Artikula: Si Kata Sandang

“Tuh, lihat kelakuan si Soni. Bikin sebal saja.”

“Horee, jam kosong. Para guru sedang rapat”

“Lihat, sang legenda basket, Michael Jordan ada di koran”

Beberapa contoh kalimat di atas secara tidak langsung kerap kali kita dengar sehari-hari. Secara tidak sadar kita kerap kali menggunakan Artikula atau kerap disebut sebagai kata sandang. Masih bertanya-tanya yang mana saja Artikula? Itu loh kata depan seperti si, para, dan sang. Nah itu dia yang namanya Artikula. Apa? Kalian belum tau kalau itu namanya Artikula? Mari sini berkumpul dalam forum ini. Kali ini penulis akan membahas mengenai Artikula. Boleh disimak baik-baik sembari menikmati camilan. Kenapa harus menyimak sih? Ya agar kalian tahu menahu mengenai si Artikula. Masa sudah sering menggunakannya tapi ngga mengenalnya. Baik langsung saja disimak.

Alwi, dkk (2003 : 304) berpendapat bahwa artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina. Dalam hal ini artikula berfungsi sebagai batasan dari makna nomina. Pemberian artikula atau kata sandang berguna untuk membatasi makna-makna nomina umum. Pembatasan tersebut digunakan di awal kata. Begitulah kira-kira pengertian dari artikula. Selanjutnya, mari kita bahas lebih lanjut. Tidak hanya manusia, artikula juga memiliki kelompok. Ada 3 kelompok artikula, yaitu yang bersifat gelar, yang mengacu pada makna, dan yang menominalkan. Yuk kita kupas kelompok artikula satu persatu.

Artikula yang bersifat gelar berhubungan dengan orang atau hal yang memiliki kedudukan yang tinggi. Jenis artikula yang bersifat gelar sebagai berikut :

  1. Sang : biasanya digunakan untuk menyebut orang atau benda yang dianggap hebat atau tinggi. Namun, sang juga bisa digunakan untuk kata yang bersifat sindiran.
  2. Sri : biasanya digunakan untuk menyebut orang yang berkedudukan tinggi dalam keagamaan atau kerajaan.
  3. Hang : penggunaan yang terbatas. Biasanya untuk nama tokoh laki-laki yang dihormati dalam cerita sastra lama.
  4. Dang : penggunaan yang terbatas. Biasanya untuk nama tokoh wanita yang dihormati dalam cerita sastra lama.

Kemudian ada artikula yang mengacu ke makna kelompok. Penggunaan artikula ini untuk mengerucut ke makna kelompok atau makna kolektif. Artikula yang digunakan adalah para. Para digunakan untuk menjelaskan dan mengelompokkan sesuatu dengan kecenderungan yang sama. Dalam hal ini, kesamaan profesi atau kedudukan kerap kali dikelompokkan menggunakan artikula para. Sebagai contoh seperti potongan dialog di atas, yaitu “Horee, jam kosong. Para guru sedang rapat”.

Terakhir ada artikula yang menominalkan. Artikula si yang menominalkan mengacu pada makna tunggal atau generik. Hal tersebut juga berdasarkan pada konteks kalimatnya. Artikula si biasanya diikuti dengan nama orang, membentuk nomina dari adjektiva atau verba, dan untuk mengiringi pronomina dia dalam konteks tak formal. Namun, artikula si juga bisa digunakan sebagai pernyataan tak suka terhadap sesuatu atau seseorang. Contohnya seperti dialog di atas, yaitu “Tuh, lihat kelakuan si Soni. Bikin sebal saja.”. Nah, masih ada satu lagi nih. Kata yang juga dapat dimasukkan ke dalam artikula yang menominalkan. Kenapa bisa begitu? Karena kata yang merupakan artikula yang membentuk frasa nominal dari verba, adjektiva, atau kelas kata lain. Kata yang bersifat definit.

Selesai sudah pembahasan kali ini mengenai artikula. Seru kan belajar mengenai hal baru setiap harinya?. Saya selaku penulis berterima kasih karena kalian sudah membacanya hingga akhir. Semoga apa yang saya tulis dapat menjadi ilmu yang bermanfaat untuk kalian. Maaf jika dalam penulisan masih banyak yang salah. Sampai berjumpa lagi!