Bagaimana sih Terjadinya Penamaan pada Bahasa Indonesia? Yuk Kita Cari Tahu Bersama!


Halo kawan-kawan…

Bagaimana kabar kalian? Semoga senantiasa sehat ya….

Kawan- kawan udah tau belum apa itu semantik? Menurut Aminuddin (dalam Suwandi, 2011: 1) semantic berasal dari bahasa Yunani, yaitu sema yang berarti “tanda” atau “lambang” serta memiliki makna memaknai. Maka dari itu, semantic sering disebut sebagai studi bahasa tentang makna. Semantic sangat penting untuk kita pelajari sebagai pelengkap ilmu bahasa yang akan kita praktekkan di kehidupan sehari-hari. Semantik menelaah lambang-lambang yang menyatakan makna, hubungan satu makna dengan makna lain, dan pengaruhnya bagi manusia. Semantik juga bisa dibilang cabang dari ilmu linguistic yang fungsinya menelaah makna kata, perkembangannya, dan perubahan yang terjadi. Selain itu, semantik juga membahas bagaimana terjadinya penamaan pada bahasa Indonesia lho.

Menurut Chaer (2013: 43) penamaan adalah sebuah proses pelambangan suatu konsep yang mengacu pada sesuatu referen yang berada di luar bahasa. Terjadinya penamaan terbagi menjadi sembilan, antara lain berdasarkan peniruan bunyi, penyebutan bagian, penyebutan sifat khas, penemu/pembuat, tempat asal, bahan, keserupaan, pemendekan, dan penamaan baru. Kali ini kita akan membahas hanya dua cara terjadinya penamaan, yaitu penamaan berdasarkan tempat asal dan penamaan berdasarkan bahan. Menurut Sudaryat (2008: 59) penamaan berdasarkan tempat asal adalah pemberian nama pada suatu benda berdasarkan nama tempat asal benda tersebut. Misalnya, penamaan salah satu jenis harimau, yaitu harimau sumatera yang berasal dari nama Pulau sumatera, burung jalak bali berasal dari nama pulau Bali, piagam Jakarta yang berasal dari nama kota Jakarta, Sungai Bengawan Solo yang berasal dari nama kota Solo, mi aceh yang berasal dari nama kota aceh, dan prasasti kedukan bukit yang berasal dari nama kampung kedukan bukit di Palembang. Sedangkan, menurut Chaer (2013: 49) penamaan berdasarkan bahan adalah suatu benda yang namanya diambil dari nama bahan pokok benda tersebut dibuat. Misalnya, kacamata berasal dari bahan pokok kaca, uang kertas berasal dari bahan kertas, karung goni berasal dari bahan goni, tas kanvas berasal dari bahan kanvas, kain sutra berasal dari bahan kepompong ulat sutra, serta bahan kulit yang digunakan pada produk jaket kulit, sepatu kulit, dompet kulit,dan sebagainya.

Setelah diberikan penjelasan mengenai penamaan berdasarkan tempat asal dan penamaan berdasarkan bahan selanjutnya apa ya yang akan kita bahas?

Kita akan membahas persamaan danperbedaan dari penamaan berdasarkan tempat asal dan penamaan berdasarkan bahan. Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara keduanya, yaitu acuan yang digunakan untuk menentukan nama benda adalah tempat benda tersebut berasal dan bahan pembuat benda tersebut. Sedangkan persamaannya adalah keduanya memiliki suatu hal yang dijadikan sebagai acuan untuk memperoleh nama dari benda-benda tersebut, yaitu dari tempat asal dan bahan pembuatnya. Hal tersebut dapat memudahkan masyarakat atau orang awam untuk mengetahui dan mengingat nama-nama atau jenis dari benda-benda tersebut. Namun , ada beberapa kerancuan dari kedua jenis penamaan tersebut pada beberapa benda yang juga bisa membuat orang wam kebingungan. Pada penamaan berdasarkan tempat asal terjadi kerancuan, seperti buah jeruk bali memiliki nama bali padahal buah jeruk tersebut bukan berasal dari pulau bali tetapi buah asli Asia Selatan dan Tenggara, makanan bika ambon memiliki nama ambon padahal makanan tersebut bukan berasal dari kota ambon melainkan dari kota medan (Sumatera Utara), dan pisang ambon yang memiliki nama ambon padahal bukan berasal dari kota ambon melainkan diambil dari bahasa jawa yaitu ambon-ambon (bau-bauan). Lalu kerancuan pada penamaan berdasarkan bahan, contohnya bubur sumsum bernama sumsum dahal bahan yang dibuat bukan berasal dari sumsum tulang hewan namun dari tepung beras dan medali emas yang pembuatannya tidak sepenuhnya dari emas malah emas yang terkandung hanya 6 gram saja.

Dari penjelasan mulai dari pengertian, persamaan, dan perbedaan antara penamaan berdasarkan tempat asal dan penamaan berdasarkan bahan dapat disimpulkan bahwa semantik tidak hanya membahas makna secara umum tetapi juga secara khusus. Semantik merupakan ilmu bahasa yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Penamaan berdasarkan tempat asal dan penamaan bedasarkan bahan memiliki kebermanfaatan bagi manusia namun juga memiliki kelemahan, yaitu kerancuan yang terjadi pada beberapa nama benda. Pada penamaan berdasarkan tempat asal cenderung lebih banyak kerancuan yang dapat ditemukan daripada kerancuan pada penamaan berdasarkan bahan yang cenderung sulit ditemukan dan jumlahnya yang sedikit.

Referensi:

Aminuddin. 2008. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: sinar Baru Algensindo.

Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indnesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Erisa, E. 2020. Kajian Semantik Penamaan Dan Makna Nama Laundry di Sekitar Kampus Purwokerto (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Purwokerto).

Sudaryat, Yayat. 2014. Makna Dalam Wacana: Prinsip-Prinsip Semantik dan Pragmatik. Bandung: Yrma Widya.