Apresiasi Karya Sastra Novel "5 CM" karya Donny Dhirgantara Melalui Pendekatan Objektif

Penulis : Fina Damayanti, Roni Setiawan, Syahla Ayu Yasinta, Tyas Kusuma Dewi, Vita Titania, Yasmine Noerma.

Apresiasi Karya Sastra Novel Berjudul “5 CM” karya Donny Dhirgantara.

Novel 5 cm ini mengisahkan tentang persahabatan lima orang anak muda yang menjalin persahabatan sekitar tujuh tahun, mereka diantaranya mempunyai nama Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta. Mereka merupakan sahabat yang kompak, mempunyai obsesi dan mimpi masing-masing, mereka juga sering mengabiskan waktu Bersama. Karena jenuh bertemu setiap saat, akhirnya Genta mengusulkan bahwa mereka harus menyembunyikan diri satu sama lain dan tidak boleh berkomunikasi satu sama lain. Bukan untuk selamanya, tapi untuk tiga bulan saja. Dia mengusulkan bahwa dengan begini, setiap orang akan punya cukup waktu untuk fokus membenahi diri dan mengejar cita-cita pribadi, karenaselama ini mereka selalu bergantung satu sama lain.

Penulis akan mengapresiasi karya sastra novel berjudul “5 Cm” menggunakan pendekatan objektif, yang mana pendekatan objektif adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan. Dan dalam pengertian lain, pendekatan objektif merupakan pendekatan yang mengutamakan penyelidikan karya sastra yang berdasarkan pada kenyataan teks sastra itu sendiri meliputi unsur intrinsik dan unsur ekstriksik.
Awalnya ide gila Genta ditentang oleh Riani, tapi akhirnya mereka semua setuju karena usul Genta ada masuk akalnya. Ian, misalnya, sampai saat ini belum juga menyelesaikan tugas akhirnya. Mereka percaya memisahkan diri satu sama lain akan memberikan ruang dan waktu bagi mereka untuk fokus mengejar target yang sudah lama mereka ingin gapai.
Selama tiga bulan berlangsung, banyak yang berubah. Ian mulai memfokuskan diri untuk menyelesaikan skripsinya. Genta juga semakin fokus dengan Event Organizer yang dia tangani sleama ini. Riani fokus bekerja, Zafran semakin mendalami ilmu sastranya, dan Arial mulai fokus mencari kekasih hatinya.

Tiga bulan pun berlalu dan inilah saatnya mereka bertemu kembali dengan sahabat-sahabat terbaiknya. Semua perpisahan dan pertemuan mereka ditur oleh Genta. Tanggal dan titik temu juga sudah diatur oleh Genta. Dia juga memberi instruksi kepada teman-temannya untuk membawa beberapa perlengkapan untuk pertemuan mereka, tapi dia tidak membocorkan kemana mereka akan pergi. Mereka pun bertemu kembali sambil melepas rindu di Stasiun Senen, lalu dengan kereta Matarmaja mereka bergerak ke Stasiun Malang. Di dalam kereta, Genta membocorkan rencanaya yakni ingin mengajak mereka mendaki puncak tertinggi di Pulau Jawa, yakni Puncak Mahameru.

Setibanya di kaki Mahameru, mereka berlima merasakan keindahan yang dianugerahkan Sang Pencipta. Pendakian dimulai dari Ranu Pane, Ranu kumbolo, padang ilalang, melewati padang edelweis, Kalimati, Arcopodo, mereka juga harus bertahan di antara hujan batu saat puncak Mahameru sudah semakin dekat. Dalam pendakian mereka mengalami banyak masalah, kekurangan air minum, kondisi cuaca yang panas, kondisi fisik yang mulai menurun, juga kecelakaan saat pendakian menyebabkan para tokoh terluka. Keyakinan lima tokoh dan keinginan untuk terus berjuang dan tidak berputus asa akhirnya membawa mereka mencapai tanah tertinggi di pulau Jawa, Mahameru. Keyakinan dan tekad mereka telah mengalahkan segalanya. Mimpi mereka untuk menginjak tanah Mahameru telah menjadi kenyataan, semuanya berawal dari mimpi dan usaha yang tak kenal lelah. keajaiban tekad dan doa telah mengalahkan apapun hari itu. Setiap kali mereka ingin mencapai sesuatu mereka terus mengatakan pada diri mereka bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu, orang itu hanya harus mempercayainya, terus berusaha bangkit dari kegagalan, jangan pernah menyerah, dan letakkan keyakinan itu menggantung, mengambang 5 cm di depan kening.

