Bagaimanakah hubungan fungsi, kategori, dan peran dalam konstruksi struktur sintaksis?

Fungsi sintaksis merujuk kepada hubungan antar unsur bahasa yang dapat dilihat dari sudut pandang penyaji dalam suatu ujaran atau klausa. Macam-macam fungsi sintaksis yaitu subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.

Kategori sintaksis merujuk kepada bentuk-bentuk tertentu yang masing-masing mempunyai peran untuk menggambarkan perbedaan antar kata yang digunakan dalam membentuk suatu kalimat. Kategori sintaksis berhubungan erat dengan fungsi sintaksis yaitu untuk mengisi dari masing-masing fungsi. Macam-macam kategori yaitu verba, nomina, adjektiva, adverbia. Selain itu, ada kata tugas yaitu preposisi dan konjungsi.

Peran sintaksis memiliki hubungan yang erat dengan masing-masing fungsi sintaksis yang terdapat pada kalimat yaitu untuk memberikan makna bagi masing-masing fungsi.

Referensi:
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik (edisi IV). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Oka, I.G.N. dan Suparno. 1994. Linguistik
Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Ramlan. 1996. Sintaksis. Yogyakarta: CV.
Karyono.

sintaksis secara semantis terdiri atas tiga tataran, yaitu fungsi, kategori, dan peran (Verhaar, 2010).
Wahyuni dkk (2019) berpendapat bahwa fungsi sintaksis merupakan tempat kosong yang berisikan sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peran tertentu. Secara umum macam-macam sintaksis yaitu subjek, objek, predikat, pelengkap dan keterangan.

Tataran sintaksis selanjutnya adalah Kategori, kategori dalam sintaksis merupakan bentuk-bentuk tertentu yang mengisi fungsi sintaksis. Menurut Wahyuni dkk (2019) Kategori tersebut berupa kelas kata, yaitu nomina, pronomina, verba, adjektiva, adverbia, preposisi, dan lain-lain.
Dapat diketahui bahwa kategori sintaksis merupakan bentuk tertentu yangmengisi fungsi sintaksis guna memperlihatkan pembedaan kelas kata yang dipilih untuk dipakai dalam membentuk Kalimat.
Contoh : Budi (S) menunggu (P) Tito (O) di rumah (Ket)

Chaer, Abdul (2012: 207) mengungkapkan bahwa peran sintaksis pada umumnya disebut dengan istilah pelaku, penderita, penerima, tempat, waktu, perbandingan, alat, penghubung, perangkai, dan seruan. Sintaksis memiliki peran yaitu mempunyai kaitan dengan fungsi sintaksis yang ada dalam kalimat, dalam hal ini sintaksis berperan dalam memberikan makna untuk masing-masing fungsi tersebut dan memberikan pengertian keberadaan pada setiap fungsi sintaktis dalam kalimat yang dipakai untuk mendukung struktur fungsi.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul. 2012. Linguistik Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Verhaar, J.M.W. (2010). Asas-Asas linguistik umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Wahyuni dkk. (2019). ANALISIS POLA, FUNGSI, KATEGORI, DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TUNGGAL DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS. Bahtera: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya, 6(12), 665.

Struktur sintaksis terdiri dari fungsi, kategori, dan peran. Hal itu sama dengan pernyataan Verhaar (2010) yang berpendapat bahwa secara sistematis sintaksis terdiri atas tiga tataran, yaitu fungsi, kategori, dan peran. Bagaimana hubungan ketiganya? Perhatikan penjelasan di bawah ini.
1. Fungsi Sintaksis
Fungsi sintaksis ini berkaitan dengan bagaimana fungsi kata yang ada dalam suatu kalimat. Di mana fungsi sintaksis terdiri dari subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K).

  • Fungsi subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat. Artinya, pokok kalimat ini akan dijelaskan oleh fungsi sintaksis lain, yaitu predikat (P).
  • Fungsi predikat merupakan unsur yang menjelaskan pokok kalimat atau subjek (S).
  • Fungsi objek atau elemen objek merupakan nomina (kata benda) yang nantinya akan melengkapi verba transitif. Subjek dan objek dapat berganti posisi jika predikatnya diubah menjadi bentuk pasif.
  • Fungsi keterangan merupakan unsur kalimat yang dapat memberikan keterangan (waktu, tempat, suasana, dsb.) pada kalimat.

