Bagaimana Film Pengaruhi Persepsi Publik Terhadap Pandemi COVID-19

image (Sumber: fk.ui.ac.id)

Hiburan merupakan kebutuhan alamiah semua manusia. Adanya perkembangan teknologi membuat manusia menjadi lebih mudah menemukan hiburan dari media digital tanpa perlu pergi dari tempat tinggalnya. Salah satu yang paling sering dijumpai adalah tayangan film. Menonton film sering kali menjadi alternatif bagi orang-orang untuk mengisi waktu luang setelah beraktivitas seharian atau bahkan ada yang menjadikannya hobi. Menonton film juga bisa dilakukan dirumah tanpa perlu pergi ke bioskop. Apalagi ditengah wabah pandemi Covid-19 ini kita dilarang bepergian apabila tidak mendesak dan benar-benar perlu. Di era modern sekarang banyak sekali web, aplikasi maupun platform yang menyediakan banyak tayangan koleksi film yang dapat ditonton kapan saja baik yang gratis maupun berbayar. Namun dari hasil menonton tayangan film ini ternyata banyak mempengaruhi persepsi publik terhadap pandemi virus Covid-19 terutama dari film bertema penyebaran virus. Pengaruh apa sajakah itu? Sebelum itu, sudah seharusnya kita sebagai orang yang bijak mampu memilah apa yang patut kita ikuti dan yang harus dihindari.

Kemajuan teknologi sangatlah berpengaruh pada industri hiburan terutama dalam produksi film. Film sendiri adalah tayangan cerita berupa video yang diperankan oleh aktor maupun artis sesuai dengan alur yang telah ditulis oleh penulis cerita sesuai dengan arahan sutradara. Adanya film ini menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat terlebih lagi apabila cerita yang diangkat dalam film tersebut menarik bahkan menjadi inspirasi bagi penontonnya.

Covid-19 telah menjadi wabah baru dan menjadi kekhawatiran diseluruh dunia akan penyebarannya yang cukup cepat. Virus ini memiliki angka kematian yang tinggi seperti MERS dan SARS, namun gejala yang tidak terlihat membuatnya susah untuk dideteksi penyebarannya. Dimasa awal pandemi Covid-19 dimana semua orang diwajibkan melakukan karantina mandiri, masyarakat dilarang bepergian dari rumah. Berada dirumah saja dengan kegiatan yang hanya itu-itu saja pasti sangatlah membosankan untuk sebagian besar orang. Banyak dari mereka ingin pergi keluar untuk sekedar berekreasi atau mencari hawa baru namun tidak bisa karena adanya larangan. Untuk itu, banyak dari mereka memilih alternatif hiburan seperti menonton film contohnya. Ada banyak sekali film yang paling dicari di awal awal masa pandemi, dan kebanyakan film-film tersebut bercerita tentang penyebaran wabah dan virus. Beberapa orang penasaran bagaimana wabah berdampak pada kehidupan masyarakat. Meski banyak wabah yang diangkat cukup berlebihan, namun ada pula yang hampir mendekati keadaan dunia nyata. Terutama tentang dampak sikap masyarakat terhadap wabah, salah satunya panic buying.

Film Contaigon (2011) menjadi film yang paling banyak dicari bahkan menjadi perbincangan publik di masa awal pandemi. Virus MEV-1 yang diceritakan Contagion dianggap mirip dengan Covid-19. Bahkan, film ini disebut meramal datangnya Covid-19. (Liputan6.com, 2021). Dari film ini tak sedikit orang berspekulasi bahwa wabah pandemi virus Covid-19 telah direncanakan sebelumnya oleh pihak tertentu. Virus Covid-18 dianggap menjadi senjata biologis manusia guna mengurangi jumlah populasi manusia dan tak sedikit orang yang percaya akan spekulasi tersebut. Selain film Contaigon (2011) ada banyak film lain yang menjadi perbincangan publik misalnya Outbreak (1995), Flu (2013), Deranged (2012), dan masih banyak lagi. Film bertema kan zombie juga tak luput dari perhatian publik misalnya Train to Busan, World War Z, Resident Evil hingga ALIVE. Dari film film tersebut muncul kembali spekulasi yang bermacam-macam dari masyarakat yang cukup berdampak pada penanganan pandemi Covid-19. Spekulasi yang muncul misalnya adalah vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat mengandung alat pelacak yang mampu memantau setiap gerak gerik kita dan alat pembunuh setelah sekian tahun. Terakhir, bahkan muncul spekulasi tak masuk akal yang mengatakan bahwa orang yang disuntik vaksin akan menjadi mutan atau zombie. Spekulasi-spekulasi tersebut tentu saja sangat menghambat pemerintah dalam mendistribusikan vaksin sebagai salah satu langkah memutus rantai pandemi Covid-19.

Dengan kemajuan teknologi yang membuat kita lebih mudah dalam melakukan aktivitas terutama dalam hal rekreasi disini, seharusnya kita mampu mengambil langkah lebih bijak dalam pelaksanaannya. Kita diharapkan mampu menyaring segala informasi yang kita terima dari kemajuan teknologi tersebut bahkan pada tayangan film yang kita tonton sekalipun. Jangan mudah terbawa sesuatu yang belum tentu benar kenyataannya. Pastikan segala sesuatu yang belum tentu benar ditelusuri dahulu kebenarannya kemudian baru boleh kita percaya. Jangan sampai malah kita membantu menyebarkan informasi yang tidak benar tersebut yang mengakibatkan dampak buruk tanpa kita sadari.