Bedah Cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” Karya Sasti Gotama dengan Analisis Strukturalisme

Ditulis oleh Hanuf, Alvia ,Rani, Luluk , dan Azarin - PBSI UNTIDAR

Karya sastra merupakan perwujudan pandangan manusia terhadap lingkungan sekitarnya yang diungkapkan melalui keindahan Bahasa (Kosasih, 2010). Karya sastra memiliki sifat yang imajinatif, rekaan atau fiksi sehingga isinya belum tentu sesuai fakta dalam kehidupan nyata. Pengarang mencoba meyalurkan imajinasinya melalui karya sastra agar masyarakat dapat menikmatinya. Karya sastra diciptakan sebagai sarana hiburan dan media untuk menyampaikan pesan dari pengarang untuk pembaca.

Salah satu bentuk karya sastra adalah cerpen. Sesuai dengan namanya, cerpen atau cerita pendek memiliki sifat yang serba pendek, mulai dari isi, jumlah tokoh, dan jumlah kata. Berbeda dengan novel dan karya sastra lainnya, isi cerita dari cerpen masih kurang kompleks. Hal tersebut bisa dilihat dari cerita yang memusatkan pada satu kejadian, hanya menggunakan

satu alur, dan cakupan waktu yang terbatas. Cerpen memiliki kelebihan, yaitu mampu meyampaikan pesan secara tersirat melalui apa yang diceritakan. Meskipun isi yang disampaikan dalam cerpen singkat, para pembaca mampu memaknainya dengan lebih imajinatif.

Salah satu cara untuk menganalisis cerpen agar dapat memaknai isinya yaitu dengan menggunakan analisis struktural. Analisis struktural merupakan cara untuk memaknai sebuah karya secara menyeluruh memlalui penjabaran unsur-unsur pembentuk karya sastra itu sendiri. Unsur yang dimaksud adalah unsur Intrinsik, meliputi tema, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Tema adalah tujuan dari cerita. Tokoh adalah karakter yang memperkuat cerita menjadi lebih menarik. Penokohan adalah penggambaran dari perilaku tokoh, seperti antagonis, protagonis, dan tritagonis. Alur adalah pola pengembanagn dalam suatu cerita, alur dibagi menjadi tiga yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Latar atau setting terbagi menjadi tiga yaitu latar waktu, latar tempat, dan latar suasana. Sudut pandang adalah posisi penulis dalam menyampaikan sebuah cerita, sudut pandang terbagi menjadi tiga yaitu sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca dan umumnya amanat bersifat tersirat.

Adapun cerpen yang dianalisis yaitu berjudul “Batavia yang Tak Sesuai Lucretia” karya Sasti Gotama. Cerpen ini menceritakan rumah tangga antara Lucretia van der Maas dan Bastian van der Maas yang memiliki konflik perselingkuhan. Ada beberapa alasan cerpen ini menjadi pilihan untuk dianalisis. Pertama, cerpen ini tergolong up to date karena diterbitkan pada Januari 2023. Kedua, cerpen ini dimuat dalam koran Kompas sehingga dapat digolongkan sebagai cerpen pilihan yang menarik. Ketiga, cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Lucretia” menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Keempat, cerpen ini memuat pesan moral yang relevan dengan kehidupan nyata.

Dari cerpen karya Sasti Gotama yang berjudul “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia”, tema yang disuguhkan adalah sosial dan percintaan. Tema sosial dibuktikan dengan beberapa kegiatan dan membicarakan kehidupan sosial tokoh. Contohnya pada kutipan berikut.

Untuk masalah suplai buah dan sayuran ini, ia tak perlu khawatir. Ada Catia de Rozario, seorang Mardjiker yang tinggal di wilayah Ommeladen… Lucretia ingat, Sabtu lalu, suaminya berkata bahwa ia harus pergi ke Syahbandar Sunda Kelapa. Ada masalah perdagangan yang harus ia selesaikan mendadak.

Selanjutnya, tema percintaan dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan berikut,

Syukurlah ada aku, pikir Lucretia. Tanpa dirinya, tentu Bastiaan akanmati

kelaparan.

Walaupun begitu, Lucretia tak pernah menccipi secuil pun roti kismis buatannya karena Bastiaan berkata ia ingin pinggang Lucretia tetap seramping ranting bugenvil. Kalimat-kalimat itu sudah membuat hati Lucretia cedera, tetapi nama di bagian paling bawahlah yang membuatnya jejas parah.

“Omong-omong, aku menerima surat yang ditulis Catia untukmu. Katanya, ia menunggu di Stads Herberg.”