Perlu diketahui bahwa fungsi sintaksis tidak harus selalu berurutan S-P-O-K. Selain itu, keempat fungsi tersebut tidak harus selalu ada dalam setiap struktur sintaksis.
Perhatikan contoh berikut ini:
a. Keluarlah Ibu dari kamarnya (memiliki fungsi sintaksis P-S-dan K)
b. Siang ini Ayah mengantar Ibu
c. Ayah siang ini mengantar Ibu
d. Ayah mengantar Ibu siang ini
Kalimat b, c, dan d memiliki fungsi K dalam kalimat yang posisinya berbeda.

2. Kategori Sintaksis
Kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata yang menjadi pengisi dari fungsi-fungsi sintaksis (Chaer, 2009). Di mana, fungsi-fungsi sintaksis tersebut digunakan untuk menggambarkan perbedaan kelas kata yang digunakan dalam membentuk kalimat, seperti nomina (N), pronomina (Pron), verba (V), adjektiva (A), adverbial (Adv), preposisi (Prep), dan konjungsi (Konj).

  • Nomina merupakan seluruh kata yang menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan, dan benda.
  • Pronomina merupakan kata ganti yang digunakan untuk mengganti nama orang atau benda (aku, itu, ini)
  • Verba merupakan kata yang menunjukkan perbuatan atau melakukan sesuatu (pulang, pergi, makan).
  • Adjektiva merupakan kata yang bermakna sifat (baik dan buruk)
  • Adverbial merupakan kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat (lebih, tidak, sangat).
  • Preposisi merupakan kata yang berada sebelum nomina / kata depan (di, ke, dari)
  • Konjungsi merupakan kata ganti yang digunakan untuk mengganti nama orang atau benda (aku, itu, engkau).
    Di sisi lain, Alwi dkk (2003) juga mengatakan bahwa bahasa Indonesia memiliki empat kategori sintaksis utama, yaitu verba, nomina, adjektiva, dan adverbia.

Perlu diketahui, subjek harus berupa nomina (kata benda) dan predikat harus berupa verba (kata kerja).
Perhatikan contoh berikut ini:
a. Berlari menyehatkan badan.
Kata menyehatkan bukan mengarah pada berlarinya, melainkan pada perbuatan berlari itu sendiri sehingga subjek (S) pada kalimat tersebut berupa nomina (kata benda).

3. Peran Sintaksis
Peran sintaksis merupakan makna semantis tertentu yang mengisi fungsi dari sintaksis. Makna semantis ini meliputi aktif, pasif, posesif, statif, pelaku, penerima, dan lain-lain. Contohnya adalah bagaimana sintaksis dapat membedakan kalimat aktif dan pasif. Kalimat aktif dan pasif ini menyangkut tiga hal, yaitu (1) macam verba yang menjadi predikat, (2) subjek dan objek, dan (3) bentuk verba yang digunakan.

Perhatikan contoh berikut ini:
a. Pengisi fungsi predikat yang dapat memberikan peran:

  • Ayah menjual lukisannya (aktif)
  • Lukisan itu dijualnya (pasif)
  • Rambutnya mulai memutih (proses)
  • Tubuhnya sangat tinggi (keadaan)

b. Pengisi fungsi subjek dan objek yang dapat memberikan peran:

  • Dia menjual lukisannya (pelaku)
  • Rani membaca majalah itu tadi siang (hasil)
  • Ratih melempar bola itu jauh-jauh (sasaran).

Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa ketiganya memiliki hubungan satu sama lain. Suatu kalimat dapat menjadi lebih efektif dan teratur karena adanya ketiga struktur sintaksis tersebut. Peran sintaksis dapat menyatakan hubungan antara fungsi predikat dengan fungsi lainnya. Sementara itu, kategori dalam sintaksis dapat mengisi fungsi sintaksis tersebut. Oleh karena itu, fungsi, kategori, dan peran dalam konstruksi struktur sintaksis saling berkaitan.

