Oleh : Efa Yunita Sari
Kesempatan kali ini, penulis akan membahas soal frasa verbal sebagai predikat. Sebelum itu mohon maaf nih teman-teman, pembahasan ini mungkin akan berjalan terlalu formal, hehe. Penulis akan berusaha menerangkan dengan sebaik-baiknya. Semoga kalian tidak bosan dan pastinya bisa paham dengan mudah. Kuy langsung saja.
“Pertama-tama membahas frasa dulu ya teman-teman, kenapa ?” kata penulis berlagak asyik.
“Kan judulnya frasa ya bahas frasa dulu dong” kata pembaca semua.
“Aneh nih yang nulis, kebanyakan bercanda nih” kata pohon jambu yang lelah berdiri sepanjang hari.
Oke lanjut !
Moelino dkk (2017) berpendapat “Komponen yang terdiri atas dua kata atau lebih (satu kata penting yang diperluas dengan kata lain yang menerangkan keterlibatannya dalam kalimat) disebut frasa”. Definisi lain dari frasa dikemukakan oleh Khairah dan Sakura dalam Hanif, Siti Ulfah Hardiyanti, & Sumarlam (2020) frasa tersusun atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Artinya, konstruksi frasa hanya menduduki satu fungsi klausa, unsur S saja, unsur P saja, unsur O saja, unsur pelengkap saja, atau unsur K saja.
Nah, setelah memahami pengertian frasa dari berbagai sumber. Penulis akan fokus membahas salah satu jenis frasa yaitu frasa verbal. Frasa verbal adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih, dengan verba sebagai intinya. Dengan demikian, frasa verbal memiliki inti dan kata lain yang mendampinginya. Kata pendamping ini berfungsi tetap sehingga tidak dapat dipindahkan secara bebas di posisi lain.
Frasa verbal tampak pada contoh berikut ini.
-
Kesehatannya sudah membaik
-
Pesawat itu akan mendarat
-
Murid-murid sering makan dan minum di kantin
Yang menjadi verba inti pada kalimat 1 dan 2 masing-masing adalah membaik dan mendarat. Sedangkan kalimat 3 verba intinya adalah makan dan minum, dan menjadi penghubung.
Jika dilihat dari segi fungsinya, frasa verbal memiliki fungsi utama predikat. Frasa verbal juga bisa menduduki fungsi lain seperti pelengkap, keterangan, atribut, dan aposisi. Fungsi utama frasa verbal yaitu sebagai predikat atau sebagai inti predikat kalimat. Agar lebih memahami apa itu frasa verbal sebagai predikat, simaklah contoh-contoh di bawah ini.
-
Kaca jendela itu pecah
-
Pamannya bertani
-
Kedua orang itu berpelukan
-
Pemerintah akan mengeluarkan kebijakan baru
-
Para tamu bersalam-salaman dengan akrab
Verba dalam kalimat (1), (2), (3) masing-masing pecah, bertani, dan berpelukan berfungsi sebagai predikat. Predikat kalimat (4) dan (5) adalah frasa verbal tetapi diikuti oleh unsur-unsur lain. Predikat akan mengeluarkan diikuti oleh objek kalimat kebijakan baru. Pada (4) keterangan cara dengan akrab mengikuti predikat bersalam-salaman.
Jadi frasa adalah komponen yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Frasa memiliki berbagai jenis, salah satunya frasa verbal yaitu frasa yang menjadikan verba sebagai intinya. Frasa verbal memiliki fungsi utama sebagai predikat tetapi tidak menutup kemungkinan untuk berfungsi sebagai pelengkap, keterangan, atribut, dan aposisi.
Demikian, pembahasan mengenai frasa verbal sebagai predikat. Gimana ? Tambah paham atau tambah bingung? Hehe…
Semoga apa yang disampaikan penulis bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Jangan lupa berkarya kawan, kalau kata Pramoedya Ananta Toer “Jika engkau ingin mengenal dunia, maka membacalah. Namun, jika engkau ingin dikenal oleh dunia, maka menulislah”. Sampai jumpa
Referensi
Hanif, A., Siti Ulfah Hardiyanti, & Sumarlam. (2020). FRASA PREPOSISIONAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG BERDARAH KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA. MAHAKARYA (Jurnal Mahasiswa Ilmu Budaya), 1(1), 2-10.
Moeliono, A. M., Hans Lapoliwa, Hasan Alwi, Sry Satrya Tjatur Wisnu Sasangka, & Sugiyono. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi 4. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.