Naskah lama Jawa abad 18 hingga abad 20 banyak menginterpretasi ulang kisah pewayangan dari masa Majapahit kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan kaidah-kaidah islam (Adisasmito, 2008: 55). Beberapa naskah yang diciptakan di abad tersebut tidak dapat dipisahkan dari pengaruh islam pada saat itu. Menurut Pemberton dalam bukunya yang berjudul Jawa (2003) sebagian naskah yang dibuat pada abad ini memuat tentang dampak budaya kolonialitas Belanda terhadap kebudayaan Jawa, khususnya pada naskah-naskah keratin Jawa (Surakarta dan Yogyakarta).
Salah satu bukti naskah pada abad 18 di Surakarta adalah adanya serat Menak terjemahan dan gubahan Yasadipura I dimana dalam serat tersebut menceritakan tentang terbunuhnya Paman Nabi Muhammad yang berperang melawan kaum kafir Quraisy (Arifin, 2013: 323). Serat ini muncul tahun 1715 M pada masa pemerintahan pakubuwana I. Selanjutnya pada masa pakubuwana II muncul serat dewa ruci terjemahan dari Bagus Banjar. Serat tersebut menceritakan tentang tasawuf yaitu cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah. Pada abad 19, naskah-naskah mulai bervariasi tidak hanya bernafaskan islam dan mistik Jawa tetapi terdapat juga pawukon, ajaran, seni dan sejarah (Sedyawati, 2001: 56). Salah satu bukti naskah pada masa ini adalah serat Wulang Reh. Wulang reh merupakan salah satu tulisan dari Pakubuwana IV yang masih dibaca sampai saat ini (Wiratama, 2021: 105). Dalam serat wulang reh ini menceritakan tentang ajaran untuk mencapai sesuatu. Ajaran tersebut berupa tembang yang berisi ajaran moral berlandaskan islam (Nurhayati, 2010: 43).
Referensi
Adisasmito. 2008. Komunikasi Visual dan Gaya Ilustrasi Naskah Lama di Jawa Periode 1800-1920. Jurnal Visual Art and Design, 2(1), 54-71.
Arifin, M. 2013. Ranggawarsita dan Kesusastraan Jawa Islam. Jurnal al-‘Adalah, 16(2), 319-330.
Nurhayati, E. 2010. Nilai-Nilai Moral Islam Dalam Serat Wulangreh. Jurnal Millah, 10(1), 43.
Pemberton, J. 2003. On the subject of “Java”. Yogyakarta: Meta bangsa.
Sedyawati, E., dkk. 2001. Sastra Jawa Suatu Tinjauan Umum. Jakarta: Balai Pustaka.
Wiratama, R. 2021. Pakubuwana IV sebagai Maecenas: Tinjauan Kritis Beberapa Teks Pengetan Sejarah Wayang. Jurnal Jumantara, 12(1), 103-123.