DAFTAR PUSTAKA:
Alwi, Hasan. dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. (2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Verhaar, J.W.M. (2010). Asas-asas linguistik umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Supriyadi (2014: 2) memaparkan bahwa fungsi kajian sintaksis terdiri dari tiga komponen, yaitu sebagai berikut:
a. Subjek dan Predikat: subjek adalah bagian yang diterangkan oleh predikat, pun sebaliknya. Contoh: Ibu sedang memasak => Ibu menduduki sebagai subjek (S), sedang memasak menduduki predikat.

b. Objek dan Pelengkap: objek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina, sedangkan pelengkap berupa nomina, verba, adjektiva, numeralia, preposisi, dan pengganti nomina. Contoh: Ibu sedang menyapu lantai => Ibu sebagai subjek, sedang menyapu menduduki predikat, dan lantai sebagai subjek.

c. Keterangan: bagian yang menerangkan subjek, predikat, dan objek. Contoh: Hari ini ibu mengadakan pengajian di rumah => Hari ini dan di rumah merupakan keterangan waktu dan tempat, Ibu merupakan subjek, mengadakan sebagai predikat, dan pengajian merupakan objek.

Wini Tarmini (2019: 11) menyatakan bahwa kategori sintaksis akan memasukkan kata dalam kelompok kata yang sama berdasarkan kategorinya, seperti nomina, verba, adjektiva, numeralia, dan pronomina. Pengisi kategori sintaksis dapat berupa kata ataupun frasa. Pendapat tersebut juga diperjelas dengan pendapat Supriyadi (2014: 4) yang menyatakan bahwa Empat kategori sintaksis utama adalah verba atau kata kerja, nomina atau kata benda, adjektiva atau kata sifat, dan adverbial atau kata keterangan.

Menurut Rina (2019: 665) peran sintaksis adalah makna semantis tertentu yang mengisi fungsi sintaksis. Peran tersebut mencakup makna semantis, yaitu aktif, pasif, statif, posesif, pelaku, penerima, dll. Contoh:
Umam memarahi adiknya: Berdasarkan peran semantisnya, Umam adalah pelaku, yakni orang yang melakukan perbuatan. Adiknya adalah sasaran, yakni yang terkena perbuatan yang dilakukan oleh pelaku.

Sumber Referensi:
Supriyadi. 2014. Sintaksis Bahasa Indonesia . Gorontalo: UNG Press.

Tarmini, Wini, dan Sulistyawati. 2019. Sintaksis Bahasa Indonesia . Jakarta: UHAMKA Press.

Wahyuni, Rina Tri, dkk. 2019. Analisis Pola, Fungsi, Kategori, dan Peran Sintaksis pada Kalimat Tunggal dalam Surat Kabar Harian Kompas . Bahtera: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya , 06 (12).

Fungsi dalam Kontruksi Struktur Sintaksis

Menurut Ramlan (1983; 22) fungsi sintaksi yaitu merupakan satuan gramatikal yang mana klausa terdiri dari satuan gramatikal yang terdiri dari P (predikat), S (subjek), O (objek), Pel (Pelengkap), K (keterangan). Menurut Chaer (1994: 209) menjelaskan bahwa struktur sintaksis harus ada S dan P, jika belum ada keduanya maka belum bisa disebut struktur sintaksis. Selanjutnya dalam kalimat ada unsur yang ada atau boleh tidak ada dalam sebuah klausa yaitu O, Pel, dan K.

Kategori dalam Kontruksi Struktur Sintaksis

Kategori dalam sintaksis yaitu jenis atau tipe kata atau frasa yang dijadikan sebagai pengisi untuk fungsi-fungsi sintaksis. Kategori tersebut yaitu N (nomina), V (verba), A (adjektiva), Adv (adverbia), Num (numeralia), Prep (preposisi), Konj (konjungsi) dan Pron (pronominal).

Peran dalam Kontruksi Struktur Sintaksis

Menurut Chafe (1970) terkait dengan peran sintaksis, berpendapat bahwa verba atau kata kerja yang mengisi fungsi P merupakan pusat semantik dari sebuah klausa. Oleh sebab itu, verba ini sangat menentukan hadir atau tidaknya fungsi-fungsi lain dan jenis kategori yang mengisi fungsi-fungsi lain.

Bedasarkan uraian di atas, fungsi, kategori, dan peran dalam kontruksi struktur sintaksis sangat berhubungat erat dan saling terikat satu sama lain dalam sebuah kalimat. Dengan begitu, sebuah kalimat dapat dengan mudah untuk dipahami dan tidak menimbulkan sebuah makna yang membingungkan.

Daftar pustaka

Susandhika, I Gusti Ngurah Mayun, dkk. 2016. Fungsi, Kategori, dan Peran Sintaksis Dalam Talk Show One “Indonesia Lawyers Club” di TV One. Linguistika. 23 (44). Hlm. 21.

