Asyiknya Mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Tidar

Kartika Devi Nur Aisyah
Selasa, 14 November 2023 | 16.55 WIB

Pertukaran Mahasiswa Merdeka atau PMM merupakan salah satu program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Program ini termasuk dalam salah satu cabang dari program kampus merdeka yang sudah tiga kali berjalan. Program PMM ini diperuntukkan untuk seluruh mahasiswa baik S1 ataupun D3 di seluruh Indonesia baik dari universitas negeri maupun swasta dengan tujuan agar mahasiswa dapat merasakan belajar di kampus lain selama 1 semester. Persyaratan untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka pun, tidak begitu rumit. Cukup mengisi formulir pendaftaran, memiliki sifat izin orang tua, surat izin universitas, sudah vaksin tahap 3, memiliki IPK minimal 2,8 dan masih ada beberapa hal. Selain itu, mahasiswa hanya diberi 1 kali tes wawasan bernama “Survey Kebhinekaan” yang mana dalam tes tersebut mahasiswa akan di uji mengenai hal-hal yang bersifat sosial dan penalaran. Benefit pada program pertukaran mahasiswa merdeka ini sangat menguntungkan bagi mahasiswa yang mengikuti, selain dapat menambah relasi dengan sesama mahasiswa di penjuru Indonesia, pengalaman, kesempatan berkunjung di tempat- tempat wisata menarik secara gratis, namun mahasiswa juga dapat merasakan naik pesawat secara gratis, mendapat bantuan dari pemerintah berupa biaya hidup sebesar Rp 1.200.000 setiap bulannya, Rp 150.000 untuk biaya BPJS kesehatan setiap bulan, dan potongan UKT Rp 2.400.000. Tak hanya itu mahasiswa juga dapat belajar mengenai kebudayaan yang terdapat di universitas tujuan mereka, kegiatan tersebut bernama Modul Nusantara.

Begitu pula dengan Johannesh Pergaulan Nainggolan, mahasiswa Universitas Jambi yang berasal dari Medan dan kini sedang menempuh semester 3 program studi Ilmu Hukum. Joo, saat ini mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 3 di Universitas Tidar. Hal yang mendasari ia memilih Universitas Tidar sebagai universitas tujuannya karena berdasarkan apa yang telah ia searching sebelumnya, ia merasa di Magelang damai dan nyaman. Ditambah lagi, masyarakat Jawa yang terkenal akan keramahannya. Serta, mata kuliah di Universitas Tidar yang sangat mirip dengan universitas asalnya. Joo juga mengatakan bahwa ia merasa nyaman berada di Universitas Tidar karena pengajar/ dosen tidak membeda-bedakan antara mahasiswa asli dengan mahasiswa pendatang, hanya saja cara pengambilan nilai di Universitas Tidar berbeda dengan universitas asalnya, “jika di Universitas Tidar kan nilai tertinggi diambil dari tugas PJBL, sedangkan di universitas asal saya nilai tertinggi diambil dari ujian akhir.” Tutur Joo. Saat awal ia berada di Magelang, Joo sempat mengalami culture shock dalam segi bahasa, karena di tempat asalnya, masyarakat di sana berbicara dengan keras dan cepat sedangkan disini masyarakatnya lemah lembut hingga kadang merasa harus lebih sabar jika mendengarkan masyarakat sini berbicara. Selain itu, culture shock yang ia alami ialah dari segi makanan, karena Joo menganggap makanan di Magelang manis-manis sedangkan di tempat asalnya, tidak ada makanan manis.

Meski demikian, ia tak ambil pusing dengan hal tersebut karena banyak mahasiswa asli Universitas Tidar yang sangat ramah dan mau membantunya. Ditambah, Modul Nusantara yang dilakukan hampir setiap Sabtu/ Minggu untuk seluruh mahasiswa PMM yang sangat membantu dalam menyegarkan pikirannya. Sebanyak 31 mahasiswa PMM 3 yang berasal dari Sabang sampai Merauke yang saat ini berada di Universitas Tidar, telah melakukan banyak kunjungan ke destinasi wisata seperti, Museum Akademi Militer, Candi Prambanan, Candi Borobudur, Pasar Beringharjo, Membuat Gerabah, Malioboro, Pingal Art, Silancur Highland.
Joo memberikan satu pesan ucapan untuk Universitas Tidar, “Terima kasih, sudah bersedia memberi saya ruang untuk berpengalaman. Semoga Universitas Tidar semakin dikenal karena memang di dalamnya banyak hal-hal luar biasa.”