Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya sinonimi

Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya sinonimi

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUNCULNYA SINONIMI

Menurut Siti Hajar (2020) sinonimi adalah suatu kata yang mempunyai bentuk berbeda tetapi mempunyai pengertian yang sama atau mirip. Pendapat tersebut sama dengan pendapat Saeed (2000 hal 65) yang mengemukakan bahwa sinonimi dalam fonologi mempunyai makna yang hampir mirip atau sama. Biasanya sinonimi terdiri dari dua kata maupun lebih yang mempunyai makna yang sama. Suatu kata dapat dikatakan bersinonimi jika dalam suatu kalimat terdapat kata yang sama serta kata-kata tersebut dapat saling menggantikan.

Seorang penulis jika ingin melakukan sinonimi memerlukan beberapa pengetahuan yang mendalam dan menyeluruh mengenai sejarah perkembangan makna kata, derivasi-derivasi makna, penggunaan makna kata oleh para pengarang sastra, pemilihan makna kata oleh pengarang yang masih kurang memahami makna kata, asosiasi-asosiasi makna dalam arah konotasi dan metafora, implikasi-implikasi dalam pemilihan kata, dan kontak antar bahasa yang serumpun dan antar bahasa yang tidak serumpun. Dengan pengetahuan ini akan membantu seorang penganalisis dan penulis tentang sinonimi untuk membedakan dengan benar mana makna kata yang benar, mirip atau sama.

Dalam pemakaian bahasa pastinya kita sering mempunyai keinginan untuk mengganti satu kata dengan kata yang lain namun tetap mempunyai makna yang sama sebagai variasi atau juga sebagai ciri kebebasan berbahasa. salah satu alat ukur untuk mengukur tingkat kemiripan makna yaitu dengan teknik substitusi atau penggantian pada posisi yang sama antardua kata yang tidak membawa perbedaan makna. Misalnya dalam kata besar dan raya dalam frase jalan besar dan jalan raya, hari besar dan hari raya. Sebagian besar kata yang bersinonimi adalah termasuk kedalam bagian kelompok sinonimi yang tidak utuh dan sinonimi parsial. Sinonimi yang tidak utuh atau sinonimi parsial dapat menimbulkan perbedaan dan pembatasan tertentu antar kata yang bersinonimi. Lantas apa saja yang membuat munculnya sinonimi? Berikut adalah penjabarannya:

  1. Sinonimi Muncul Antara Kata Asli Dan Kata Serapan
    Kontak antar bahasa bisa terjadi pada antar bahasa serumpun dan antar bahasa tidak serumpun. Kontak inilah yang akan menimbulkan serapan kata yang bermakna. Salah satu ciri serapan ialah serapan kata yang bermakna sama dengan kata bahasa penyerap. Bahasa Indonesia sudah mengalami proses serapan dengan ciri sinonimi. Contohnya kata serapan temperatur bersinonimi dengan suhu. Contoh lainnya sebagai berikut:
    Kata serumpun---------------kata asli
    Aktivitas ------------------------>kegiatan
    Presiden -----------------------> kepala negara
    Akselerasi ---------------------> percepatan
    Kompetisi ---------------------> kemampuan

Kata-kata serapan diatas dipakai secara bergantian dengan kata-kata asli tanpa membawa perbedaan makna yang tergantung pada selera dan pengetahuan pemakai bahasa. Secara Semantik makna-makna tersebut tidak ada yang yang berbeda.

  1. Sinonimi Muncul Antara Bahasa Umum Dan Dialek
    Serapan antar bahasa terjadi antara dialek, bahasa-bahasa umum dan bahasa standar. Bahasa indonesia sudah mengenal beberapa dialek yang mengalami penyerapan makna sinonimi intrabahasa. Misalnya sinonimi antara cabe dan lombok, selamat malam dan malam baik, kayak dan seperti (percakapan), nggak dan tidak (percakapan).

  2. Sinonimi Muncul Untuk Membedakan Kata Umum Dengan Kata Ilmiah
    Sinonimi sering muncul untuk membedakan kata umum dan istilah dalam bidang ilmu tertentu atau kata profesional. Pemunculan sinonimi antara kata umum dan istilah rujukan untuk memberikan batasan yang jelas atau definisi terhadap sebuah kata. Kata-kata dalam ilmu teknik/teknologi dan ilmu kedokteran pada umumnya menggunakan sinonimi antara kata umum dan kata istilah. Kata umum contoh disinonimkan secara ilmiah dengan sampel, kata umum air seni atau air kencing bersinonimi secara ilmiah dengan urine, kata hemat disinonimkan secara ilmiah dengan ekonomis atau efisien.

  3. Sinonimi Muncul Antara Bahasa Kekanak-Kanakan Dan Bahasa Orang Dewasa
    Untuk memudahkan pemahaman maka dimunculkannya penyinoniman bahasa antara bahasa anak-anak dengan bahasa orang dewasa. Salah satu ciri-ciri bahasa anak adalah pengulangan suku kata. Misalnya papa, mama, gigi, dada, pipi. Kemudian munculnya bentuk pipis, mamam, mimi.

  4. Sinonimi Muncul Karena Kerahasiaan
    Untuk sesuatu yang rahasia maka dapat dimunculkan kata-kata rahasia untuk instansi pengamanan tertentu(intel), dalam profesi (misalnya profesi penjahat), antar geng, dan antar remaja. Misalnya kata bokap dan nyokap bersinonimi dengan kata ayah dan ibu. Pemunculan bahasa gaul ini bertujuan untuk pembatasan pemahaman dan kerahasian antara pemakai bahasa gaul tertentu.

  5. Sinonimi Muncul Karena Kolokasi
    Sinonim muncul karena kolokasi yang terbatas, yaitu seperti suara yang dikatakan oleh binatang namun dengan kata yang berbeda untuk merujuk “bersuara…”. Misalnya Kuda meringkik, kucing mengeong, anjing menyalak. Dalam bahasa Sikka untuk kata mencuci dikatakan dengan dua kata yaitu bopo dan rasi. Contoh lainnya adalah kata bopo labu bersinonimi dengan ¬mencuci baju, bopo waeng bersinonimi dengan kata cuci muka, rasi pigang bersinonimi dengan kata cuci piring, rasi limang bersinonimi dengan kata cuci tangan. Pada kata indah dan cantik dalam bahasa Indonesia sinonimi, kolokasinya dibatasi. Hal tersebut karena kata indah telah dihubungkan dengan keadaan alam, misalnya pemandangan yang indah, sedangkan kata cantik dihubungkan dengan manusia perempuan, misalnya gadis yang cantik.

Dari penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa kemunculan sinonimi karena beberapa faktor yaitu diantaranya sinonimi muncul karena antara kata asli dan kata serapan, bahasa umum dan dialek, membedakan kata umum dan kata ilmiah, membedakan bahasa anak dan bahasa orang dewasa, kerahasiaan, dan karena kolokasi.

Referensi

Haryati, D. S. (2020). Bentuk Sinonimi dalam Bahasa Jawa (Kajian Semantik). Jurnal Bahasa dan Sastra, 5(4), 23-32.

Indarti, N. (2011). Analisis Sinonimi dan Antonimi pada Kolom Rakyat Bicara Media Massa Joglo Semar Edisi November-Desember 2010 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. 2017.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.