Astuti, Sri Puji. 2017. Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia. NUSA. 12 (4). Hlm. 207-208.

Sintaksis merupakan cabang linguistik yang mengkaji mengenai pembentukan kalimat. Menurut Verhaar secara sistematis kajian sintaksis terdiri dari tiga tataran utama yaitu fungsi, kategori, dan peran. Berikut penjelasan singkat mengenai tiga tataran utama dalam struktur sistematis kajian sintaksis.

  1. Fungsi

Fungsi sintaksis merujuk pada suatu hubungan antar unsur bahasa seperti klausa. Fungsi sintaksis secara umum terbagi menjadi beberapa macam yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.

  1. Kategori

Kategori sintaksis merujuk pada bentuk tertentu yang memiliki peran menggambarkan perbedaan kata yang digunakan untuk membentuk kalimat. Kategori-kategori dalam sintaksis yaitu verba, nomina, adverbia, adjektiva, numeralia, preposisi, pronomina, dan konjungsi.

  1. Peran

Peran sintaksis merupakan makna semantis yang memenuhi fungsi sintaksis. Peran sintaksis mencakup makna semantis, yaitu aktif, pasif, pelaku, penerima, statis, posesif.

Fungsi, kategori, dan peran dalam konstruksi struktur sintaksis saling terkait. Kategori dan peran memenuhi fungsi sintaksis karena pengkajian analisis kategori dan peran tidak terlepas dari fungsi sintaksis.

DAFTAR PUSTAKA

Verhaar, J.W.M. (2012). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Secara sistematis sintaksis terdiri dari tiga tataran, yaitu: fungsi, kategori, dan peran (Verhaar:2010). Dalam tiga tataran sintaksis tersebut, yaitu fungsi meliputi, subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Menurut Chaer (2009) kategori sintaksis merupakan jenis atau tipe kata atau frasa yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kemudian tataran yang ketiga yaitu peran sintaksis yang merupakan makna semantik tertentu yang mengisi fungsi sintaksis. Peran tersebut mencangkup makna semantik, yakni: aktif, pasif, pelaku penerima, dan lain-lain. Dalam sintaksis dari ketiga tataran, yaitu tataran fungsi, tataran kategori, dan tataran peran. Ketiga tataran tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain (Verhaar:1978), juga ketiganya memiliki hubungan yang erat dengan masing-masing fungsi dalam suatu kalimat yang dimana didalamnya mengandung tataran fungsi, kategori, dan peran.

Referensi:

Dianamayasari. (2017). Fungsi dan Peran Sintaksis Bahasa Indonesia dalam Rubrik Deteksi Harian Jawa Pos. STKIP PGRI Jombang. SASTRANESIA, 5(3).

Nafinuddin, S. (2020). Sintaksis Komponen dan Struktur. Jurnal OSF.IO, 1-14.

Suryati. (2018). FUNGSI , KATEGORI, DAN PERAN DEIKSIS BAHASA BALI: KAJIAN SINTAKSIS DAN PRAGMATIS. Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Udayana.

Kajian sintaksis memiliki unsur penting yaitu fungsi, peran dan kategori. Fungsi, peran, dan kategori sintaksis dapat ditemui dalam sebuah kalimat. Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap (Chaer, 2012). Analisis fungsi, peran dan kategori merupakan unsur kajian sintaksis yang menelaah unsur-unsur dalam sebuah kalimat, kategori kata yang menduduki setiap fungsi kalimat, dan peran semantisnya (Taib, 2014).

  • Fungsi sintaksis adalah “tempat-tempat” struktur sintaksis yang akan diisi kategori-kategori tertentu (Chaer, 2009). Tempat-tempat yang dimaksud yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), komlemen (Kom), dan keterangan (Ket).
  • Kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frasa yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina (N), verba (V), adjektiva (Adj), adverbia (Adv), numeralia (Num), preposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan pronominal (Pron).
  • Sementara peran sintaksis adalah makna semantis tertentu yang mengisi fungsi sintaksis. Peran tersebut mencakup makna semantis yaitu aktif, pasif, statif, posesif, pelaku, penerima, dan lain-lain (Wahyuni R. T., 2019). Chaer, Abdul (2012: 207) juga menerangkan bahwa peran sintaksis ini dikenal dengan istilah pelaku, penderita, penerima, tempat, waktu, perbandingan, alat, penghubung, perangkai, dan seruan.

Dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi, kategori, dan peran memiliki hubungan yang saling terikat atau berkesinambungan pada sebuah kalimat.

RUJUKAN:

Chaer, A. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Taib, R. (2014). Analisis Kategori, Fungsi, dan Peran dalam Kalimat Bahasa Aceh. Metamorfosa, 43-54.

Wahyuni, R.T. (2019). Analisis Pola, Fungsi, Kategori, dan Peran Sintaksis pada Kalimat Tunggal dalam Surat Kabar Harian Kompas serta Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Skripsi, 1-60.

  • Fungsi
    Fungsi utama sintaktis dalam Bahasa adalah subjek, predikat, objek, keterangan dan pelengkap (S-P-O-Ket-Pel). Dapat dikatakan bahwa subjek (S) adalah bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicaraan, dan predikat (P) adalah bagian klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicaraan mengenai subjek (S) (Kridalaksana dalam A. Chaer, 2008: 21). Dalam suatu kalimat, penempatannya tidak harus berurutan. Contohnya pada kalimat Jinnie membeli pakaian hari ini. Jinnie sebagai subjek (S), membeli sebagai predikat (P), pakaian sebagai objek (O), dan hari ini sebagai keterangan waktu (K).

  • Peran
    Chaer menyampaikan pendapat mengenai masing-masing peran sintaktis yang masih berhubungan dengan pendapat
    Verhaar. Menurut Chaer (2009: 29-33) peran-peran yang dimiliki oleh pengisi fungsi P dalam bahasa Indonesia selain peran tindakan juga terdapat peran sebagai berikut. Peran proses, kejadian, keadaan, pemilikan, identitas, kuantitas. Peran-peran yang ada pada S atau O sebagai berikut, yakni peran pelaku, sasaran, hasil, penanggap, pengguna, penyerta, sumber, jangkauan, ukuran. Peran-
    peran yang ada pada fungsi keterangan adalah sebagai berikut. Peran alat, tempat, waktu, asal, kemungkinan atau keharusan. Contohnya pada kalimat Sam menembak burung di pohon. Sam sebagai pelaku, menembak sebagai tindakan, burung sebagai sasaran, dan di pohon sebagai peran tempat.

  • Kategori
    Verhaar (2006: 170) mengungkapkan kategori sintaktis adalah apa yang disebut kelas kata, seperti nomina, verba, adjektiva, adverbia, adposisi (artinya, preposisi atau posposisi), dan lain sebagainya

Peran, Fungsi, dan Kategori saling berkaitan dalam konstruksi struktur sintaksis, karena membentuk suatu konstruksi, unsur-unsur itu memperlihatkan berbagai macam hubungan, baik hubungan bentuk maupun hubungan makna.

Referensi:
Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Verhaar, J.W.M., (2012). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Secara umum fungsi struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K). Namun, fungsi sintaksis tidak harus selalu berurutan S, P, O, dan K. Menurut Chaer (2015: 20) fungsi sintaksis terdiri dari subjek (S), predikat (P), objek (O), komplemen (Komp) dan keterangan (Ket). Selanjutnya, kategori dalam struktur sintaksis, menurut Chaer (2012) kategori sintaksis meliputi hal-hal yang berkaitan dengan kategori kata seperti nomina, verba, adjektiva, dan numeralia. Dalam sintaksis, subjek harus berupa nomina dan predikat harus berupa verba. Kemudian yang terakhir, peran dalam struktur sintaksis. Peran yang terdapat dalam struktur sintaksis berkaitan dengan makna gramatikal yang dimiliki oleh unsur-unsur sintaksis. Contohnya seperti pada unsur subjek yang dapat bermakna sebagai pelaku, penderita, penerima, atau lainnya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi, kategori, dan peran memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain dalam membentuk konstruksi struktur sintaksis. Fungsi, kategori, dan peran harus terdapat dalam struktur suatu kalimat agar dapat menjadi kalimat yang baik dan benar.