“Sssh, tenanglah. Aku tidak marah. Aku paham itu hanya serangga kecil yang menyusup dalam ruang makan kita yang hangat.”

Plot dalam cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama ialah maju karena cerpen tersebut merangkai kejadian yang berurutan sesuai denganwaktu cerita yang disampaikan. Dalam cerpen ini dapat dibuktikan pada awal cerita, membahas kehidupan sosial suami istri yang bernama Bastiaan van der Maas dan Lucretia van der Maas yang baik-baik saja. Kemudian, masuk pada pembahasan ketika Lucretia menerima sebuah surat untuk suaminya yang ternyata pengirimnya adalah Catia, budak Lucretia. Disinilah klimaksnya. Lucretia tidak menyangka bahwa Catia yang hanya seorang budak hitam legam dapat melakukan hal tersebut. Dan pembahasan yang terakhir adalah penyesalan dan amanat*.* Dibuktikan pada beberapa kutipan berikut.

“Bersamaan dengan itu, Bastiaan merasa pijar dalam jiwamya berangsur lindap. Hidupnya akan kembali gudang pengap yang penuh asap.”

“Dan semua yang rusak hanya perlu diperbaiki seperti ayahnya mereparasikursi makan mereka yang patah.”

Penokohan dalam cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama adalah Lucretia seorang wanita tegas, mandiri, berani melawan selagi benar, seorang yang dapat memimpin, pedendam, dan senang mengatur. Adapun kutipannya dapat dilihat sebagai berikut.

“Dengan kepala tegak, Lucretia van der Maas berjalan ke dapur, memilih pisau buah paling tajam, dan menyimpannya ke dalam tas tangan yang terbuat dari kulit buaya.” “Tanpa tergesa, ia berjalan ke ruang depan…”

“Lucretia menyukai sensasi ketika orang menghamba kepadanya, dan seharusnya Bastiaan pun seperti itu.”

“Dengan mudah aku, maksudku kita, akan menyingkirkannya.”

Bastiaan seorang lelaki yang penuh tipu daya, suka menuntut istri, dan penakut. Dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan berikut.

“Lucretia tahu, kata-kata Bastiaan sarat tipu daya, tetapi tak mengapa baginya terjerat di sana.”

“Walaupun begitu, Lucretia tak pernah menccipi secuil pun roti kismisbuatannya karena Bastiaan berkata ia ingin pinggang Lucretia tetap seramping ranting bugenvil.”

‘Bastiaan menelan ludah.”

“Bersamaan dengan itu, Bastiaan merasa pijar dalam jiwamya berangsur lindap. Hidupnya akan kembali gudang pengap yang penuh asap.”

Latar tempat dalam cerpen yang berjudul “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama terletak di dapur, ruang depan, Batavia, di atas kereta, dan lorong rumah sakit Ratu Ema. Adapun kutipan cerpen dapat dilihat sebagai berikut.

Dengan kepala tegak, Lucretia van der Maas berjalan ke dapur, memilih pisau buah paling tajam, dan menyimpannya ke dalam tas tangan yang terbuat dari kulit buaya.

Kutipan cerpen di atas menunjukkan latar tempat di dapur dalam cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama.

Tanpa tergesa ia berjalan ke ruang depan, mengenakan sarung tangan, dan meraih topi kesayangannya di gantungan.

Kutipan cerpen di atas menunjukkan latar tempat di ruang depan dalam cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama.

Bastian selalu mengingatkannya untuk menggunakan topi dan sarung tangan agar kulit pualamnya tak digosongkan matahari Batavia.

Di Batavia, tentu saja taka da Gedung teater seperti Stadsschouwburg.

Kedua kutipan cerpen di atas menunjukkan latar tempat di Batavia dalam cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama.

Di atas kereta kuda, Lucretia teringat semua rencana dalam hidupnya yang telah menjelma debu di udara.

Kutipan cerpen di atas menunjukkan latar tempat di atas kereta kuda dalam cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama.

Syukurlah Bastian baik-baik saja, hanya mengalami patah kaki kiri dan harus dirawat di Rumah Sakit Ratu Emma.

Lorong sepi. Suara Langkah sepatu Lucretia menggema di langit-langityang tinggi. Lucretia sampai di pintu kamar rawat Bastian.

Kutipan cerpen di atas menunjukkan latar tempat di Rumah Sakit Ratu Emma dalamcerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama.

Terdapat latar waktu pada cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama, yaitu hari Selasa, pagi hari, 7 Juni 1898 dan siang hari. Adapunkutipan cerpen dapat dilihat sebagai berikut.

Selasa pagi 7 Juni 1898 seharusnya menjadi hari yang biasa bagi Lucretia van der Maas.