Kisah perjuangan menuju puncak Mahameru juga dibumbui kisah cinta. Muncul konflik batin ketika masing-masing tokoh memendam perasaan cinta satu sama lain. Ketika lima tokoh bermalam di Ranu Kumbolo, Genta mengungkapkan rasa cintanya pada Riani salah satu sahabatnya. Namun Riani justru menyukai Zafran. Dan Zafran masih memendam perasaan pada Arinda, adik kembar Arial. Di sisi lain Arinda pun diam-diam memendam cinta untuk Genta. Mereka pun menyadari bahwa cinta ternyata bukan untuk Genta, bukan untuk Riani, bukan untuk Zafran. Cinta memang ada untuk diungkapkan sebagai sebuah jembatan baru ke pelajaran-pelajaran kehidupan manusia selanjutnya. Sebuah cinta memang harus diungkapkan karena tidak pernah ada cinta yang disembunyikan, kecuali oleh seseorang yang terlalu mencintai dirinya sendiri.

Sepuluh tahun setelah mereka melakukan pendakian ke Mahameru, masingmasing tokoh telah memiliki pasangan hidup. Tetapi mereka tidak pernah bisa melupakan pengalaman ketika mendaki Mahameru, yang membuat mereka menjadi manusia-manusia yang berani bermimpi.

Berdasarkan sinopsis novel berjudul “5 Cm” karya Donny Dhirgantara maka kita dapat menganalisis bahwa dalam Novel “5 Cm” ini mengangkat tema tentang persahabatan yang abadi. Kenyataannya, dalam hidup persabahatan menjadi suatu hal yang penting untuk dijadikan sebagai motivasi tercapainya tujuan hidup. Hal ini terdapat dalam cuplikan sebagai berikut:
“Keempat sahabat ini memang punya kesamaan, nggak mau ngomongin orang, apalagi teman sendiri, apalagi kalo orangnya nggak ada di situ, apalagi kejelakan orang yang diomongin. Mereka sangat anti.” (hlm. 41)
“Bila nanti kita tua dan hidup masing-masing ingatlah hari ini.” (hlm.257)

Kemudian untuk penokohan sendiri, Novel “5 Cm” karya Dony Dhirgantoro terdiri dari tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah Genta, sedangkan tokoh tambahan adalah Zafran, Riani, Ian, dan Arial. Yang mana Genta menjadi tokoh utama pada novel 5 cm. Genta digambarkan menjadi tokoh utama karena tokoh Genta yang ada didalam novel ini mendominasi seluruh cerita dari peristiwa yang dipaparkan oleh pengarang. Tokoh Genta merupakan tokoh protagonis karena dia menggambarkan sebagai seorang laki-laki yang mempunyai sifat pemimpin, sopan, pintar, dan menghargai wanita, kemudian Zafran adalah tokoh kedua yang berada dalam novel 5 cm. Selanjutnya adalah Zafran yang menjadi tokoh protagonis karena dia diklasifikasikan sebagai orang yang lucu, jujur, apa adanya, dan penyayang. Tokoh Arial adalah tokoh protagonis karena dia merupakan tooh yang taat dengan peraturan dan ramah. Arial merupakan tokoh yang berwatak pipih karena dia tidak mengalami perubahan perwatakan pada cerita ini.

Secara fisiologis, Arial digambarkan sebagai laki-laki yang memiliki wajah tampan dengan kulitnya yang hitam, Arial juga memiliki tinggi badan dan berat badan yang sempurna. Arial suka mengenakan pakaian yang rapi, dia suka memakai kemeja dan sepatu basket yang membuatnya tampak lebih sporty. Berikut cuplikannya.
“ Arial adalan sosok paling ganteng di anatara mereka. Arial yang satu ini pastinya adalah Arial kontrol B alias blod dan Arial black karena badannya gede dan kulitnya item (halaman 6)”.
“ Arial tingi dan gede, pokoknya sporty deh, Arial juga selalu rapi (halaman 7)”. Tokoh lain yang berperan dalam novel 5 cm adalah Ian. Tokoh Ian menjadi tokoh protagonis karena dia diklasifikasikan sebagai orang yang jujur, baik hati, dan sabar. Dan Tokoh lain yang berperan penting dalam pengembangan cerita didalam novel 5 cm adalah Riani. Tokoh Riani adalah tokoh protagonis karena dia mempunyai karakter yang baik, ramah, pintar, dan kreatif. Riani juga memiliki watak pipih karena Riani tidak mengalami perubahan perwatakan dalam cerita yang ini.