Referensi :

Chaer, A. (2015). Sintaksis Bahasa Indonesia Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2012). Linguistik Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Fungsi sintaksis ialah “tempat-tempat” struktur sintaksis yang akan diisi kategori-kategori tertentu (Verhaar, 1983; Chaer, 2009). Tempat-tempat itu berupa subjek (S), predikat (P), objek (O), komplemen (Kom), dan keterangan (Ket). Untuk kategori sintaksis didefinisikan sebagai jenis atau tipe kata atau frasa yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina (N), verba (V), adjektiva (A), adverbia (Adv), numeralia (Num), preposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan pronominal (Pron). Dalam hal ini N, V, dan A merupakan kategori utama, sedangkan yang lain merupakan kategori tambahan. Sedangkan untuk peran Sintaksis, menurut Chafe (1970) dan para pakar semantik generatif, verba atau kata kerja yang mengisi fungsi P merupakan pusat semantik dari sebuah klausa (istilah digunakan preposisi). Oleh karena itu, verba ini menentukan hadir tidaknya fungsi-fungsi lain dan tipe atau jenis kategori yang mengisi fungsi-fungsi lain itu. Misalnya, verba membaca menghadirkan fungsi S berkategori N atau FN yang berciri (+ manusia) dan sebuah fungsi O berkategori N atau FN yang berciri (+ bacaan). Selanjutnya, verba membacakan selain menghadirkan fungsi S berkategori N atau FN berciri (+ manusia) dan fungsi O berkategori N atau FN berciri (+ bacaan), yang kini berubah menjadi fungsi komp, juga menghadirkan sebuah fungsi O berkategori N atau FN dan berciri (+ manusia).

Rujukan:
Ngurah, G., & Susandhika, M. (2016). “Indonesia Lawyers Club” di TV One. Linguistika, 23(44), 20–37.

Verhaar (2010), secara sistematis sintaksis terdiri atas tiga tataran, yaitu fungsi, kategori, dan peran. Fungsi sintaksis merupakan tempat kosong yang berisikan sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peran tertentu. Fungsi sintaksis meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kategori sintaksis adalah bentuk-bentuk tertentu yang mengisi fungsi sintaksis. Kategori tersebut berupa kelas kata, yaitu nomina, pronomina,Press verba, adjektiva, adverbia, preposisi, dan lain-lain. Peran sintaksis adalah makna semantis tertentu yang mengisi fungsi sintaksis. Peran tersebut mencakup makna semantis, yaitu aktif, pasif, statif, posesif, pelaku, penerima, dan lain-lain.

Rujukan :
Verhaar, J.M.W. (2010). 𝘈𝘴𝘢𝘴-𝘈𝘴𝘢𝘴 𝘭𝘪𝘯𝘨𝘶𝘪𝘴𝘵𝘪𝘬 𝘶𝘮𝘶𝘮. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Dalam kajian sintaksis (Chaer, 2009) mengungkapkan bahwa terdapat fungsi, kategori, dan peran sintaksis. Lalu (Verhaar, 1983; Chaer, 2009) menjabarkan, fungsi sintaksis adalah “tempat-tempat” struktur sintaksis yang akan diisi kategori-kategori tertentu. Tempat-tempat itu bernama subjek (S), predikat (P), objek (O), komplemen (Kom), dan keterangan (Ket).Kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frasa yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina (N), verba (V), adjektiva (A), adverbia (Adv), numeralia (Num), preposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan pronominal (Pron). Dalam hal ini N, V, dan A merupakan kategori utama, sedangkan yang lain merupakan kategori tambahan.

Adapun peran sintaksis, (Chaer, 2012) mengungkapkan bahwa peran sintaksis pada umumnya disebut dengan istilah pelaku, penderita, penerima, tempat, waktu, perbandingan, alat, penghubung, perangkai, dan seruan. Sintaksis memiliki peran yaitu mempunyai kaitan dengan fungsi sintaksis yang ada dalam kalimat. Dalam hal ini sintaksis berperan dalam memberikan makna untuk masing-masing fungsi tersebut. Dan memberikan pengeretian keberadaan pada setiap fungsi sintaksis dalam kalimat yang dipakai untuk mendukung struktur fungsi.

Bisa disimpulkan bahwa hubungan diantara fungsi, kategori dan peran sebagai berikut;

~fungsi sintaksis yang merupakan “tempat kosong” bernama S,P,O,K, tidak memiliki arti. Lalu “tempat-tempat” tersebut nantinya akan diisi oleh kategori sintaksis dan akhirnya memiliki peran tertentu. Dan juga kategori sintaksis yang menjadi pengisi fungsi-fungsi tersebut memiliki peran masing-masing. Makabdari itu, ketiga hal tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dalam pencarian makna pada kalimat dan juga pada pembentukan kalimat.

RUJUKAN

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer,Abdul. 2012. Linguistik Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Verhaar, J.W. M. 1983. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.