Kutipan cerpen di atas menunjukkan latar waktu hari selasa pagi tanggal 7 Juni 1898 dalam cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama.

Bastian selalu mengingatkannya untuk menggunakan topi dan sarung tangan agar kulit pualamnya tak digosongkan matahari Batavia.

Tiga bulir keringat sebesar bulir gabah muncul di pelipis Lucretia…

Kutipan cerpen di atas menunjukkan latar waktu di siang hari dalam cerpen“Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama.

Latar suasana dalam cerpen yang berjudul “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotam, yaitu sedih, senang, dan tegang. Adapun kutipan cerpen dapat dilihat sebagai berikut.

Tiga bulir keringat sebesar bulir gabah muncul di pelipis Lucretia, tetapi ia tak memedulikannya karena kepalanya sedang sibuk memutar Kembali Kembali kisah lamanya di Leidspeplein, Amsterdam… Lucetria van der Maas harus melupakan cahya terang dan harus berkonsentrasi bagaimana menakar tepung, gula, dan mentega untuk membuat roti kismis.

Batavia memang tak seperti impiannya. Tapi ia percaya, jika opera tak memainkan lagunya, ia hanya perlu menyanyikan lagunya sendiri.

Kalimat-kalimat itu sudah membuat hati Lucretia cedera, tetapi nama di bagian paling bawahlah yang membuatnya jejas parah. Kutipan cerpen di atas menunjukkan suasana sedih dalam cerpen “Batavia yang TakSesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama.

Lucretia membayar beberapa keping gulden yang membuat sais itu keheranan dan kegirangan dan membungkuk beberapa kali di belakangnya.

Kutipan cerpen di atas menunjukkan suasana senang dalam cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama.

Raut wajah Bastian mengapas. “Sepertinya aku lapar sekarang. Bisa kau mintakan bubur ke Sust-“. “Sssh, tenanglah. Aku tidak marah…

Bastian menelan ludah. “Terima kasih. Itu sepertinya mudah ditelan”

Kutipan cerpen di atas menunjukkan suasana tegang dalam cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama.

Sudut pandang dalam cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama ialah orang ketiga sebagai serba tahu. Dapat dibuktikan penulis langsung menyebutkan nama tokoh saat menceritakan cerpen ini, yaitu Lucretia vander Maas, Bastian van der Maas, dan Catia de Rozario. Adapun kutipan cerpen dapat dilihat sebagai berikut.

Selasa pagi 7 Juni 1898 seharusnya menjadi hari yang biasa bagi Lucretia van der Maas. Ia berencana menyiram gladiol jingganya yang baru berbunga, menerima kiriman sayur segar dari Catia, dan memanggang roti kismis bagi Bastian van der maas, suaminya.

Ada Catia de Rozario seorang Mardijker yang tinggal di wilayahOmmeladen.

Terdapat amanat yang terkandung pada cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama. Pertama, dalam sebuah rumah tangga sebaiknya seorang istri memposisikan dirinya sesuai dengan kodratnya, dalam artian jangan menjadi wanita yang terlalu memimpin dan mandiri sehingga membuat suami merasa tidak dihargai. Kedua, apapun alasannya perselingkuhan tidak dapat dinormalisasikan.

Simpulan

Cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” memiliki keterkaitan antar unsur pembangunnya. Tema yang diangkat adalah mengenai sosial dan percintaan, tema tersebut didukung dengan latarnya yang menceritakan tentang kehidupan rumah tangga dari tokoh dan kesenjangan ekonomi di Batavia. Alur yang digunakan dalam cerpen adalah alur maju. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga sebagai serba tahu. Dari sudut pandang dan unsur yang ada, menyajikan Lucretia sebagai tokoh utama yang memiliki sifat tegas, mandiri, berani melawan selagi benar, seorang yang dapat memimpin, pedendam, dan senang mengatur. Cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” memiliki amanat yang relevan dengan keidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka

Al Qorin, A. S., Mashito, D. M., & Jannah, N. A. S. (2019). KAJIAN STRUKTURAL CERPEN “AL ‘AASHIFAH” KARYA KAHLIL GIBRAN. In International

Conference of Students on Arabic Language (Vol. 3, pp. 296-309).

Arianti, I. (2020). ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI MORAL DALAM CERPEN"

GUGATAN" KARYA SUPARTIKA. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(1), 369-376.

Febriyanto, D., & Suryani, S. (2020). Analisis Struktural Dan Nilai Moral Kumpulan Cerpen Tuhan Buat Vasty Suntingan Asep Sambodja. Seulas Pinang: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 2(1), 13-25.