Penggunaan latar waktu dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro mengacu pada terjadinya peristiwa-peristiwa yang ada dalam novel tersebut. Latar waktu dalam novel tersebut terjadi selama 14 tahun lamanya, yaitu tahun 1998 sampai dengan tahun 2012. Walaupun dalam novel tidak menyebutkan tahun terjadinya peristiwa secara lebih jelas, namun ada tanda-tanda yang terjadinya peristiwa yang terjadi pada tahun 1998 sampai 2012. Dalam novel 5cm latar tempat yang digunakan adalah rumah Arial. Rumah arial ini merupakan tempat tongkrongan dari Genta dan teman-temannya. Rumah Arial ini mereka beri nama dengan Secret Garden. Latar tempat yang digunakan dalam novel ini digambarkan sebagai berikut :
Secret Garden merupakan tempat favorit mereka berkumpul. Daun-daun dengan bulir air yang melekat sehabis hujan dengan lampu taman yang kekuningan membuat suasana Secret Garden semakin merona dan sepasukan bintang pun menemani obrolan mereka. Bau tanah yang basah pun hinggap di penciuman mereka (hlm.33).

Dalam novel 5 Kehidupan yang digambarkan di dalam novel adalah kehidupan sosial yang terjadi pada masyarakat modern yang telah terpengaruh oleh budaya konsumerisme dan budaya individualitas, karena interaksi dengan masyarakat luar kurang. hal ini dibuktikan dengan :
“Mungkin kita emang harus ngeliat dunia lain di luar tongkrongan kita dulu, jangan berlima melulu kemana-mana,” Kalimat Zafran tentang Plato barusan menyentakkan keapa adaannya diri Arial (hlm.61).

Dalam novel 5cm ini, sudut pandang yang digunakkan penulis adalah orang ketiga serba tahu, dimana penulis bertindak sebagai sutradara yang mengetahui segala perasaan maupun konflik batin yang dialami para tokoh. hal ini dapat dilihat dari salah satu penggalan teks nya:
“Batin Riani pun angkat bicara, Genta… Genta… Genta emang yang paling Riani buat Riani…” (hal.28).

Amanat yang dapat kita ambil dari novel berjudul “5 Cm” ini adalah
“Tetap semangat dalam menggapai cita-cita. Jika seseorang ingin sukses, gantungkanlah citacita 5 cm di depan kening kita, agar cita-cita itu tidak lepas dari pandangan mata kita. Dengan begitu, kita akan tetap optimis untuk menggapai cita-cita tersebut”.

Dan analisis yang terakhir adalah analisis gaya bahasa, yang mana gaya bahasa yang digunakan dalam Novel “5 Cm” adalah gaya bahasa persamaan atau simile, gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa alusi, gaya bahasa eponim, gaya bahasa metomonia, gaya bahasa antonomasia, gaya bahasa hipalase, gaya bahasa ironi, sinisme, sarkasme, gaya bahasa satire, gaya bahasa antifrasis,

DAFTAR PUSTAKA
Abrams, M.H. 1971. A Glossary of Literary Term. New York: Holt, Rinehart and
Wiston.
Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang : Sinar Baru.
Akbar, S. (2012). Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan dalam Novel Tuan Guru Karya Salman Faris. UNS (Sebelas Maret University).
Andriyani, S. (2017). Unsur Intrinsik Novel 5cm Karya Donny Dhirgantoro. Unsur Intrisnik Novel 5cm Karya Donny Dhirgantoro.
II, B. A. B. (2014). A. Pengertian Novel.
Rahman, A. (2016). Ekranisasi Novel 5 cm Karya Donny Dirgantoro Terhadap Film 5 cm Karya Rizal Mantovani dan Implikasinya Pada Pembelajaran Sastra di SMA. Universitas Mataram.
Wakti, H. (2013). Kritik Ekspresif dan Objektif Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Relevasinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA. Universitas Mataram.