permalukan, (2) ratusan ribu guru di Kanada, dana pensiunannya hilang karena digunakan untuk membeli saham Bre-X. Pada tahun 1997, hasil investigasi itu diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul Sebongkah Emas di Kaki Pelangi yang memuat detail bagaimana investigasi tersebut dilakukan.
Akhir tahun 90-an dan awal tahun 2000-an, hadir Dadi Sumaatmadja. Seorang jurnalis tangguh, dan penulis buku. Sebelum menulis buku, ia merupakan seorang jurnalis editor. Pernah membongkar kasus “Kapal Judi Royal Pasifik” yang berlabuh di Tanjung Priok. Tahun 2000-an bergabung dengan MetroTv dan menggagas tentang tayangan investigasi di layar kaca yang diberi nama “Metro Realitas”.
Perkembangan jurnalisme investigasi hingga kini telah banyak hal yang terjadi. Kini, media telah memperoleh kebebasannya namun laporan investigasi tidak serta merta meramaikan media kita. Sekarang sangat sedikit media pers cetak yang melakukan investigation reporting. Alasannya berat, dari segi biaya, maupun dari segi tenaga kerja. Sekarang kebebasan pers dijamin Undang-Undang dan dari pihak penguasa tidak begitu parah lagi. Kuncinya satu, ketika mereka peduli pada publik, ketika mereka tergugah terhadap kepentingan masyarakat, pada saat itulah mereka melakukannya.
Referensi
Documentary, W. (2013, Januari 31). JURNALISME INVESTIGASI SERI #1 -SEJARAH & PERKEMBANGAN-. Dipetik April 24, 2021, dari youtube.com: https://www.youtube.com/watch?v=graytgH2p9o
Harmonis. (2006). JURNALISTIK INVESTIGASI DAN MENGUNGKAP KORUPSI MELALUI MEDIA. Jurnal Komunikologi, 3(1), 7-13.