Arti Kesenian Tayub Grobogan dan Rangkaian Upacaranya

Kesenian Tayub Grobogan merupakan salah satu Kesenian yang ada di Jawa. Kesenian tayub sudah ada pada zaman Jawa Kuna. Kata tayub berasal dari kata ’tata’ yang berarti teratur dan ’guyub ’ yang berarti bersatu atau rukun. Sehingga Tayub memiliki arti tarian yang menimbulkan kerukunan.

Sebenarnya tayub dahulu sebagai bagian dari rangkaian upacara yang bersifat religius, yaitu sebagai permohonan keselamatan kepada Tuhan dan sebagai ucapan rasa syukur. Namun sekarang tayub lebih dikenal sebagai tarian untuk hiburan di sebuah acara.

Tayub Grobogan berfungsi sebagai pengisi upacara jumenengan, pemberangkatan panglima ke medan perang, dan lain-lain. Tayub juga biasa dianggap sakral tetapi sekarang biasa sebagai tari pergaulan atau kesenangan.

Tayub lazimnya di tarikan oleh sepasang pria dan wanita. Wanita yang menari tayub biasa disebut sebagai ledek. Tayub diiringi oleh musik gamelan Jawa dan juga lagu Jawa. Kostum ledek yang digunakan yaitu kain kemben dan menggunakan selendang atau sampur untuk menari. Untuk penari pria biasanya hanya bermodal selendang saja.

Waktu untuk tari tayub biasanya identik dengan malam hari, antara pukul sembilan malam sampai pukul tiga pagi. Namun seiring berkembangnya zaman tari tayub biasa ditinggalkan oleh anak muda, akan tetapi untuk orang tua biasanya masih menyukai tari tayub. Karena hal negatif lah yang membuat tayub mulai ditinggal oleh sebagian orang.

Seseorang jika mendengar tayub biasanya identik dengan alkohol atau mabuk. Hal itulah yang harus ditinggal supaya tayub bisa kembali diterima oleh masyarakat dengan baik.