Terimakasih untuk orangtua ku yang melihat diriku selalu seperti anak yang masih di tuntun seperti layaknya anak kecil. Terimakasih untuk diriku yang selalu berjuang menerjang deras-nya hujan tanpa mengenal menyerah.
Setiap orang pasti pernah di titik terendah dalam hidupnya, ketika pintu pintu harapan telah tertutup hingga jalan di depan nampak gelap. Rutinitas tak berujung, tantangan yang terus berdatangan seakan akan tiada henti dan menguji batas kemampuan fisik, mental, dan emosi.
Sering terlintas di benakku untuk menyerah, berhenti mencoba, dan membiarkan semua berlalu begitu saja. Namun, sebelum hal tersebut terjadi, hati kecilku ini mengatakan bahwa “masih ada harapan orang tua yang menginginkan semua anak nya memiliki ijazah perguruan tinggi”. Momen inilah dimana aku harus memilih: Bangun dari mimpi atau terus membangun mimpi?
Pada tahun 2022 yang dimana teman teman seangkatanku telah melakukan wisuda SMK nya, Tetapi tidak denganku. Yang harus menempuh pendidikan selama 4 tahun lamanya. Persyaratan kelulusan adalah melakukan PKL atau Praktik Kerja Lapangan. Pada saat itu aku melihat teman teman ku sedang sibuk untuk persiapan untuk masuk ke jenjang perguruan tinggi. Di titik ini aku merasa minder atau tidak percaya diri dan selalu berpikiran “bisa nggak ya seperti temen – temenku melanjutkan perguruan tinggi?”
PKL atau Praktik Kerja Lapangan telah berakhir. Tapi tak sampai situ saja, masih ada pembuatan laporan akhir layaknya skripsi pada mahasiswa yang melakukan pembimbingan oleh dosen nya. Sembari membuat laporan akhir, aku dipanggil oleh pemilik usaha tersebut untuk melanjutkan pekerjaan akan tetapi belum bisa sepenuhnya mengatur waktu antara bekerja dan membuat laporan akhir, yang dimana laporan akhir tersebut masih banyak yang harus diperbaiki. Dari segi pembahasaan, Rancangan anggaran biaya yang harus seimbang dengan spesifikasi yang diminta oleh konsumen.
Dengan berjalan nya waktu, melihat teman – teman ku pada tahap akhir pembuatan laporan akhir tetapi berbeda dengan ku, masih pada tahap awal karena terkendala di waktu untuk melanjutkan laporan. Yang sebenarnya sudah nyaman dengan pekerjaan ku pada saat itu dan tidak ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Setelah berpikir panjang dan mencari pendapat kepada kakak – kakakku yang telah menyelesaikan jenjang perguruan tinggi, aku memutuskan untuk berhenti bekerja dengan alasan menyelesaikan laporan akhirku. Disaat laporan akhirku pada tahap pertengahan, orangtua ku mengatakan pada ku “ kakak, lanjut kuliah ya? Biar sama kayak kakak – kakakmu”. Disitu lah aku mulai mencoba mendaftar ujian untuk mencapai perguruan tinggi tersebut, atau yang dikenal dengan SNBT atau Seleksi Nasional Berdasarkan Tes. Pada SNBT tahun ini aku memilih Universitas Pembangunan Negeri Veteran Yogyakarta. Lagi dan lagi aku tidak bisa membagi waktu antara melanjutkan laporan akhir dengan belajar untuk persiapan SNBT nanti nya. Aku pun bingung bagaimana cara tetap menyelesaikan laporan akhir ku dan tetap belajar untuk SNBT nanti nya. Dan tanpa berpikir panjang aku mengambil keputusan untuk menyelesaikan laporan akhir ku tanpa mempedulikan persiapan belajar untuk tes nanti.
Laporan akhir ku pun selesai dengan waktu H-3 untuk SNBT, tanpa adanya belajar, tanpa ada nya pemahaman materi dan hanya mengandalkan hoki atau keberuntungan hingga hari H pun tiba. Aku mendapatkan tempat ujian di lab computer sekolahan SMA Negeri 5 Magelang yang kebetulan dekat dengan rumah. Tes pun berlangsung dengan rasa sombong nya diriku yang mengandalkan keberuntungan.
Kini, ketika aku melihat kembali perjalanan panjang yang telah kulalui, rasanya sulit untuk percaya bahwa aku berhasil melewati semua itu. Ada banyak momen ketika langkahku terasa begitu berat, ketika setiap usaha tampak sia-sia, dan harapan hampir menghilang. Namun, di sanalah aku belajar bahwa kekuatan sejati bukan datang dari seberapa sering kita berhasil, melainkan dari seberapa gigih kita terus berusaha, meski berkali-kali gagal.
aku menyadari bahwa hidup bukanlah tentang mencapai tujuan secepat mungkin, melainkan tentang seberapa kuat kita bertahan dan bangkit dalam perjalanan panjang itu. Ada kepuasan tersendiri saat kita berhasil melewati masa-masa sulit, mengetahui bahwa kita telah memberikan yang terbaik dari diri kita. Aku mungkin tidak selalu menang, tetapi setiap perjuangan yang kulalui membuatku merasa lebih kuat, lebih percaya diri, dan lebih memahami diriku sendiri.