Ayo Lebih Mengenal Artikula!

IMG_20210315_214257

Sang Ratu drama sepertinya akan memulai aksinya”

Para tamu undangan telah hadir dalam acara peresmian gedung baru”

Si Belang tidurnya sangat pulas”

Ayo! fokus fokus trulala! Coba perhatikan kata di atas yang telah diberi tanda miring!
Nah tampaknya kata itu sangat tidak asing bukan? Pasti kalian pernah menjumpainya. Namun apakah kalian sudah mengetahui dan paham tentang maksud kata tersebut? Yuk simak lebih lanjut!

Dalam bahasa Indonesia terdapat kata tugas yang terbagi menjadi lima yaitu preposisi, konjungtor, interjeksi, artikula, dan partikel penegas. Kali ini penulis akan mengulas lebih dalam mengenai artikula. Mungkin kalian akan bertanya-tanya “Apa sih yang dimaksud dengan artikula? Lalu contohnya seperti apa dan fungsinya untuk apa?”

Artikula sendiri merupakan kata tugas yang digunakan untuk membatasi makna nomina. Artikula terbagi mejadi tiga kelompok, yaitu : (1) artikula yang bersifat gelar, (2) artikula yang mengacu pada makna kelompok, dan (3) artikula yang menominalkan.

Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai tiga kelompok artikula.

1. Artikula yang Bersifat Gelar
Pada umumnya artikula yang bersifat gelar berkaitan dengan orang atau hal yang dianggap mempunyai martabat. Terdapat empat jenis artikula yang bersifat gelar, diantaranya :
a. sang
digunakan untuk manusia atau benda yang unik dengan tujuan meninggikan martabatnya, kadang juga dipakai untuk bahan gurauan atau sindiran.
Contoh : Sang Saka Merah Putih tampak berkibar dengan gagahnya di seluruh tanah air Indonesia,
b. sri digunakan untuk untuk manusia yang mempunyai martabat yang tinggi dalam keagamaan atau kerajaan.
Contoh : Sri Baginda memerintahkan semua menteri untuk berkumpul di ruang rapat kerajaan,
c. hang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat khususnya pada laki-laki dan pemakaiannya terbatas, biasanya ada pada nama tokoh dalam cerita sastra lama. Contoh : Hang Tuah dikenal sebagai sosok yang ramah dan bijaksana,
d. dang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat khususnya pada wanita dan pemakaiannya terbatas, biasanya ada pada nama tokoh dalam cerita sastra lama. Contoh : Dang Sumbi mempunyai kecantikan nan rupawan.

2. Artikula yang Mengacu pada Makna Kelompok
Artikula yang mengacu pada makna kelompok adalah para. Dalam pemakaiannya, artikula mengisyaratkan ketidaktunggalan, nomina yang diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Misalnya digunakan untuk menyatakan kelompok dokter sebagai kesatuan, bentuk yang dipakai adalah para dokter dan bukan para dokter-dokter. Para pada umumnya dipakai untuk menegaskan makna kelompok bagi manusia yang memiliki kesamaan sifat tertentu, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan atau kedudukan. Dengan demikian, diperoleh bentuk seperti para dosen, para pejabat, dan para pahlawan. Akan tetapi, terdapat bentuk yang tidak digunakan, yaitu seperti para anak, para orang, dan para manusia.

3. Artikula yang Menominalkan
Ada artikula yang bersifat gelar, artikula yang mengacu pada makna kelompok, dan yang terakhir artikula yang menominalkan. Artikula yang menominalkan yaitu si dan yang. Artikula si dipakai untuk mengiringi nama orang, membentuk nomina dari adjektiva atau verba, dan dalam bahasa yang tidak formal digunakan
untuk mengiringi pronomina dia. Selain itu, Artikula si juga dipakai untuk menunjukkan perasaan negatif pembicara mengenai orang yang dirujuknya.

Berikut adalah ikhtisar pemakaian artikula si yang penulis kutip dari buku “Tata Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat” :

  1. digunakan di depan nama diri pada ragam akrab atau kurang hormat.
    Contoh : si Putri; si Haikal; si Adnan,
  2. diletakkan di depan kata dengan tujuan mengkhususkan orang yang melakukan sesuatu.
    Contoh : si penerima; si penjual,
  3. diletakkan di depan nomina untuk dipakai sebagai timangan, panggilan, ejekan bagi orang, atau sebutan untuk binatang yang memiliki sifat atau ciri yang disebutkan.
    Contoh : si manis; si hitam,
  4. dalam bentuk verba yang menandakan dirinya menjadi bersifat tertentu.
    Contoh : bersicepat; bersitumpu,
  5. pada berbagai nama tumbuhan dan binatang.
    Contoh : sibusuk; sidingin; simalakama; siamang; sikudomba.

Sedangkan kata yang mempunyai fungsi ganda dalam sintaksis. Sebagai artikula,
kata yang membentuk frasa nominal dari verba, adjektiva, atau kelas kata lain yang bersifat takrif atau definit. Contoh : yang datang; yang lembut; yang kedua; yang itu.

Bagaimana penjelasan mengenai artikula di atas? Apakah dapat dimengerti? Penulis harap penjelasan mengenai artikula bisa dipahami dengan baik. Jika ada kritik dan saran, penulis persilahkan. Terima kasih.

Referensi :
Anton M. Moeliono, & dkk. (2017). TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Hasan Alwi, & dkk (2003). TATA BAHASA BAKU INDONESIA Edisi Ketiga . Jakarta: Balai Pustaka.